initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio
ini dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima.
……………………………………………….4 Keterangan:
1 = Jumlah modal investasi
Ab = Manfaat bersih rata-rata per tahun per periode PBP diartikan sebagai jangka waktu pengembalian
biaya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Masa Pengembalian
Investasi MPI dapat diartikan juga sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV berbanding
terbalik dengan nilai MPI, jika nilai NPV besar maka MPI semakin kecil dan demikian pula sebailknya. Nilai NPV
semakin besar menunjukkan jangka waktu pengembalian investasi yang ditanam semakin cepat.
E. Analisis Sensitivitas
Menurut Umar 2009, manfaat dari analisis kepekaan yaitu berupa pemaksaan kepada manajer proyek
untuk mengindentifikasikan sebanyak mungkin variabel- variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan
taksiran-taksiran yang menyesatkan atau yang tidak tepat. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa
yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan
biaya atau manfaat, didasarkan kepada proyeksi-proyeksi yang mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang
terjadi di masa yang akan datang. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan suatu proyek
bisnis dalam beroperasi untuk menghasilkan laba
perusahaan. Suatu proyek sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan seperti:
1. Kenaikan biaya-biaya, hal ini mempengaruhi biaya
dan netto. Proyek cenderung sensitif terhadap biaya karena umumnya biaya seringkali diperkirakan
sebelum proyek dilaksanakan, sedangkan kenaikan biaya terjadi saat setelah proyek dilaksanakan.
2. Harga jual output turun yang berpengaruh terhadap
manfaat dan tingkat penjualan secara finansial maupun ekonomi.
3. Hasil dari produksi yang akan mempengaruhi
manfaat 4.
Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan peralatan baru, mempengaruhi biaya maupun
manfaat yang akhirnya akan mempengaruhi manfaat netto.
Variabel biaya dan harga jual produk dalam analisis finansial diasumsikan tetap untuk setiap tahunnya,
walaupun di kenyataan kedua variabel ini kerap berubah sejalan
pertambahan waktu.
Analisis sensitivitas
digunakan untuk melihat sejauh mana kenaikan biaya atau penurunan harga yang terjadi, karena hal tersebut dapat
mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi, yaitu memiliki prospek yang baik untuk dilaksanakan.
F. Analisis Nilai Pengganti Switching Value Analysis
Gittinger dalam Nurmalina dkk 2009 menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai
pengganti switching value. Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan
maksimum dari perubahan suatu komponen inflow penurunan harga output, penurunan produksi atau
perubahan komponen
outflow peningkatan
harga
inputpeningkatan biaya produksi yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Oleh karena itu
perubahan jangan melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan.
Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol NPV=0.
Perbedaan mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa dilakukan dengan analisis switching value ini adalah
pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik misal: kenaikan harga bahan
baku 4 untuk selanjutnya dihitung dampaknya terhadap hasil kelayakan. Sedangkan pada switching value justru
perubahan tersebut yang dicari misal: berapa perubahan maksimum dari kenaikan harga bahan baku yang masih
dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Hal ini menunjukkan bahwa harga bahan baku tidak boleh naik
melebihi nilai pengganti tersebut. Bila melebihi nilai pengganti tersebut, maka bisnis tidak layak atau NPV 0.
Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang
boleh terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflow atau outflow.
2.6. Penelitian Terdahulu