Analisis vegetasi Iklim mikro Distribusi cahaya di bawah tajuk Analisis korelasi antara faktor-faktor lingkungan dengan populasi kupu-kupu korelasi pearson

for butterflies of West Java Schulze 2001, Practical Guide to The Butterflies of Bogor Botanic Garden Peggie Amir 2006, dan The Ilustrated Encyclopedia of the Butterfly Word Smart 1975. 4.5 Analisis Data 4.5.1 Karakteristik habitat Hasil pengamatan terhadap karakteristik habitat meliputi keberadaan daerah terbuka, sumber air, hewan lain, dan manusia yang kemudian dianalisis untuk mengetahui hubungan antara karakteristik habitat tersebut terhadap preferensi habitat kupu-kupu. Data keberadaan hewan lain dianalisis untuk mengetahui simbiosis antara hewan-hewan tersebut dengan kupu-kupu. Data pengaruh kegiatan manusia digunakan untuk menganalisis pengaruh pengunjung terhadap populasi kupu-kupu dan kebijakan pengelolaan dalam melakukan pengelolaan KRB yang mempengaruhi populasi kupu-kupu.

4.5.2 Analisis vegetasi

Data hasil pengamatan, diklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan yang menjadi sumber pakan dan menjadi shelter bagi kupu-kupu. Data-data hasil pengamatan kemudian dianalisis hubungan antara ketersediaan tanaman pakan dan shelter dengan keberadaan populasi kupu-kupu pada daerah tersebut.

4.5.3 Iklim mikro

Hasil pengukuran suhu dan kelembaban yang dilakukan di masing-masing habitat digunakan sebagai data acuan analisis kesesuaian iklim mikro pada suatu habitat dengan iklim mikro yang dibutuhkan oleh kupu-kupu. Data iklim mikro dihubungkan dengan populasi kupu-kupu pada daerah tersebut sehingga diketahui preferensi dan ambang batas toleransi jenis-jenis kupu-kupu terhadap suhu dan kelembaban lingkungannya.

4.5.4 Distribusi cahaya di bawah tajuk

Hasil foto yang didapat dari pengambilan foto dengan menggunakan lensa fisheye kemudian dianalisis dengan menggunakan program Hemiview 2.1 Canopy Analysis yang menghasilkan hasil keluaran berupa LAI, GSF, bukaan tajuk dan lain-lain. LAI adalah angka perbandingan antara total luas permukaan seluruh daun yang ada pada tajuk dengan luas bidang tanah yang dinaungi oleh tajuk tersebut. Luas daun mencerminkan luas bagian yang melakukukan fotosintesis, sedangkan LAI mencerminkan besarnya intersepsi cahaya oleh tanaman. Nilai LAI yang diperoleh digunakan untuk mengklasifikasikan tipe kerindangan pada tipe habitat tersebut. LAI adalah luas daun A pada tiap satuan luas lahan P yang dinayatakan secara matematik : LAI = AP GSF adalah proporsi dari radiasi global langsung atau difus yang diterima di bawah tajuk TotBe dengan radiasi di atas tajuk TotAb dengan perhitungan sebagai berikut: GFS = TotBeTotAb

4.5.5 Populasi jenis kupu-kupu 1. Indeks Kekayaan JenisIndeks Kekayaan Margalef Dmg

Indeks kekayaan jenis Dmg adalah jumlah total spesies dalam satu komunitas Ludwig dan Reynold 1998. Indeks kekayaan jenis dihitung dengan rumus sebagai berikut : Dmg = S-1ln N Keterangan : S = Jumlah jenis N = Jumlah total individu 2.Indeks Keanekaragaman JenisIndeks Shannon- Wiener H’ Data hasil penangkapan dan identifikasi spesimen kupu-kupu dari tiap plot pengamatan dapat ditentukan tingkat keanekaragamannya dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener dengan mempertimbangkan jumlah jenis dan jumlah masing-masing individu per jenis dengan perhitungan sebagai berikut : H’ = - ∑ pi ln pi ; pi = ni Ni Keterangan : Pi = Proporsi jenis ke-i ni = Jumlah individu ke-i Ni= Jumlah individu seluruh jenis Untuk menentukan keanekaragaman jenis kupu-kupu, maka digunakan klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wieners yaitu : 1 Nilai indeks 3 menandakan keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap spesies tinggi dan kestabilan komunitas tinggi; 2 Nilai indeks 1-3 menandakan keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang; 3 Nilai indeks 1 menandakan keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap spesies rendah dan kestabilan komunitas rendah Ludwig dan Reynold 1998.

3. Indeks KemerataanEveness e

Untuk menentukan proporsi kelimpahan jenis kupu-kupu yang ada pada masing-masing plot pengamatan digunakan indeks kemerataan dengan rumus : e = H’ln S Keterangan: E = Indeks kemerataan antara 0-1 H’= Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener S = Jumlah jenis Apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai eveness maksimum. Sebaliknya, bila nilai eveness tersebut kecil, maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominan, sub- dominan, dan jenis tidak dominan.

4. Kesamaan Jenis Kupu-Kupu

Indeks kesamaan jenis digunakan untuk mengetahui nilai kesamaan jenis antar habitat yang dihitung dengan rumus : Indeks similaritas Sj = Jumlah jenis total a + b + c Keterangan : a = Jumlah jenis yang umum ditemukan pada tipe habitat A dan B b = Jumlah jenis yang umum ditemukan pada tipe habitat A c = Jumlah jenis yang umum ditemukan pada tipe habitat B

4.5.6 Analisis korelasi antara faktor-faktor lingkungan dengan populasi kupu-kupu korelasi pearson

Korelasi Pearson adalah analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan searah atau berbanding terbalik antara dua variabel atau lebih. Korelasi ini digunakan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y sehingga dapat diketahui besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen. Korelasi antara variabel tersebut r ditentukan dengan rumus: Nilai r terbesar adalah +1 dan r terkecil adalah –1. r = +1 menunjukkan hubungan positif sempurna, sedangkan r = -1 menunjukkan hubungan negatif sempurna. Tentukan kriteria pengujian dengan membandingkan r hitung dengan r tabel . Intrepretasi nilai r adalah sebagai berikut: r Interpretasi Tidak berkorelasi 0,01-0,20 Korelasi sangat rendah 0,21-0,40 Rendah 0,41-0,60 Agak rendah 0,61-0,80 Cukup 0,81-0,99 Tinggi 1 Sangat tinggi

4.5.7 Analisis pengaruh antar faktor lingkungan analisis biplot