PembayaranPenyetoran dan Pelaporan PPh yang Dipotong Dipungut

12 3. Kredit Pajak Luar Negeri PPh Pasal 24 Pada dasarnya Wajib Pajak dalam negeri terutang pajak atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. Untuk meringankan beban pajak ganda yang dapat terjadi karena pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, ketentuan Pasal 24 UU PPh mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam negeri.

E. PembayaranPenyetoran dan Pelaporan PPh yang Dipotong Dipungut

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184PMK.032007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80PMK.032010, mengatur antara lain: PPh PemotonganPemungutan Tanggal Jatuh Tempo PembayaranPenyetoran Batas Akhir Pelaporan PPh Pasal 4 ayat 2 Dipotong oleh Pemotong PPh p a lin g la m a ta n g g a l 10 b u lan b e rikut n ya se te lah M a sa P a jak b e ra kh ir W a jib m e n ya m p a ikan S P T M a sa p a lin g la m a 2 h a ri se te lah M a sa P a jak b e ra kh ir . Dibayar sendiri oleh WP 15 PPh Pasal 15 Dipotong oleh Pemotong PPh 10 Dibayar sendiri oleh WP 15 PPh Pasal 21 Dipotong oleh Pemotong PPh 10 PPh Pasal 2326 Dipotong oleh Pemotong PPh 10 PPh Pasal 25 15 PPh Pasal 22 atas Impor Dalam hal Bea Masuk ditunda dibebaskan pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor. Dipungut oleh Ditjen Bea dan Cukai harus disetor dalam jangka waktu 1 hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak. wajib melaporkan hasil pemungutannya secara mingguan paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya PPh Pasal 22 Dipungut oleh bendahara harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja wajib melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir. 13 Negara atau belanja Daerah, dengan menggunakan SSP atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara. Penyerahan BBM, gas, dan pelumas kepada penyaluragen atau industri p a lin g la m a ta n g g a l 10 b u lan b e rikut n ya se te lah M a sa P a jak b e ra kh ir Wajib menyampaikan SPT Masa paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Pemungutannya dilakukan oleh WP badan tertentu 10 Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaranpenyetoran pajak dan batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional 1 , pembayaranpenyetoran pajak dan pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. 1. Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan di Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. 2. Pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak. 3. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi. 4. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain dianggap sah apabila telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak NTPN. 5. Pemotong atau Pemungut PPh memberikan tanda bukti pemotongan atau tanda bukti pemungutan kepada orang pribadi atau badan yang dipotong atau dipungut PPh setiap melakukan pemotongan atau pemungutan. 14 BAB PPh PASAL 21 PPh Pasal 21 merupakan cara pelunasan PPh dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan. Menurut Mansury, 1999 penghasilan dari pekerjaan income from employment atau employment income mencakup semua penghasilan yang merupakan imbalan atas pekerjaan employment. Employment income merupakan bagian dari penghasilan orang pribadi yang didapat dari melakukan kegiatan, yaitu earned income. Earned income yang diperoleh karena melakukan kegiatan dibagi 2, yaitu penghasilan dari melakukan kegiatan pekerjaan dan penghasilan dari melakukan kegiatan usaha business income. Penghasilan dari pekerjaan hanya dapat diperoleh oleh orang pribadi. Penghasilan dari pekerjaan dalam arti luas lazimnya dibagi menjadi 2 jenis penghasilan lagi, yaitu: a. Penghasilan yang diperoleh sebagai karyawan labor income dalam hubungan kerja dengan pemberi kerja. 2 Tujuan Instruksional Khusus: 1. Mampu menguraikan konsep PPh Pasal 21. 2. Mampu menjelaskan tentang Pemotong PPh Pasal 21 dan kewajiban Pemotong PPh Pasal 21. 3. Mampu menjelaskan tentang Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. 4. Mampu menjelaskan tentang Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21. 5. Mampu menguraikan tentang Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP dalam Penghitungan PPh Pasal 21. 6. Mampu menguraikan tentang Tarif PPh Pasal 21. 7. Mampu menguraikan tentang Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21. 8. Mampu menjelaskan tentang Saat Terutang PPh Pasal 21. 9. Mampu menjelaskan tentang sifat pemotongan PPh Pasal 21. 10. Mampu menjelaskan tentang saat penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21. 15 b. Penghasilan dari pekerjaan bebas self-employed income atau professional income. Gambar 4. Peta Konsep Pemotongan PPh Pasal 21