131
d. Penanaman kembali di Indonesia harus dilakukan paling lama pada akhir Tahun Pajak berikutnya, setelah Tahun Pajak diperolehnya penghasilan tersebut bagi
BUT yang bersangkutan. e. BUT yang bersangkutan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai
bentuk penanaman modal, realisasi penanaman kembali yang telah dilakukan danatau saat mulai berproduksi komersial bagi perusahaan yang baru didirikan,
yang dilakukan kepada Kepala KPP tempat WP terdaftar. 1 Pemberitahuan mengenai bentuk penanaman modal yang dilakukan, dengan
melampirkan pada SPT Tahunan untuk Tahun Pajak diterima atau diperolehnya penghasilan yang bersangkutan.
2 Pemberitahuan mengenai realisasi penanaman kembali yang telah dilakukan, dengan melampirkan pada SPT Tahunan untuk Tahun Pajak saat dilakukan
realisasi penanaman kembali tersebut, paling sedikit meliputi hal-hal sebagai berikut:
a Jumlah Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT dan Tahun Pajak yang bersangkutan; dan
b Bentuk penanaman kembali, jumlah realisasi penanaman kembali, dan Tahun Pajak dilakukan realisasi penanaman kembali.
3 Saat berproduksi komersial adalah saat perusahaan yang baru didirikan tersebut telah mulai memproduksi barang untuk dijual bagi perusahaan
manufaktur atau saat perusahaan mulai melakukan penjualan barang danatau jasa bagi perusahaan selain manufaktur.
F. PPh Pasal 26 atas Penghasilan yang Diterima atau Diperoleh WPLN selain BUT dari Penjualan Saham
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 434KMK.041999, mengatur antara lain: 1. Atas penghasilan dari penjualan saham Perseroan
26
yang diperoleh WPLN selain Bentuk Usaha Tetap BUT dipotong pajak yang bersifat final sebesar 20 dari
perkiraan penghasilan netto. 2. Terhadap WPLN berkedudukan di negara-negara yang telah mempunyai
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda P3B dengan Indonesia, maka pemotongan pajak hanya dilakukan apabila berdasarkan P3B yang berlaku, hak
pemajakannya ada pada pihak Indonesia.
132
3. Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah 25 dari harga jual, sehingga besarnya PPh Pasal 26 adalah 20 x 25 atau 5 dari harga jual.
4. Penghasilah dari penjualan saham di dalam negeri yang diperoleh atau diterima WPLN, dipotong pajak oleh pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong pajak dan
kepadanya diberikan bukti pemotongan PPh Pasal 26. 5. Perseroan hanya mencatat akta pemindahan hak atas saham yang dijual apabila
kepadanya dibuktikan oleh WPLN bahwa PPh Pasal 26 yang terutang telah dibayar lunas dengan menyerahkan fotokopi bukti pemotongan PPh Pasal 26
dengan menunjukkan aslinya. 6. Dalam hal pembelinya adalah WPLN, maka yang ditunjuk sebagai pemungut pajak
adalah Perseroan. Contoh:
Wow Way Co. perusahaan di Cina adalah salah satu pemegang saham PT Indonat. Pada bulan Januari 2011 Wow Way Co. menjual saham yang dimilikinya di
PT Indonat
kepada PT
Holdindo perusahaan
di Indonesia
senilai Rp5.000.000.000,00 dan kepada Tematek Co. perusahaan di Malaysia senilai
Rp20.000.000.000,00. Bagaimana kewajiban pemotongan atau pemungutan PPh terkait transaksi
tersebut? Penghasilan dari penjualan saham Perseroan Terbatas dalam negeri yang
diperoleh WPLN selain BUT dipotong pajak sebesar 20 x 25 atau 5 dari harga jual.
Perseroan Terbatas dalam negeri tersebut adalah Perseroan Terbatas yang: 1. Sahamnya diperjualbelikan oleh pemegang saham yang berstatus WPLN; dan
2. Tidak berstatus sebagai Emiten atau Perusahaan Publik. Pemotong PPh Pasal 26 ini adalah pembeli yang ditunjuk sebagai pemotong pajak.
Dalam hal pembelinya adalah WPLN, maka yang ditunjuk sebagai pemungut pajak adalah Perseroan.
Bagi pemegang saham WPLN yang berkedudukan di negara-negara yang telah mempunyai P3B dengan Indonesia, maka pemotongan PPh Pasal 26 hanya dilakukan
apabila berdasarkan P3B yang berlaku, hak pemajakannya ada di Indonesia. Kewajiban pemotongan PPh Pasal 26 oleh PT Holdindo adalah:
133
a. PT Holdindo memotong PPh Pasal 26 sebesar Rp250.000.000,00 20 x 25 x Rp5.000.000.000,00 atas penghasilan dari penjualan saham yang dibayarkan
kepada Wow Way Co. b. Menyetor PPh Pasal 26 yang telah dipotong atas pengalihan saham tersebut
paling lambat tanggal 10 Februari 2011. c. Melaporkan PPh Pasal 26 menggunakan SPT Masa PPh Pasal 2326 Masa Pajak
Januari 2011 paling lambat tanggal 21 Februari 2011. Kewajiban pemungutan PPh Pasal 26 oleh PT Indonat adalah:
a. PT Indonat memungut PPh Pasal 26 sebesar Rp1.000.000.000,00 20 x 25 x Rp20.000.000.000,00 atas penghasilan dari penjualan saham yang dibayar oleh
Tematek Co. kepada Wow Way Co. b. Menyetor PPh Pasal 26 yang telah dipungut atas pengalihan saham tersebut
paling lambat tanggal 10 Februari 2011. c. Melaporkan PPh Pasal 26 menggunakan SPT Masa PPh Pasal 2326 Masa Pajak
Januari 2011 paling lambat tanggal 21 Februari 2011.
G. Penyetoran dan Pelaporan Pemotongan PPh Pasal 26