Jenis Ruang Terbuka Hijau Manfaat dan peranan Ruang Terbuka Hijau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Terbuka Hijau 2.1.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau RTH menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan, dituliskan bahwa RTH perkotaan adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Selanjutnya disebutkan pula bahwa dalam RTH pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh- tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman Hermit 2008.

2.1.2 Jenis Ruang Terbuka Hijau

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 pada pasal 6 tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan mengklasifikasikan jenis-jenis RTH meliputi 23 jenis yakni: 1. Taman kota. 2. Taman wisata alam. 3. Taman rekreasi. 4. Taman lingkungan perumahan dan permukiman. 5. Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial. 6. Taman hutan raya. 7. Hutan kota. 8. Hutan lindung. 9. Bentang alam seperti gunung, bukit, lereng, dan lembah. 10. Cagar alam. 11. Kebun raya. 12. Kebun binatang. 13. Pemakaman umum. 14. Lapangan olahraga. 15. Lapangan upacara. 16. Lapangan parkir terbuka. 17. Lahan pertanian perkotaan. 18. Jalur di bawah tegangan tinggi SUTT dan SUTET. 19. Sempadan sungai, pantai, bangunan, situ, rawa. 20. Jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas, pedestrian. 21. Kawasan jalur hijau. 22. Daerah penyangga buffer zone lapangan udara. 23. Taman atap. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 tahun 2007 ditinjau dari manfaatnya terdapat delapan jenis RTH yaitu: 1. RTH untuk mencerminkan identitas suatu daerah. 2. RTH untuk sarana penelitian dan pendidikan. 3. RTH untuk sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial. 4. RTH untuk meningkatkan ekonomi lahan perkotaan. 5. RTH yang dapat menimbulkan rasa bangga dan prestise daerah. 6. RTH sebagai sarana aktifitas sosial. 7. RTH untuk sarana evakuasi untuk keadaan darurat. 8. RTH yang dapat meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan.

2.1.3 Manfaat dan peranan Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka Hijau RTH memiliki fungsi utama intrinsik yaitu fungsi ekologis dan fungsi tambahan ekstrinsik yaitu fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi DPU 2005. Fungsi ekologis RTH adalah sebagai pelindung sumberdaya penyangga kehidupan manusia sedangkan fungsi lain RTH dari segi arsitektural, sosial dan ekonomi adalah sebagai penambah kualitas lingkungan dan budaya kota dengan menambah keindahan kota serta sebagai tempat bagi masyarakat untuk bersoaialisasi. RTH pada daerah perkotaan memiliki fungsi sebagai penyangga kehidupan masyarakat, hal ini disebabkan oleh manusia yang tinggal di daerah perkotaan membutuhkan suatu kehidupan yang sehat dan bebas polusi untuk hidup dengan nyaman. Peran RTH dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan kenyamanan lingkungan adalah sebagai ruang bernafas yang segar serta sebagai tempat rekreasi karena memiliki nilai keindahan secara visual. Manusia juga membutuhkan kehadiran lingkungan hijau di tengah-tengah wilayah kota. Oleh karena itu, manfaat ruang terbuka hijau juga sebagai pelembut kesan keras dari struktur fisik, membantu manusia mengatasi tekanan dari kebisingan, udara panas, dan polusi di sekitarnya. Menurut Fakuara 1987, tujuan dan sasaran pembuatan RTH adalah untuk: 1. Memelihara keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan. 2. Memperkecil berbagai polusi lingkungan seperti pencemaran udara, air, suara, dan visual. 3. Menciptakan lingkungan perkotaan yang baik dan nyaman. Dalam Fakuara 1987 juga disebutkan bahwa fungsi dan manfaat hutan kota atau RTH bagi kota adalah sebagai: 1. Konservasi tanah dan air. 2. Sarana kesehatan dan olahraga. 3. Wadah rekreasi dan wisata, kesegaran dan keindahan. 4. Pengendalian pencemaran. 5. Habitat satwa liar. Berdasarkan fungsi dan manfaat RTH bagi kehidupan masyarakat, dapat diketahui bahwa RTH merupakan salah satu komponen ruang kota yang perlu diperhatikan tingkat ketersediaannya baik secara kuantitas maupun kualitas dalam proses perencanaan kota. Keberadaan RTH perlu dikelola secara berkelanjutan agar tercipta kota yang berwawasan lingkungan.

2.1.4 Kebijakan RTH di Kota Bogor