Pelaksanaan Penelitian METODE PENELITIAN
Prosedur Penelitian
Gambar 1. Diagram alir pelaksanaan penelitian.
Peningkatan virulensi bakteri S. agalactiae
Probiotik NP5
Tahap 1. Pengujian secara In vitro
Pembuatan tepung ubi jalar
Ekstraksi Oligosakarida
Prebiotik
Tahap 2. Ekstraksi Oligosakarida
Tahap 3. Pengujian secara in vivo
Sinbiotik
Ikan nila dipelihara selama 14 hari dan diberi pakan 3x sehari dengan pemberian probiotik,
prebiotik dan sinbiotik dosis perlakuan Pengukuran parameter gambaran darah
pada hari ke-0, 7, 15 serta hari ke-7 dan hari ke-14 setelah uji tantang
dengan bakteri S.agalactiae Pengukuran jumlah koloni bakteri di usus
pada hari ke-15 dan histopatologi pada organ otak, mata, hati dan ginjal pada hari ke- 7
dan 14 setelah uji tantang Uji aktivitas antagonistik bakteri NP5
S.agalactiae secara in Vitro
Tahap 2 . Ekstraksi Oligosakarida
Pembuatan Tepung Ubi Jalar
Ubi jalar segar dibersihkan dan dikupas, kemudian diiris menggunakan pisau dengan ketebalan ±1 mm dan dikeringkan dalam oven suhu 55
C selama 5 jam atau hingga irisan ubi jalar dapat dipatahkan dengan tangan. Irisan ubi jalar kemudian digiling dengan
willey mill dan diayak 60 mesh. Tahapan dalam pembuatan tepung segar ubi jalar dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 2. Tahapan pembuatan tepung ubi jalar. Ekstraksi dengan Etanol 70 Muchtadi 1989
Sebanyak 500 gram tepung ubi jalar dicampur air dengan perbandingan 1:1 wv dan dikukus pada suhu 100
C selama 30 menit. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 55
C selama 18 jam. Selanjutnya, digiling dan disaring dengan ayakan hingga tepung kukus ubi jalar dapat terkumpul. Pada proses ekstraksi, sebanyak 100 gram tepung kukus
ubi jalar disuspensikan ke dalam 1 L etanol 70 dan diaduk selama 15 jam menggunakan magnetic stirer pada suhu ruang. Setelah itu dilakukan penyaringan menggunakan kertas
saring mesh 40 dan residu dicuci dengan menggunakan etanol 70. Filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan evaporator vakum pada suhu 40
C. Hasil pemekatan di sentrifus Persiapan ubi jalar
Pengupasan dan pengirisan
Pengeringan pada 55 C, 5 jam
Penggilingan dengan willey mill
Pengayakan dengan 60 mesh
Tepung segar ubi jalar
pada 5000 rpm selama 10 menit untuk mengendapkan kotoran, sehingga ekstrak mudah disterilisasi dengan kertas saring.
Gambar 3. Ekstraksi Oligosakarida Ubi Jalar.
Total Padatan Terlarut TPT
Total padatan terlarut diukur berdasarkan metode Apriyantono 1989. Pengukuran TPT bertujuan untuk melihat kepekatan padatan terlarut prebiotik yang berguna pada analisa
oligosakarida pada tahap pengujian secara in vitro dan in vivo. Cawan porselin dikeringkan selama 2 jam dalam oven bersuhu 100
C, kemudian didinginkan dalam desikator hingga diperoleh berat tetap. Cawan tersebut kemudian ditimbang a gram. Sebanyak 1 ml
oligosakarida yang diekstraksi dari ubi jalar ditempatkan dalam cawan porselen tersebut dan ditimbang b gram. Kemudian dimasukan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu
100 C. Setelah kering, cawan didinginkan dalam desikator selama 10 menit atau hingga
Tepung kukus ubi jalar
Ekstraksi dengan etanol 70
Pengadukan selama 15 jam Penyaringan
Pemekatan dengan evaporator vakum Sentrifus
Penyaringan Ekstrak oligosakarida
Tepung ubi jalar, dikukus pada suhu 100
C selama 30 menit
berat cawan stabil, kemudian cawan tersebut ditimbang c gram. Total padatan terlarut dihitung dari hasil perbandingan berat ekstrak setelah dikeringkan dengan berat ekstrak
sebelum dikeringkan. TPT=
a b
a c
− −
x 100
Keterangan : a = berat cawan sebelum diisi ekstrak oligosakarida b = berat cawan setelah diisi ekstrak oligosakarida
c = berat cawan setelah diisi ekstrak oligosakarida dan dioven 24 jam.
Tahap 3. Pengujian secara In Vivo
Bakteri probiotik NP5 dengan konsentrasi 10
6
Pakan yang digunakan untuk pemeliharaan adalah pakan komersil dengan kandungan protein 38. Ikan nila diberi pakan 3 kali sehari yaitu pada pukul 07.30, 12.00
dan 16.30 secara at satiation. Pemberian probiotik, prebiotik dan sinbiotik dalam pakan dilakukan satu kali pada pagi hari selama 14 hari masa pemeliharaan Aly et al. 2008.
Setelah diberikan ke ikan, pakan perlakuan disimpan pada suhu 4 CFUml ditambahkan sebanyak 1
1g100g pakan Putra 2010. Sedangkan dosis prebiotik yang diberikan pada perlakuan P2 dan P3 adalah 2 atau 2 g100g pakan Mahious et al. 2006 dengan TPT 5 Marlis
2008. Probiotik, prebiotik dan sinbiotik dicampur atau ditambahkan ke dalam pakan dengan menambahkan kuning telur sebesar 2 sebagai perekat, lalu kemudian disemprotkan secara
merata menggunakan spuit Putra 2010.
o
C di dalam lemari pendingin sampai waktu pemberian pakan berikutnya. Pada hari ke-15 ikan nila diuji
tantang dengan injeksi bakteri S. agalactiae NK
1
0,1 mlekor pada konsentrasi 10
5
CFUml yang merupakan dosis LD
50
Taukhid 2009. Setelah injeksi S. agalactiae, ikan dipelihara selama 14 hari dan diberi pakan kontrol serta dilakukan pengamatan mengenai
kematian ikan, nafsu makan dan gejala klinis. Untuk menjaga kualitas air pada wadah pemeliharaan maka dilakukan penyiponan setiap hari sebanyak 10 dari total volume air
tiap akuarium.