105
kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar statuter yang dilakukan secara sah.
8. Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai penebusan tanda-tanda laba tersebut.
9. Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi. 10. Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis.
11. Pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi. 12. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang
dibebankan sebagai biaya perusahaan. Dalam praktek sering dijumpai pembagian atau pembayaran dividen secara
terselubung, misalnya dalam hal pemegang saham yang telah menyetor penuh modalnya dan memberikan pinjaman kepada perseroan dengan imbalan bunga yang
melebihi kewajaran. Apabila terjadi hal yang demikian maka selisih lebih antara bunga yang dibayarkan dan tingkat bunga yang berlaku di pasar, diperlakukan sebagai
dividen. Bagian bunga yang diperlakukan sebagai dividen tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya oleh perseroan yang bersangkutan.
F. Sewa
Gambar 15: Peta Konsep Aspek Pajak Penghasilan atas Sewa
SEW A
SEWA dan Penghasilan Lain
sehubungan dengan PENGGUNAAN
HARTA SEWA
TANAH danatau BANGUNAN
OPERATING LEASE
Sewa Guna Usaha
FINANCE LEASE Sewa Guna
Usaha DENGANHak
Dipotong PPh Pasal
23 TIDAK
Dipotong PPh Pasal
23 Objek PPh
Final Pasal
4 ayat 2
106
G. Bunga
Gambar 16: Peta Konsep Aspek Pajak Penghasilan atas Bunga
H. Hadiah
Gambar 17: Peta Konsep Aspek Pajak Penghasilan atas Hadiah
BUNG A
TIDAK Dipotong
PPh Pasal 23
Objek PPh Final
Pasal 4 ayat Objek
PPh Pasal 23
Bunga yang dibayar atau terutang kepada Bank Bunga yang dibayar atau terutang kepada badan
usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman
danatau pembiayaan
Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia
Bunga Simpanan yang Dibayarkan oleh Koperasi kepada Anggota Koperasi Orang
Pribadi
Bunga Obligasi Diskonto Surat Perbendaharaan Negara
Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
HADIAH dan PENGHARGAA
N HADIAH sehubungan
dengan PEKERJAAN, JASA, dan KEGIATAN
HADIAH UNDIAN
HADIAH atau PENGHARGAAN
PERLOMBAAN PENGHARGAAN
HADIAH LANGSUNG dalam PENJUALAN
barang atau jasa, dengan syarat:
Diberikan kepada semua pembeli atau
konsumen akhir tanpa diundi, dan
Hadiah tersebut diterima langsung
oleh konsumen akhir pada saat pembelian
PPh FINAL Pasal 4 ayat
2 PPh Pasal 21
PPh Pasal 23
PPh Pasal 26
Dikecualikan dari Objek
PPh Penerima:
WP OP Dalam Negeri
Penerima:
WP BADAN dan BUT
Penerima: WP Luar Negeri
107
I. Penyetoran dan Pelaporan Pemotongan PPh Pasal 23
J. Studi Kasus PPh Pasal 23 Contoh:
Dalam rangka peningkatan pemahaman para pegawai tentang filosofi dan budaya perusahaan, PT Gajah Makmur mengadakan pelatihan yang diikuti oleh 50 orang
pegawai dari bagian produksi selama 1 hari dengan menyewa meeting room Hotel Menara Jaya yang dimiliki oleh PT Tegal Arum dengan pola paket full board seharga
Rp300.000,00 per paket. Paket full board di Hotel Menara Jaya tersebut terdiri dari: 1. Room for 1 night
7. Sound System 2. Meeting room
8. Candies 3. Overhead Screen
9. 1x Breakfast 4. Flip Chart
10. 2x Coffe Break 5. White Board Marker Board
11. 1x Lunch 6. Note Book Ballpoint
12. 1x Dinner Bagaimanakah kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi
tersebut? Jasa perhotelan meliputi:
1. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel, serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu
yang menginap; dan 2. Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel, rumah
penginapan, motel, losmen, dan hostel; sehingga penyewaan ruangan hotel dengan pola paket full board sebagaimana tersebut di atas termasuk dalam
pengertian jasa perhotelan. Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
244PMK.032008, jasa perhotelan tidak termasuk sebagai jenis jasa yang dikenai
Penyetoran dan Pelaporan Pemotongan PPh Pasal 23
PPh Pasal
23
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran Paling lama tanggal 10 bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Batas Akhir Pelaporan Wajib menyampaikan SPT Masa
PPh Pasal 2126 paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
108
pemotongan PPh Pasal 23, sehingga atas pembayaran sebesar Rp15.000.000,00 50 orang x Rp300.000,00 kepada PT Tegal Arum tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal
23.
Contoh:
PT Bangun Pagi dalam rangka acara family gathering karyawannya di Malang, menyewa 3 buah bus dari PT Rahmat Lancar, sebuah perusahaan jasa transportasi
darat untuk jangka waktu 3 hari mulai tanggal 16 Juli s.d.18 Juli 2011. PT Bangun Pagi membayar biaya sewa bus tersebut sebesar Rp20.000.000,00 pada tanggal 18 Juli
2011. Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi
tersebut? Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 sebesar:
PPh Pasal 23 = 2 x Rp20.000.000,00 = Rp400.000,00
Kewajiban PT Bangun Pagi sebagai pemotong PPh Pasal 23 adalah: a. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp400.000,00 dan memberikan
bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada PT Rahmat Lancar. b. Melakukan penyetoran PPh Pasal 23 paling lambat tanggal 10 Agustus 2011.
c. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Juli 2011 paling lambat tanggal 22 Agustus 2011.
Contoh:
PT Gedhe Toy yang bergerak di bidang produksi mainan anak-anak pada tanggal 1 November 2010 melakukan pinjaman kepada PT Berlian Adje yang bergerak di
bidang usaha pengolahan limbah plastik Wajib Pajak badan usaha bukan bank dan bukan penyalur pinjaman, sebesar Rp200.000.000,00 dan kepada Tn. Tarno Sutarno
sebesar Rp100.000.000,00. Pinjaman tersebut direncanakan akan digunakan untuk melakukan ekspansi usaha. Berdasarkan perjanjian antara PT Gedhe Toy dengan
kreditor disepakati bahwa bunga pinjaman masing-masing adalah sebesar Rp3.000.000,00 dan Rp1.500.000,00 per bulan suku bunga 18 dan harus dilunasi
dalam jangka waktu 2 tahun. Pembayaran angsuran dilakukan mulai tanggal 1 Desember 2010 dan pembayaran selanjutnya dilakukan setiap tanggal 1 bulan
berikutnya. Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi
tersebut?
109
Atas penghasilan berupa bunga pinjaman yang dibayarkan setiap bulan oleh PT Gedhe Toy kepada PT Berlian Adje dan Tn. Tarno Sutarno merupakan objek
pemotongan PPh Pasal 23 yang wajib dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 oleh PT Gedhe Toy.
Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 untuk: a. PT Berlian Adje adalah sebesar:
PPh Pasal 23 = 15 x Rp3.000.000,00 = Rp450.000,00
b. Tn. Tarno Sutarno adalah sebesar:
PPh Pasal 23 = 15 x Rp1.500.000,00 = Rp225.000,00
Kewajiban PT Gedhe Toy sebagai Pemotong PPh Pasal 23 adalah: a. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp450.000,00 atas pembayaran
bunga kepada PT Berlian Adje dan Rp225.000,00 atas pembayaran bunga kepada Tn. Tarno Sutarno dan memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada PT
Berlian Adje dan Tn. Tarno Sutarno. b. Melakukan penyetoran atas pemotongan PPh Pasal 23 tersebut paling lambat
tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan dilakukannya pemotongan; c. melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi tersebut dalam SPT Masa
PPh Pasal 23 masa pajak dilakukannya pemotongan paling lambat tanggal 20 bulan berikut setelah dilakukannya pemotongan.
Contoh:
PT Inyong Bae memiliki 100.000 lembar saham yang beredar dengan nilai nominal Rp5.000,00 per lembar saham. Pada tanggal 15 Nopember 2010, berdasarkan RUPS,
direksi mengumumkan pembagian dividen dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Pembagian dividen kas untuk pemegang saham dengan kepemilikan sampai
dengan 10 sebesar Rp50,00 per saham. 2. Pembagian dividen saham sebesar 1 untuk pemegang saham dengan
kepemilikan sampai dengan 20. 3. Pembagian dividen dialokasikan dari cadangan laba yang ditahan yang dibentuk
dari tahun-tahun sebelumnya. 4. Pembagian dividen akan didistribusikan pada tanggal 15 Januari 2011 kepada
para pemegang saham yang tercatat pada tanggal 15 Desember 2010.
110
Komposisi pemegang saham yang tercatat pada tanggal 15 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
a. PT Adja Kelalen dengan kepemilikan 70. b. PT Ricca Kepribhen dengan kepemilikan 20.
c. PT Medhang Jahe dengan kepemilikan 10. Ikhtisar ekuitas perusahaan pada tanggal 15 Nopember 2010 adalah:
Saham Biasa,
nominal Rp5.000,00
100.000 lembar
beredar Rp500.000.000,00
Agio Saham Biasa Rp100.000.000,00
Laba Ditahan Rp650.000.000,00
Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi tersebut?
a. Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 adalah: 1 PT Adja Kelalen kepemilikan saham sebesar 70 tidak dipotong PPh Pasal
23 karena kepemilikan sahamnya di PT Inyong Bae diatas 25 dan dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
2 PT Ricca Kepribhen kepemilikan saham sebesar 20 dipotong PPh Pasal 23 walaupun dividen tersebut diberikan dalam bentuk saham.
Kepemilikan saham PT Ricca Kepribhen adalah:
Kepemilikan Saham = 20 x 100.000 lembar = 20.000 lembar
Nilai dividen saham adalah:
Dividen Saham = 1 x 20.000 lembar x Rp5.000,00 = Rp1.000.000,00
PPh Pasal 23 yang dipotong adalah:
PPh Pasal 23 = 15 x Rp1.000.000,00 = Rp150.000,00
3 PT Medhang Jahe kepemilikan saham sebesar 10 dipotong PPh Pasal 23. Kepemilikan saham PT Medhang Jahe adalah:
Kepemilikan saham = 10 x 100.000 lembar = 10.000 lembar
Nilai dividen kas adalah:
Dividen Kas = Rp50,00 x 10.000 lembar = Rp500.000,00
PPh Pasal 23 yang dipotong adalah:
PPh Pasal 23 = 15 x Rp500.000,00 = Rp75.000,00
111
b. Kewajiban PT Inyong Bae sebagai Pemotong PPh Pasal 23 adalah: 1 Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp150.000,00 dan
Rp75.000,00 dan memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 kepada PT Ricca Kepribhen dan PT Medhang Jahe.
2 Melakukan penyetoran atas pemotongan PPh Pasal 23 tersebut paling lambat tanggal tanggal 10 Januari 2011.
3 Melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Desember 2010 paling lambat tanggal 20
Januari 2011.
Contoh:
PT Sundays Mart menjadi pemenang pertama lomba pelayanan konsumen terbaik yang diadakan oleh Asosiasi Toko Retail Indonesia dengan hadiah sebesar
Rp30.000.000,00 pada tanggal 23 Agustus 2011. Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi
tersebut? Hadiah perlombaan yang diterima oleh PT Sundays Mart merupakan objek
pemotongan PPh Pasal 23 yang wajib dilakukan pemotongan oleh Asosiasi Toko Retail Indonesia.
Besarnya pemotongan PPh Pasal 23 adalah:
PPh Pasal 23 = 15 x Rp30.000.000,00 = Rp4.500.000,00
Kewajiban Asosiasi Toko Retail Indonesia sebagai Pemotong PPh Pasal 23 adalah:
a. Melakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar Rp4.500.000,00 dan memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 kepada PT Sundays Mart.
b. Melakukan penyetoran atas pemotongan PPh Pasal 23 tersebut paling lambat tanggal 12 September 2011.
c. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi tersebut dalam SPT Masa PPh Pasal 23 Masa Pajak Agustus 2011 paling lambat tanggal 20 September
2011.
112
BAB
PPh PASAL 24
UU PPh menentukan bahwa WP dalam Negeri dikenakan Pajak Penghasilan atas seluruh penghasilan di manapun penghasilan tersebut diterima atau diperoleh, baik di
Indonesia maupun di luar Indonesia. Untuk menghindari pengenaan pajak ganda maka sesuai dengan ketentuan Pasal 24 Undang-Undang PPh, pajak yang dibayar
atau yang terutang di luar negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang di Indonesia, tetapi tidak melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan
Undang-undang Pajak penghasilan. Metode kredit pajak yang demikian disebut metode pengkreditan terbatas ordinary credit Method.
A. Peta Konsep Kredit Pajak Luar Negeri