Monosit HASIL DAN PEMBAHASAN

limfosit. Kekurangan limfosit dapat menurunkan konsentrasi antibodi dan dapat meningkatkan serangan penyakit. Namun demikian, penurunan persentase jumlah limfosit dalam penelitian ini masih berada pada kisaran persentase jumlah limfosit ikan normal. Blaxhall 1972 menyatakan bahwa limfosit ikan secara umum berjumlah 71,12-82,88 dari total leukosit. Limfosit merupakan sel-sel respon pertahanan tubuh yang penting dan diklasifikasikan ke dalam 2 subklas : sel B respon imun spesifik humoral dan sel T respon imun spesifik seluler. Sel B mempunyai kemampuan untuk bertransformasi menjadi sel plasma yaitu sel yang memproduksi antibodi Almendras Catap 2002. Menurut Baratawidjaja 2006, bila sel B dirangsang oleh benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Antibodi ini berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraselular atau bakteri serta menetralisir toksinnya. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan salah satunya adalah sel Th1 yang berfungsi mengaktifkan makrofag monosit untuk menghancurkan mikroba patogen serta memusnahkan sel yang terinfeksi.

b. Monosit

Persentase jumlah monosit ikan nila yang terukur selama pengamatan dalam penelitian cukup berfluktuasi, khususnya pasca uji tantang dengan bakteri S. agalctiae. Hasil jumlah monosit selama penelitian disajikan pada Gambar 12 dan Lampiran 7. Gambar 12. Persentase jumlah monosit ikan nila selama perlakuan penambahan probiotik, prebiotik dan sinbiotik minggu ke-1 dan ke-2 dan pasca uji tantang dengan bakteri S. agalactiae minggu ke-3 dan ke-4 Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa peningkatan nilai monosit secara signifikan terjadi pada minggu ke-3 dengan nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan P3 sebesar 11,41 + 0,85 . Peningkatan persentase jumlah monosit ini menunjukkan terjadinya peningkatan respon imun akibat serangan bakteri patogen berupa peningkatan aktifitas fagositosis. Monosit merupakan sel-sel fagositik selain neutrofil yang juga berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh nonspesifik. Menurut Fujaya 2004, monosit merupakan sel yang lebih kuat dalam memfagosit partikel atau antigen dibandingkan dengan neutrofil. Monosit yang berdiferensiasi menjadi makrofag di jaringan bahkan mampu memfagosit partikel yang berukuran lebih besar dan dalam jumlah yang banyak hingga 100 bakteri. Peningkatan monosit ini juga merupakan indikasi bahwa pada minggu ke-3 7 hari pasca uji tantang jumlah bakteri S. agalactiae yang menyerang ikan berjumlah lebih banyak dibandingkan minggu ke-4 sehingga tubuh ikan memproduksi monosit lebih tinggi untuk melawan serangan bakteri S. agalactiae. Monosit ikan berbentuk bulat atau oval, intinya terletak di tengah sel dengan sitoplasmanya tidak bergranula Takashima dan Hibiya 1995. Monosit mampu masuk ke jaringan dan berdiferensiasi menjadi makrofag. Peran monosit sangat penting sebagai sel fagosit utama dalam menghancurkan berbagai patogen yang menyerang dan berperan pula 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 Ju ml a h Mo n o si t Perlakuan PO + PO - P1 P2 P3 sebagai antigen presenting cells APC yang berfungsi untuk menyajikan antigen kepada sel limfosit Kresno, 2001; Kollner et al. 2002. Menurut Baratawidjaja 2006, monosit berasal dari sel progenitor umum dalam sumsum tulang. Setelah berproliferasi dan matang, sel ini akan masuk kedalam peredaran darah. Monosit tidak hanya menyerang mikroba dan sel kanker tetapi juga memproduksi sitokin, mengerahkan pertahanan sebagai respons terhadap infeksi, berperan dalam remodeling dan perbaikan jaringan, serta merupakan sumber beberapa komplemen penting.

c. Neutrofil