Status dan Peranan dalam Institusi Tempat Pelelangan Ikan TPI

Terlihat jelas dari Gambar 1, bahwa nelayan selaku penjual ikan menjual hasil tangkapannya melalui TPI, kemudian terjadi proses lelang untuk menentukan harga jual ikan. Para bakul ikan menawar ikan atau hasil tangkapan nelayan tersebut dan harga tertinggi yang menang. Bakul ikan yang menang lelang berhak mendapatkan hasil tangkapan tersebut dengan membayar sesuai dengan harga kesepakatan. Selanjutnya bakul ikan menjual ikan tersebut kepada konsumen. TPI sebagai salah satu tempat pelelangan ikan masih mengutamakan pengumpulan dana dan retribusi. Pada dasarnya apabila seluruh pembayaran retribusi ini berjalan dengan baik, maka akan memberikan pengaruh positif baik bagi nelayan maupun bagi pemerintah daerah setempat. Pengaruh positif tersebut berasal dari pengalokasian biaya retribusi yang cukup adil, disamping dapat memberikan pemasukan bagi pemerintah daerah, juga pengalokasian yang memperhatikan keamanan dan kesejahteraan nelayan Silalahi 2006.

2.1.9.3 Status dan Peranan dalam Institusi Tempat Pelelangan Ikan TPI

Struktur sosial erat kaitannya dengan status dan peran masing-masing aktor yang terlibat dalam interaksi. Rincian tentang status dan peranan komponen- komponen pokok dan komponen lainnya disajikan pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4. Status dan Peranan Komponen Pokok Pelelangan Ikan Status Peranan Nelayan Produsen Bakul Ikan Pembeli Pengelola TPI Pemegang fungsi manajemen Sumber: Silalahi 2006 Dari Tabel 4 dapat dilihat status dan peranan masing-masing individu. Nelayan berperan sebagai produsen yaitu menangkap serta memasok hasil tangkapan dan dijual ke TPI. Peran bakul ikan adalah sebagai pembeli yang melakukan transaksi tawar-menawar dalam proses lelang ikan. TPI berperan sebagai fungsi manajemen yaitu yang memfasilitasi nelayan dan bakul ikan dalam proses lelang. Tabel 5. Status dan Peranan Komponen dalam Pelaksanaan Proses Lelang 10 Status Peranan Manager Penanggung jawab secara keseluruhan terhadap keberlangsungan TPI Tata Usaha Pengurus administrasi Juru Lelang - Penanggung jawab kegiatan pelelangan - Pemimpin jalannya proses pelelangan, termaksud tawar-menawar harga Juru Timbang Menimbang hasil tangkapan nelayan yang akan dilelang Juru Catat Mencatat seluruh hasil pelelangan, termasuk mencatat tangkapan nelayan yang telah ditimbang dan mencatat harga ikan yang terjual Juru Kasir Bertanggung jawab terhadap pengaturan para pembeli atau para peserta pelelangan Keamanan Menjaga keamanan di wilayah TPI terutama pada proses berlangsungnya pelelangan Kebersihan Penjaga kebersihan lingkungan gedung TPI Sumber: Silalahi 2006 Pada Tabel 5 dijelaskan bahwa dalam kegiatan TPI, pelaksanaan lelang dipimpin oleh juru tawar yang secara struktural bertanggung jawab kepada kepala teknik lelang. Peranan juri tawar dibantu oleh pembantu juru tawar dan juru tulis. Juru tawar bertugas melaksanakan lelang ikan dengan cepat, tertib, lancar, tegas, dan sopan. Juru tawar juga berwenang menetapkan pemenang lelang berdasarkan penawaran tertinggi. Pembantu juru tawar bertugas melaporkan jenis, mutu, berat ikan yang siap dilelang kepada juru tawar. Juru tulis karcis bertugas mengikuti jalannya pelelangan dengan cermat dan mengerjakan karcis lelang dengan baik dan dapat dibaca dengan baik. Juru tulis buku bakul pedagang berfungsi 10 Berdasarkan penelitian David Ganda Silalahi 2006 yang berjudul Efektifitas Kelembagaan Tempat Pelelangan Ikan sebagai Kelembagaan Ekonomi masyarakat Nelayan. Kasus Kelembagaan TPI Kelurahan Pelabuhan ratu, Kecamatan Pelabuhan ratu, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. mencatat dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dan mengikuti jalannnya lelang dengan cermat dan menutup buku bakul pedagang setiap hari setelah selesai lelang. Juru tulis buku nelayan bertugas mencatat buku nelayan dengan baik dan benar sesuai ketentuan dan berkewajiban pula menutup buku nelayan setiap hari.

2.2 Kerangka Pemikiran

Secara teoritis, ciri umum struktur sosial dalam masyarakat nelayan umumnya adalah kuatnya ikatan patron-klien. Dalam hal ini, nelayan bertindak sebagai klien, sedangkan tengkulak bertindak sebagai patron. Bagi nelayan, menjalin ikatan dengan patron merupakan langkah yang penting untuk menjaga kelangsungan kegiatannya karena patron-klien merupakan institusi jaminan sosial ekonomi Satria 2002. Pemikiran serupa oleh Kusnadi 2009 bahwa patron-klien merupakan basis relasi sosial masyarakat nelayan atau pesisir. Hubungan demikian terpola dalam kegiatan organisasi produksi, aktivitas pemasaran, dan kepemimpinan sosial. Menurut Scoot 1981, tipe-tipe hubungan patronase terkait dalam kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan tataniaga. Penelitian ini akan memusatkan perhatian pada ikatan patron-klien yang terjadi di Desa Tanjung Pasir yang dapat mempengaruhi perilaku nelayan dalam pemasaran hasil tangkapan. Ikatan patron-klien dalam penelitian ini diukur dari tingkat ketergantungan finansial nelayan, dimana tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan akan berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan finansial nelayan. Kondisi institusi TPI diduga mempengaruhi perilaku nelayan dalam pemasaran hasil tangkapan. Kondisi institusi TPI akan diukur dari enam aspek yaitu waktu lelang, kebersihan, retribusi, harga lelang, kinerja pengelola TPI, serta kondisi gedung dan peralatan TPI. Kerangka Penelitian disajikan pada Gambar 2.