Ekologi Bioekologi Kupu-kupu .1 Klasifikasi

2.2.5 Ekologi

Dalam suatu habitat, terdapat populasi kupu-kupu baik dalam jumlah kecil maupun besar Smart 1976. Ukuran populasi kupu-kupu dipengaruhi oleh faktor dependen dan independen, faktor dependen adalah faktor yang mempengaruhi populasi dan memiliki ketergantungan terhadap jumlah individu, misalnya pakan dan ruang sedangkan faktor independen adalah faktor yang mempengaruhi populasi tanpa mempertimbangkan jumlah dari satwa yang ada, misalnya iklim. Menurut Sihombing 1999, faktor dependen lebih banyak berperan sehingga dapat disimpulkan bahwa kelimpahan kupu-kupu ditentukan oleh ciri bawaan individu dan faktor-faktor lingkungan. Faktor dependen juga berperan dalam meninggikan atau menurunkan kelimpahan kupu-kupu sehingga menyebabkan perbedaan kelimpahan di tiap habitat dan perubahan kelimpahan dalam kisaran waktu tertentu dalam habitat yang sama. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi tersebut dibagi menjadi faktor biotik dan abiotik, yaitu :

2.2.5.1 Faktor biotik a Vegetasi

Komponen habitat yang penting bagi kupu-kupu adalah vegetasi sebagai sumber pakan, tempat untuk berkembang biak dan cover untuk berlindung Clark et al. 1966. Jenis vegetasi yang digunakan sebagai tempat berlindung kupu-kupu umumnya merupakan pohon-pohon besar dan tinggi. Kupu-kupu dapat digolongkan sebagai pemakan tumbuhan fitofagus atau herbivora karena pada saat larva memakan dedaunan dan setelah dewasa memakan nektar tumbuhan berbunga. Devies 2008 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kupu-kupu sebagian besar mendatangi bunga dengan warna cerah, terutama warna kuning, merah, atau biru. Hubungan saling ketergantungan antara tumbuhan dengan kupu-kupu diketahui dari terpenuhinya kebutuhan nutrisi kupu-kupu dari nektar dan pentingnya polinasi untuk kelanjutan hidup tumbuhan, hal ini menimbulkan terjadinya spesiasi dalam evolusi serangga polinator yang membutuhkan tumbuhan berevolusi bersamanya sedangkan bagi tumbuhan tanpa terjadinya polinasi dapat menyebabkan kurangnya reproduksi tumbuhan dan dengan demikian mengurangi makanan untuk hewan yang bergantung padannya Hadi et al. 2009. Selain itu, tumbuhan memiliki fungsi sebagai tempat kupu- kupu meletakkan telur-telurnya dimana telur-telur tersebut diletakkan pada tumbuhan yang menjadi pakan larvanya. Dikarenakan hubungan saling ketergantungan tersebut, apabila dalam suatu daerah kurang terdapat vegetasi yang menjadi sumber pakan kupu-kupu, maka kupu-kupu dapat melakukan pergerakan untuk mencari daerah baru yang menyediakan sumber makanan ataupun tempat berlindung bagi kupu-kupu. b Hewan lain Persaingan pada kupu-kupu disebabkan penggunaan sumberdaya yang sama, misalnya makanan, air, dan ruang baik pada individu jenis yang sama ataupun berbeda. Persaingan dapat terjadi antara kupu-kupu dan ulat, hal tersebut disebabkan oleh kupu-kupu yang membutuhkan nektar dari bunga sedangkan ulat membutuhkan daun Smart 1976. Smart 1976 menjelaskan bahwa kupu-kupu tidak menyerang antar sesama kupu-kupu melainkan merupakan mangsa bagi predator seperti katak, kadal, dan cicak. Scoble 1995 menerangkan tentang kedudukan kupu-kupu sebagai mangsa dari burung, kelelawar, parasitoid, dan mamalia. Selain itu hewan lain juga dapat menjadi predator bagi kupu-kupu, misalnya semut, reptil, atau amfibi. Faktor tersebut mempengaruhi fluktuasi dalam perkembangbiakan kupu-kupu. Arthropoda biasanya memakan telur, larva, atau pupa sedangkan vertebrata memakan larva atau pupa. c Manusia Beberapa jenis kupu-kupu merupakan sumber protein bagi manusia. Misalnya, ulat sutra Bombix mori selain menghasilkan sutera juga merupakan sumber makanan pada beberapa tempat di Asia dimana pupanya dimakan Scoble 1995. Selain itu, kupu-kupu pisang Eryonata thrax merupakan sumber bahan makanan di Mexico Sihombing 1999

2.2.5.2 Abiotik a Suhu

Kupu-kupu merupakan hewan berdarah dingin poukilothermik karena suhu tubuhnya akan meningkat atau menurun sesuai dengan suhu lingkungan di sekitarnya Simanjuntak 2000. Kupu-kupu membutuhkan suhu tubuh antara 28 - 35 C sebelum dapat terbang, sedangkan apabila suhu tubuhnya di atas 42 C dapat menyebabkan kupu-kupu tersebut mati Guppy Shepard 2001. Oleh karena itu, sayap kupu-kupu berfungsi sebagai thermoregulator. Pada saat udara dingin, kupu-kupu merentangkan sayapnya, tetapi ketika cuaca panas akan mencari tempat berteduh Simanjuntak 2000. b Kelembaban Kelembaban diperlukan dalam menjaga perkembangan telur kupu-kupu Mikula 1997. Apabila kelembaban dalam suatu daerah tertentu terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan perkembangan telur tersebut terhambat atau bahkan terhenti. Hal ini juga terjadi pada fase pupa, karena pada fase tersebut membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga dapat medukung kehidupan dan perkembangan pupa. c Sumber air Air sangat dibutuhkan oleh kupu-kupu sebanding dengan perlunya akan nektar Mikula 1997. Pada fase larva, larva mengambil air dari tanaman dan pada saat dewasa kupu-kupu juga melakukan hal yang sama. d Cahaya matahari Kupu-kupu pada daerah beriklim sedang menghabiskan waktunya lebih banyak untuk berjemur basking dibandingkan dengan kupu-kupu dari daerah beriklim tropis yang memiliki temperatur yang relatif lebih stabil Preston- Mafham R Preston-Mafham K 1999. Kupu-kupu berjemur untuk dapat terbang, apabila otot yang digunakan untuk terbang menerima suhu sebesar 30 C. 2.2.6 Sifat 2.2.6.1 Waktu aktif