Tata Cara Penghitungan KPLN Kredit Pajak Luar Negeri

114 3. Baik yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari luar Indonesia. Menunjukkan bahwa penghasilan yang dikenakan pajak itu meliputi penghasilan yang didapat dari manapun juga, baik yang berasal dari sumber-sumber di Indonesia maupun dari sumber-sumber di luar Indonesia. Dari Pasal 26 Undang-Undang PPh kita mengetahui bahwa Subjek Pajak luar negeri mempunyai kewajiban pajak objektif yang terbatas. Dengan demikian, yang kewajiban pajak objektifnya meliputi world wide income adalah Subjek Pajak dalam negeri. 4. Yang dipakai untuk konsumsi maupun yang dipakai untuk membeli tambahan harta. Merupakan cara menghitung atau mengukur besarnya penghasilan yang dikenakan pajak itu, yaitu sebagai hasil penjumlahan seluruh pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dan sisanya yang ditabung menjadi kekayaan Wajib Pajak, termasuk yang dipakai membeli harta sebagai investasi investasi disini adalah penggunaan tabungan Wajib Pajak untuk mengembangkan harta Wajib Pajak, seperti dibelikan saham untuk memperoleh dividend an capital gains atau dibelikan tanah yang dapat memberikan sewa dan juga capital gains. 5. Dengan nama dan dalam bentuk apapun juga. Unsur ini mensyaratkan, bahwa dalam penentuan ada tidaknya penghasilan yang dikenakan pajak dan kalau ada berapa besarnya penghasilan itu, maka yang menentukan bukan nama yang diberikan oleh Wajib Pajak dan juga bukan bergantung kepada bentuk yuridis yang dipakai oleh Wajib Pajak, melainkan yang paling menentukan adalah hakekat ekonomis yang sebenarnya disebut the Substance- Over-Form Principle, yang berarti bahwa hakekat ekonomis adalah lebih penting daripada bentuk formal yang dipakai. Menurut Mansury, 2002 penghasilan yang dikenakan pajak adalah world wide income, meliputi penghasilan yang didapat di manapun juga, baik yang berasal dari sumber-sumber di Indonesia maupun dari sumber-sumber di luar Indonesia.

C. Tata Cara Penghitungan KPLN Kredit Pajak Luar Negeri

Pasal 24 Undang-Undang PPh dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 164KMK.032002 tentang Kredit Pajak Luar Negeri, mengatur antara lain: 115 1. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterimadiperoleh WP dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-Undang PPh dalam tahun pajak yang sama. Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak. Contoh: PT A di Indonesia merupakan pemegang saham tunggal dari Z Inc. di Negara X. Z Inc. tersebut dalam tahun 1995 memperoleh keuntungan sebesar US100,000.00. Pajak Penghasilan yang berlaku di negara X adalah 48 dan Pajak Dividen adalah 38. Penghitungan pajak atas dividen tersebut adalah sebagai berikut: Keuntungan Z Inc US 100,000.00 PPh Corporate income tax atas Z Inc. : 48 US 48,000.00 - US 52,000.00 Pajak atas dividen 38 US 19,760.00 - Dividen yang dikirim ke Indonesia US 32,240.00 a. Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap seluruh Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A adalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, dalam contoh di atas yaitu jumlah sebesar US19,760.00. b. Pajak Penghasilan Corporate income tax atas Z Inc. sebesar US48,000.00 tidak dapat dikreditkan terhadap Pajak Penghasilan yang terutang atas PT A, karena pajak sebesar US48,000.00 tersebut tidak dikenakan langsung atas penghasilan yang diterima atau diperoleh PT A dari luar negeri, melainkan pajak yang dikenakan atas keuntungan Z Inc. di negara X. 2. Besarnya KPLN adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi jumlah tertentu, yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan dari luar negeri terhadap Penghasilan Kena Pajak 24 dikalikan dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sama dengan pajak yang terutang atas Penghasilan Kena Pajak dalam hal Penghasilan Kena Pajak lebih kecil dari penghasilan luar negeri. 116 Rumus KPLN: KPLN = Penghasilan dari Luar Negeri x PPh Terutang Penghasilan Kena Pajak 3. Dalam hal penghasilan yang diterimadiperoleh di luar negeri berasal dari beberapa negara, maka penghitungan KPLN berdasarkan formula tersebut dilakukan untuk masing-masing negara ordinary credit per country basis. 4. Kerugian yang diderita di luar negeri tidak boleh digabungkan dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak. 5. Dalam hal jumlah Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri melebihi jumlah KPLN yang diperkenankan, maka kelebihan tersebut tidak dapat diperhitungkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang tahun berikutnya, tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau pengurang penghasilan, dan tidak dapat dimintakan restitusi. 6. Apabila terjadi pengurangan atau pengembalian pajak atas penghasilan yang dibayar di luar negeri, sehingga besarnya pajak yang dapat dikreditkan di Indonesia menjadi lebih kecil dari besarnya perhitungan semula, maka selisihnya ditambahkan pada Pajak Penghasilan yang terutang menurut Undang-undang Pajak Penghasilan. Misalnya, dalam tahun 2010, Wajib Pajak mendapat pengurangan pajak atas penghasilan luar negeri tahun pajak 2009 sebesar Rp5.000.000,00 yang semula telah termasuk dalam jumlah pajak yang dikreditkan terhadap pajak yang terutang untuk tahun pajak 2009, maka jumlah sebesar Rp5.000.000,00 tersebut ditambahkan pada Pajak Penghasilan yang terutang dalam tahun pajak 2010.

D. Studi Kasus KPLN Contoh: