sama dengan perhitungan koloni bakteri pada organ target S. agalactiae, akan tetapi untuk organ usus digunakan media TSA.
3.5.3. Histopatologi Pengukuran parameter histopatologi dilakukan pada organ otak, mata, ginjal dan hati
ikan nila pada hari ke 7 dan 14 setelah uji tantang. Histopatologi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerusakan organ akibat serangan bakteri patogen. Masing-masing
perlakuan diambil 1 ekor ikan sebagai sampel. Hasil preparat histopatologi dibandingkan dengan kontrol. Jika terlihat tingkat kerusakan jaringan pada perlakuan lebih kecil dari
kontrol berarti perlakuan memberikan pengaruh dalam menekan virulensi dari patogen. Prosedur pembuatan preparat histopatologi melalui empat tahapan yaitu : fiksasi atau
pengawetan jaringan, perlakuan processing jaringan, pemotongan jaringan dan pewarnaan jaringan.
a. Fiksasi
Tahap permulaan pembuatan sediaan histopatologis adalah memotong bagian tubuh ikan yang akan dijadikan sampel, lalu kemudian dimasukkan dalam larutan fiksatif Bouin’s.
Larutan Bouin’s dibuat dari campuran asam pikrat 21 gl, formalin 40 dan acetic acid glacial, dengan perbandingan 15 : 5 : 1. Pada penelitian ini organ tubuh ikan yang diambil
adalah otak, ginjal, hati dan mata. Sampel dipotong dengan ukuran kira-kira 1x1 cm. Semua sampel organ direndam dalam larutan fiksatif Bouin’s selama 24 jam. Setelah difiksasi
kemudian sampel direndam dalam larutan formalin 4 selama 24 jam dan alkohol 70 selama 24 jam, dengan tujuan agar sampel jaringan tidak mengeras.
b. Perlakuan processing jaringan
Potongan sampel organ diberi perlakuan berupa dehidrasi pengambilan air dan clearing penjernihan, kemudian dilakukan impregnasi penyusunan parafin untuk
kemudian jaringan siap dibuat blok melalui proses embedding Lampiran 1. Proses ini bertujuan untuk membuat sediaan ada dalam blok paraffin yang merupakan penunjang yang
sangat diperlukan dalam proses pemotongan. Mula-mula paraffin cair dituang kedalam wadah cetakan sebagai dasar pembuatan blok. Sediaan diambil dengan pinset dan diletakkan
diatas dasar blok tersebut, kemudiaan bahan embedding dituang hingga memenuhi cetakan dengan sediaan di dalamnya. Blok kemudian ditempel pada holder atau blok kayu.
c. Pemotongan jaringan
Sediaan yang sudah diblok siap dipotong dengan menggunakan mikrotom setebal 5 µm dan dibuat preparat. Sebelum proes pewarnaan, dilakukan deparafinasi dengan cara
mencelupkan sediaan ke dalam Xylol I dan II masing-masing 5 menit dan dilanjutkan dengan pencelupan ke dalam alkohol absolut I dan II selama 2-3 menit, alkohol 95
selama 2-3 menit, alkohol 90 selama 2-3 menit, alkohol 80 selama 2-3 menit, alkohol 70 selama 2-3 menit, alkohol 50 selama 2-3 menit Lampiran 2. Kemudian dilakukan
proses rehidrasi yaitu proses mencuci preparat jaringan dengan aquades mengalir selama 2- 3 menit.
d. Pewarnaan jaringan