kenyamanan lingkungan adalah sebagai ruang bernafas yang segar serta sebagai tempat rekreasi karena memiliki nilai keindahan secara visual.
Manusia juga membutuhkan kehadiran lingkungan hijau di tengah-tengah wilayah kota. Oleh karena itu, manfaat ruang terbuka hijau juga sebagai pelembut
kesan keras dari struktur fisik, membantu manusia mengatasi tekanan dari kebisingan, udara panas, dan polusi di sekitarnya.
Menurut Fakuara 1987, tujuan dan sasaran pembuatan RTH adalah untuk: 1.
Memelihara keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan. 2.
Memperkecil berbagai polusi lingkungan seperti pencemaran udara, air, suara, dan visual.
3. Menciptakan lingkungan perkotaan yang baik dan nyaman.
Dalam Fakuara 1987 juga disebutkan bahwa fungsi dan manfaat hutan kota atau RTH bagi kota adalah sebagai:
1. Konservasi tanah dan air.
2. Sarana kesehatan dan olahraga.
3. Wadah rekreasi dan wisata, kesegaran dan keindahan.
4. Pengendalian pencemaran.
5. Habitat satwa liar.
Berdasarkan fungsi dan manfaat RTH bagi kehidupan masyarakat, dapat diketahui bahwa RTH merupakan salah satu komponen ruang kota yang perlu
diperhatikan tingkat ketersediaannya baik secara kuantitas maupun kualitas dalam proses perencanaan kota. Keberadaan RTH perlu dikelola secara berkelanjutan
agar tercipta kota yang berwawasan lingkungan.
2.1.4 Kebijakan RTH di Kota Bogor
Berdasarkan kebijaksanaan Pengembangan RTH dalam RTRW Kota Bogor tahun 1999-2009, pengembangan RTH di Kota Bogor berupa:
1. Pengembangan RTH kota yang dapat menjaga keseimbangan dan kelestarian
lingkungan serta mengurangi dampak pembangunan kota. 2.
Pengembangan fungsi RTH kota ditujukan untuk mendapatkan proporsi yang baik antara dimensi ruang terbuka kota dengan bangunan baik secara
vertikal maupun horizontal.
3. Pengembangan RTH kota yang dapat memberikan kesan estetika yang indah
dan menguatkan identitas Bogor. 4.
Pengembangan RTH kota sesuai dengan fungsi dan hierarkinya untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan ruang terbuka yang sekaligus dapat
menunjang kegiatan perkotaan. 5.
Menetapkan kawasan-kawasan hijau makro sebagai fungsi konservasi untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
6. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengembangan RTH
kota dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian sebagai bentuk peran serta aktif masyarakat dalam perencaan
tata ruang kota.
2.1.5 Kebun Raya Bogor sebagai bagian dari RTH
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 pada pasal 6, dicantumkan bahwa Kebun Raya merupakan salah satu jenis RTH. Kebun raya
merupakan tempat berbagai macam varietas tumbuhan yang ditanami dengan tujuan untuk kegiatan penelitian, pendidikan, ornamental, termasuk di dalamnya
meliputi perpustakaan, herbarium, greenhouse dan arboretum Mamiri 2008. Sabarna 2006 menyatakan bahwa terdapat empat kebun raya yang digunakan
sebagai kawasan ex-situ yaitu 1 KRB yang memiliki tanaman khas ekosistem hutan hujan tropika; 2 Kebun Raya Cibodas dengan koleksi tanaman dataran
tinggi yang beriklim basah daerah tropis dan tanaman sub tropis;3 Kebun Raya Purwodadi dengan koleksi tanaman dataran rendah, iklim kering daerah tropis;
dan 4 Kebun Raya Eka Karya yang memiliki koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering.
2.2 Bioekologi Kupu-kupu 2.2.1 Klasifikasi