Kualitas air HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Kisaran kualitas air media pemeliharaan ikan nila selama penelitian Parameter kualitas air Kualitas air selama penelitian Kualitas air ideal untuk ikan air tawar Referensi Suhu o 26-28 C 24-30 Boyd 1982 pH 7,1-8,2 6,5-9,5 Boyd 1982 DO mgl 5,4-6,2 5 Boyd 1982 TANppm 0,15-0,45 0,52 Boyd 1982 Dari Tabel 3 diatas terlihat bahwa kualitas air media pemeliharaan ikan nila selama penelitian masih berada dalam kisaran yang ideal untuk pemeliharaan dan hidup ikan budidaya air tawar. Hasil ini menunjukkan bahwa parameter kualitas air dalam penelitian ini bukan menjadi faktor pembatas yang mempengaruhi kesehatan ikan karena semua berada pada kondisi yang sama. Sehingga dapat dipastikan infeksi penyakit yang terjadi dalam penelitian sepenuhnya disebabkan oleh infeksi S. agalactiae.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa penambahan probiotik sebesar 1, prebiotik 2 dan sinbiotik probiotik 1 dan prebiotik 2 : TPT 5 dalam pakan mampu meningkatkan respon imun ikan nila. Penambahan sinbiotik dalam pakan menghasilkan nilai kelangsungan hidup, total eritrosit, total leukosit, indeks fagositik yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, baik sebelum maupun pasca uji tantang dengan bakteri S. agalactiae. Perlakuan sinbiotik juga menghasilkan jumlah bakteri S. agalactiae di organ target yang lebih rendah dan menggambarkan tingkat kerusakan organ terendah pada pengamatan histopatologi dibandingkan perlakuan lainnya.

5.2 Saran

Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut yaitu skala lapangan untuk menguji efektivitas penambahan sinbiotik untuk meningkatkan respon imun ikan nila dalam pengendalian infeksi bakteri patogen S. agalactiae. DAFTAR PUSTAKA Almendras JME, Catap ES. 2002. Immunity and Biological Methods of Disease Prevention and Control. Tighbauan Iloilo Philiphine : SEAFDECAQD.30 ps. Aly SM, Azza MA, George J, Mohamed FM. 2008. Characterization of some bacteria isolated from Oreochromis niloticus and their potential use as probiotics. J. Aquaculture 277 : 1-6. Amlacher E. 1970. Textbook of Fish Disease. DA Conroy, RL Herman, Penerjemah. New York : TFH Publ. Neptune. pp 302 . Anderson WL. 1974. Fish Imunology. Hongkong : TFH Publication Ltd. pp 182 Anderson DP. 1990. Immunological indicators : effects of environmental stress on immune protection and disease outbreaks. A. Fis. Society Symposium 8 : 38-50. Anderson DP, Siwicki AK. 1993. Basic hematology and serology for fish health programs. Paper presented in second symposium on diseases in Asian Aquaculture “Aquatic Animal Health and the Evironment”. Phuket,Thailand.25- 29 th Anonimous. 1991. International development research centre canada. Indonesian Fisheries information System INFIS. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta. October 1993. 17 hlm. Apriyanto A, Fardiaz D, Puspitasari NL, Sedarnawati, Budiyanti. 1989. Petunjuk Laboratorium Pengujian Pangan. Bogor : IPB Press. Baratawidjaja KG. 2006. Imunologi Dasar. Edisi Keenam. Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 571 hlm. Baya AM et al. 1990. Association of Streptococcus sp. With fish mortalities in the Chesapeak Bay and its tributaries. J. of Fish diseases 13:251-253. Blaxhall PC, Daisley KW. 1973. Routine haematological methods for use with fish blood. J. Fish Biology 5:577-581 Boyd CE. 1982. Water Quality in Ponds For Aquaculture. Auburn University : International Centre for Aquaculture Experiment Station. Cheville NF. 1999. Introduction to veterinary pathgology. Second edition. Iowa state. University PressAMES. Chinabut S., Chalor L, Praveena K. 1991. Histology of The Walking Catfish, Clarias batrachus. Thailand : Departement Of Fisheries. 96 hlm. Collins WW, Gibson GR. 1999. Prebiotic, Probiotic and Synbiotic:Approaches For Modulating The Microbial Ecology Of The Gut. Am. J. Clin. Nutr. 695:1052S- 1057S. Cummings JH, Macfarlane GT, Englyst HN. 2001. Prebiotics digestion and fermentation. Am. J. Clin. Nutr. 732: 415S-420S.