Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

18 terutang untuk setiap masa pajak dan wajib menyimpan catatan atau kertas kerja perhitungan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f. Wajib membuat bukti pemotongan PPh Pasal 21 dan memberikannya kepada penerima penghasilan. Bukti pemotongan PPh Pasal 21: 1 Untuk Pegawai Tetap atau Penerima Pensiun Berkala Form 1721-A1 atau 1721-A2: a Diberikan paling lama 1 bulan setelah tahun kalender berakhir. b Dalam hal pegawai tetap berhenti bekerja sebelum bulan Desember, bukti pemotongan PPh Pasal 21 harus diberikan paling lama 1 bulan setelah yang bersangkutan berhenti bekerja. 2 Untuk selain Pegawai Tetap atau Penerima Pensiun Berkala: a Pemotong PPh Pasal 21 harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 atas pemotongan PPh Pasal 21 selain pegawai tetap dan penerima pensiun berkala setiap kali melakukan pemotongan PPh Pasal 21. b Dalam hal dalam 1 bulan kalender, kepada satu penerima penghasilan dilakukan lebih dari 1 kali pembayaran penghasilan, bukti pemotongan PPh Pasal 21 dapat dibuat sekali untuk 1 bulan kalender.

C. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21

1. Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 Penerima Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun dari Pemotong PPh Pasal 21 sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang dilakukan baik dalam hubungannya sebagai pegawai maupun bukan pegawai, termasuk penerima pensiun. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang merupakan: a. Pegawai. b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya. c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi : 19 1 Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris. 2 Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawanperagawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya. 3 Olahragawan. 4 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. 5 Pengarang, peneliti, dan penerjemah. 6 Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan. 7 Agen iklan. 8 Pengawas atau pengelola proyek. 9 Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara. 10 Petugas penjaja barang dagangan. 11 Petugas dinas luar asuransi. 12 Distributor perusahaan multilevel marketing MLM atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya. d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi: 1 Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya. 2 Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja. 3 Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu. 4 Peserta pendidikan, pelatihan, dan magang. 5 Peserta kegiatan lainnya. 2. Tidak termasuk dalam pengertian Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 Tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: 20 a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat: 1 Bukan warga negara Indonesia. 2 Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut. 3 Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 huruf c Undang-Undang PPh, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat: 1 Bukan warga negara Indonesia. 2 Tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. 3. Kewajiban Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 a. Wajib mendaftarkan diri ke KPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b. Pegawai, penerima pensiun berkala, serta bukan pegawai wajib membuat surat pernyataan yang berisi jumlah tanggungan keluarga pada awal tahun kalender atau pada saat mulai menjadi Subjek Pajak dalam negeri sebagai dasar penentuan PTKP dan wajib menyerahkannya kepada Pemotong PPh Pasal 21 pada saat mulai bekerja atau mulai pensiun. c. Dalam hal terjadi perubahan tanggungan keluarga bagi pegawai, penerima pensiun berkala dan bukan pegawai wajib membuat surat pernyataan baru dan menyerahkannya kepada Pemotong PPh Pasal 21 paling lama sebelum mulai tahun kalender berikutnya. d. Melaporkan pemotongan PPh Pasal 21 dalam SPT Tahunan PPh Wajib Pajak orang pribadi. 4. Perlakuan PPh atas WNI yang Bekerja Sebagai Official pada Badan-Badan Internasional PBB Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-57PJ2009 menegaskan hal-hal sebagai berikut: a. Berdasarkan Section 18 b Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations, 1946, diatur bahwa official of the United Nations shall be exempt from taxation on the salaries and emoluments paid to them by the United Nations. 21 b. Berdasarkan Convention on the Privileges and Immunities of the Specialized Agencies, 1947, antara lain mengatur: 1 Section 1, the words special agencies mean: a The International Labour Organization; b The Food and Agriculture Organization of the United Nations; c The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization; d The International Civil Aviation Organization; e The International Monetary Fund; f The International Bank for Reconstruction and Development; g The World Health Organization; h The International Telecomunications Union; and i Any other agencies in any relation with the United Nations in accordance with Articles 57 and 63 of the Charter. 2 Section 19 b, official of the special agencies enjoy the same exemption from taxation in respect of salaries and emoluments paid to them by specialized agencies and on the same condition as are enjoyed by official of the United Nations. c. Indonesia sudah mengesahkan Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations, 1946 dan Convention on the Privileges and Immunities of the Specialized Agencies, 1947 dengan Keputusan Presiden Nomor 51 Tahun 1969 tentang Pengesahan Convention on the Privileges and Immunities of the United Nations, 1946; Convention on the Privileges and Immunities of the Specialized Agencies, 1947; Agreement on the Privileges and Immunities of the International Atomic Energy Agencies, 1959. d. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas ditegaskan bahwa Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai official pada dan hanya memperoleh penghasilan dari badan-badan internasional dari Perserikatan Bangsa-Bangsa mendapat perlakuan perpajakan yang sama sebagaimana dinikmati oleh official dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu atas penghasilan yang diterima bukan merupakan objek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan.

D. Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21