Ketersediaan sumber air di suatu habitat tertentu memiliki pengaruh terhadap tingkat keanekaragaman jenis kupu-kupu yang ada. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, habitat Taman Garuda yang memiliki sumber air berupa sungai dan danau buatan ditemukan jenis kupu-kupu tertinggi dibandingkan dengan
habitat lainnya dengan ditemukan 38 jenis kupu-kupu dan nilai kekayaan dan keanekaragaman jenis tertinggi. Hal tersebut disebabkan karena kupu-kupu seperti
jenis Graphium doson, Graphium sarpedon, Catopsilia pomona dan Catopsilia pyranthe sering ditemukan mengunjungi danau-danau buatan yang ditumbuhi
berbagai jenis bunga sedangkan jenis-jenis genus Eurema sering ditemukan pada daerah sekitar aliran sungai. Pada habitat tanaman buah juga ditemukan jenis
kupu-kupu terbanyak kedua setelah tipe habitat Taman Garuda yaitu sebanyak 31 jenis kupu-kupu, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh terdapatnya danau-danau
buatan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis bunga Gambar 23.
Gambar 23 Sumber air pada 1 dan 2 Taman garuda dan 3 Tanaman buah yang sering didatangi kupu-kupu.
5.4.2 Komponen biotik habitat
5.4.2.1 Vegetasi
Tumbuhan memiliki peran yang besar dalam menjaga kelangsungan hidup kupu-kupu, hal ini disebabkan karena kupu-kupu membutuhkan tumbuhan
sebagai sumber pakan dan tempat berlindung. Selain itu, dengan adannya vegetasi, habitat kupu-kupu dapat terjaga dari polusi kendaraan baik yang berasal
dari luar kawasan KRB maupun yang berasal dari aktivitas pengunjung karena tumbuhan dapat membersihkan udara dari polutan-polutan dan juga
meminimalisir gangguan terhadap habitat kupu-kupu dari dampak kebisingan lalu lintas kendaraan yang terjadi di sekitar kawasan KRB.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelima tipe habitat, dapat disimpulkan bahawa fungsi vegetasi pada masing-masing habitat terhadap kupu-kupu adalah
sebagai : 1.
Tanaman pakan larva, yaitu tanaman yang digunakan sebagai tempat kupu- kupu meletakkan telurnya dan sebagai sumber pakan bagi larva apabila telur
tersebut telah menetas.
2. Tanaman pakan kupu-kupu, yaitu tanaman bunga yang menghasilkan nektar
sebagai sumber pakan kupu-kupu.
3. Tanaman pelindungshelter, yaitu tanaman yang digunakan sebagai tempat
berlindung dari predator, sinar matahari, hujan, dan juga sebagai tempat
istirahat.
Pengaruh antara faktor vegetasi terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu dianalisis dengan menggunakan korelasi Pearson dan diperoleh nilai korelasi
positif antara keanekaragaman jenis vegetasi sebagai tumbuhan pakan larva, pakan kupu, dan tumbuhan shelter terhadap keanekaragaman jenis vegetasi. Nilai
korelasi tersebut disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Korelasi antara faktor vegetasi dengan keanekaragaman jenis kupu-
kupu
H’ Dmg
e Tumbuhan pakan larva
0,76 0,77
0,14
Tumbuhan pakan kupu 0,78
0,78 -0,24
Tumbuhan shelter 0,10
0,26 -0,78
Keterangan: H’ Keanekaragaman jenis, Dmg Kekayaan jenis, e Kemerataan jenis
Berdasarkan analisis korelasi Pearson terhadap keberadaan jumlah jenis tanaman pakan dan shelter kupu-kupu di atas, diperoleh korelasi yang tinggi
antara keberadaan jumlah jenis tanaman pakan, baik pakan larva maupun pakan kupu, terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu. Korelasi antara jumlah jenis
tanaman pakan larva terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu memiliki nilai korelasi 0,76 sedangkan korelasi antara jumlah jenis tanaman pakan kupu
terhadap keanekaragaman jenis kupu-kupu memiliki nilai korelasi 0,78. Di sisi
lain, keberdaan tumbuhan shelter tidak terlalu mempengaruhi keanekaragaman jenis kupu-kupu karena hanya memiliki nilai korelasi sebesar 0,10.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa faktor vegetasi khususnya keberadaan tumbuhan pakan memiliki pengaruh yang besar terhadap
komunitas kupu-kupu. Habitat Taman Garuda memiliki jumlah tanaman pakan larva, kupu, dan tanaman shelter tertinggi yaitu sebanyak 129 jenis tanaman pakan
larva, 12 jenis tanaman tanaman pakan kupu, dan 29 jenis tanaman shelter sehingga tipe habitat ini memiliki nilai kekayaan jenis tertinggi yaitu sebesar 8,18.
Tipe habitat Tanaman Buah memiliki tanaman pakan larva dan tanaman pakan kupu terbanyak kedua setelah habitat Taman Garuda yaitu sebanyak 65 tanaman
pakan larva dan 10 tanaman pakan kupu sehingga memiliki kekayaan jenis tertinggi terbesar kedua sebesar 6,89. Begitu pula dengan habitat Tanaman
Mediterania dengan jumlah jenis pakan larva dan kupu terbesar ketiga sebanyak 25 jenis tanaman pakan larva dan 10 jenis tanaman pakan kupu sehingga memiliki
nilai kekayaan jenis ketiga terbesar yaitu sebesar 6,76. Pada habitat Tanaman Buah, pada saat dilakukan pengamatan ditemukan
suatu area pada tipe habitat tersebut dimana ditemukan banyak kupu-kupu dari genus Euploea yang sedang melakukan perkawinan dan area habitat yang banyak
sekali ditemukan kupu-kupu jenis Moduza procris Gambar 24. Hal tersebut disebabkan karena pada area tersebut ditumbuhi oleh tumbuhan Cerbera mangas
dan Cerbera sp yang merupakan tanaman pakan larva dari genus Euploea serta tumbuhan Nauclea sp yang menjadi pakan jenis Moduza procris.
Gambar 24 1 Jenis Euploea sp, 2 Habitat tempat banyak ditemukannya
genus Euploea yang banyak ditumbuhi Cerbera mangas dan Cerbera sp yg menjadi tanaman pakannya, 3 Tumbuhan jenis
Nauclea sp, tanaman pakan dimana banyak ditemukan kupu jenis Moduza procris.
Dari keseluruhan habitat, diketahui terdapat jenis-jenis tanaman pakan dari famili Acanthaceae, Annonaceae, Apocynaceae, Arecaceae, Aristoloceae,
Caesalpiniaceae, Capparaceae,
Cycadaceae, Ebenaceae,
Euphorbiaceae, Flacourtiaceae, Magnoliaceae, Malvaceae, Meliaceae, Mimosaceae, Moraceae,
Lauraceae, Papilionaceae, Piperaceae, Plantaginaceae, Poaceae, Rhamnaceae, Rubiaceae, Rutaceae, Solanaceae, Sterculiaceae, Ulmaceae, Verbenaceae, dan
Zingiberaceae. Dari seluruh famili tersebut, famili Acanthaceae merupakan famili dengan jumlah jenis ditemukan terbanyak yaitu 23 jenis tumbuhan dan banyak
ditemukan di habitat Tanaman Mediterania 3 jenis dan habitat Taman Garuda 22 jenis. Tumbuhan dari famili Acanthaceae merupakan famili dari jenis-jenis
tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu dari genus Junonia, sehingga pada kedua tipe habitat tersebut banyak ditemukan kupu-kupu jenis tersebut. Pada
habitat Tanaman Buah ditemukan 5 jenis kupu-kupu J. almana, J. atlites, J. erigone, J. hedonia, dan J. iphyta dan pada habitat Taman garuda ditemukan 6
jenis kupu-kupu J. almana, J. atlites, J. erigone, J. hedonia, J. iphyta, dan J. orytha, sedangkan pada tipe habitat lainnya hanya ditemukan sedikit jenis kupu
dari genus tersebut. Dari keseluruhan habitat, famili tumbuhan yang ditemukan pada semua
habitat adalah famili tumbuhan Moraceae, jenis tumbuhan famili ini yang ditemukan diantarannya tumbuhan genus Ficus yang merupakan tumbuhan pakan
dari kupu-kupu jenis Euploea mulciber dan Neptis hylas dan tumbuhan genus Artocarpus yang merupakan tumbuhan pakan dari kupu-kupu jenis Dolleschallia
bisalttide. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan dimana pada habitat Tanaman Buah, Tanaman Mediterania, dan Tanaman Air dimana terdapat tumbuhan
bergenus Ficus maka ditemukan jenis Euploea mulciber dan Neptis hylas sedangkan pada tipe habitat Taman Garuda yang ditumbuhi oleh tumbuhan
bermarga Artocarpus maka ditemukan kupu-kupu jenis Dolleschallia bisalttide.
5.4.2.2 Hewan lain
Predator sering dianggap sebagi musuh bagi kupu-kupu, namun pada kenyataannya memiliki peranan untuk mengontrol populasi kupu-kupu. Dalam
fase reproduksinya, kupu-kupu dapat menghasilkan sekitar 500 telur namun
sebagian besar kupu-kupu betina akan mati sebelum meletakkan semua telurnya dan telur-telur tersebut juga tidak semuannya dapat bertahan hidup dikarenakan
dimangsa oleh burung, lebah, laba-laba, atau katak sedangkan lebih dari setengah jumlah pupa tidak dapat bertahan hidup juga karena dimakan predator . Hal ini
terlihat dari banyak penelitian mengenai predator kupu-kupu dan disimpulkan bahwa setidaknya 50 dari kupu-kupu dibunuh dan dimakan sebelum mereka
mampu untuk kawin dan bereproduksi, beberapa diserang ketika mereka sedang mengeringkan sayap mereka sebelum penerbangan pertama mereka sedangkan
lainnya dimangsa ketika berjemur di atas tanah atau bunga berkunjung, meskipun terdapat beberapa yang beruntung melarikan diri dan hanya sayap mereka yang
terkoyak Vane et al. 1984. Kupu-kupu melakukan beberapa cara untuk menghindari predator,
misalnya dengan bersembunyi di balik daun seperti yang ditemukan pada tipe habitat tanaman buah dimana banyak ditemukan kupu-kupu jenis Euploea sp yang
berpasang-pasangan dan bersembunyi di balik dedauan tumbuhan Cerbera mangas untuk melakukan perkawinan. Cara lain yang dilakukan kupu-kupu untuk
menghindari predator adalah dengan melakukan kamuflase. Pada tipe habitat Taman Garuda, ditemukan kupu-kupu jenis Appias lyncida yang sering ditemukan
sedang basking di permukaan tanah sehingga sulit untuk terlihat Gambar 25.
Gambar 25 Kupu-kupu jenis Appias lyncida yang berkamuflase untuk menghindari predator.
5.4.2.3 Manusia
Berdasarkan pengamatan lapangan, diketahui ada beberapa kegiatan yang dilakukan baik oleh pengunjung, pemelihara tanaman, maupun pengelola yang
apabila tidak dilakukan pengontrolan akan berdampak pada komunitas kupu- kupu. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
1. Kerusakan habitat yang disebabkan oleh kegiatan manusia seperti yang
ditemukan pada tipe habitat Tanaman Mediterania dimana pada habitat tersebut dilakukan pemangkasan tumbuhan yang pada saat penelitian sering
dipergunakan kupu-kupu sebagai tumbuhan shelter, hal tersebut mengurangi sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh kupu-kupu.
2. Pada tipe-tipe habitat tersentu seperti tipe habitat Tanaman Air, merupakan
lokasi yang paling banyak didatangi pengunjung. Pada habitat tersebut ditemukan pengunjung yang melakukan pemetikan jenis-jenis tanaman bunga
yang berdampak pada berkurangnya sumber pakan kupu. 3.
Polusi dari kendaraan-kendaraan para wisatawan dan kendaraan di sekitar KRB menyebabkan toksifikasi bagi jenis kupui-kupu yang sensitif.
4. Masyarakat di sekitar KRB banyak yang membuang sampah ke Sungai
Ciliwung sehingga banyak terjadi endapan sampah yang mengakibatkan polusi air, begitu pula dengaan danau-danau buatan yang terdapat pada tipe habitat
seperti Taman Garuda dan Tanaman Buah dimana ditemukan banyak sampah yang dibuang oleh pengunjung.
5. Semakin meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca berdampak pada
meningkatnya suhu lingkungan, lokasi KRB yang berada di tengah kota Bogor dapat menerima dampaknya.
6. Introduksi dan pengayaan tanaman pada habitat kupu-kupu berpengaruh pada
peningkatan jumlah tanaman pakan dan shelter yang berpengaruh pada meningkatnya jumlah jenis kupu-kupu pada daerah tersebut.
5.5 Analisis Hasil Penelitian dengan Penelitian Terdahulu