PENDAHULUAN Analisis Pengembangan Bisnis Pada TCF Furnitur Di Kota Bogor

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Industri furnitur di Indonesia mengalami pertumbuhan cukup tinggi seiring dengan tumbuhnya kelas menengah. Prospek yang cukup baik ini mendorong pelaku usaha di industri ini untuk mengembangkan usahanya dalam skala yang lebih besar. Kebutuhan furnitur di dalam negeri juga terlihat cenderung meningkat sejalan mulai membaiknya bisnis properti di Indonesia. Komoditi furnitur dari tahun 2009 ke 2010 mengalami peningkatan sebesar 7.205.320, sedangkan dari tahun 2010 ke 2011 peningkatan terjadi sebesar 17 yakni 2.498.327. Jika dilihat dari proporsi pengeluaran masyarakat Kota Bogor dari tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan proporsi pengeluaran untuk non makanan BPS, 2009-2011. Furnitur adalah salah satu perlengkapan rumah tangga yang sangat dibutuhkan, baik berupa perlengkapan ruang tamu, perlengkapan ruang tidur, dan perlengkapan ruang belajar serta ruang kerja. Perlengkapan furnitur yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal umumnya adalah terbuat dari bahan dasar kayu dimana jenis ini memang sudah lama menjadi bahan dasar dalam pembuatan furnitur di Indonesia. Konsistensi Industri furnitur berbahan kayu dapat terlihat dari perkembangan kinerja industri furnitur yang terjadi setiap tahunnya. Gambar 1. Kinerja industri furnitur berbahan kayu di Indonesia Disperindag, 2011 2000000000 4000000000 6000000000 8000000000 10000000000 12000000000 14000000000 2006 2007 2008 2009 2010 nilai t ambah brut o ribuan Rp Nilai produksi ribuan Rp Nilai out put ribuan Rp Biaya input ribuan Rp Industri Furnitur di Kota Bogor berjumlah 54 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sebanyak 747 orang, kapasitas produksi 37.000 unit dengan nilai investasi sebesar Rp.10.649.000,00 yang tersebar di wilayah Kota Bogor. Produk yang dihasilkan dari Industri ini banyak dibutuhkan masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya juga mempunyai peluang pasar di Luar Negeri khususnya Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa KADIN, 2011. Furnitur saat ini sudah menjadi gaya hidup, produk fashion, dan mode. Di dalam bisnis furnitur, selera dan kebutuhan pelanggan merupakan faktor kunci yang harus diprioritaskan. Pada umumnya para calon pelanggan melihat dari kualitas yang dihasilkan, seperti keindahan, keunikan, kemudahan akses, dan selain itu juga dilihat dari harga produk mebel itu sendiri. Salah satu pelaku usaha di industri ini adalah Takeshi Cook Furnitur TCF. TCF telah masuk ke bisnis ini sejak tahun 2006 di Kota Bogor. Meningkatnya permintaan furnitur dalam beberapa tahun terakhir membuat TCF Furnitur dengan kapasitas produksinya saat ini tidak mampu melayani permintaan tersebut. Permintaan akan produk furnitur yang meningkat menimbulkan peluang bisnis bagi pemilik TCF Furnitur, hal ini terlihat dengan banyaknya permintaan yang tidak dapat terpenuhi. Tidak terpenuhinya permintaan konsumen dikarenakan sumber daya serta fasilitas yang terbatas yang dimiliki perusahaan. Tabel 1. Data penjualan kitchen set TCF furnitur Periode Permintaan Unit Kapasitas Unit Yang Tidak Dikerjakan Unit 2006 618 576 42 2007 632 576 56 2008 648 576 72 2009 667 576 91 2010 692 576 116 2011 725 576 149 2012 736 576 160 Sumber: Data penjualan kitchen set TCF furnitur 2013 Pemilik TCF Furnitur memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya dengan membuka cabang di tempat lain. Pemilik perusahaan berencana untuk membuka cabang di daerah Sukasari, Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi diutamakan tetap berada di Kota Bogor, hal ini dikarenakan untuk memudahkan pemantauan kantor cabang. Selain itu, menurut hasil pengamatan pemilik perusahaan daerah Sukasari memiliki potensi yang bagus untuk mengembangkan usahanya. Sukasari merupakan daerah yang mudah dijangkau serta padat penduduk sehingga memudahkan bagi perusahaan untuk mencari pasar, jenis usaha bidang furnitur pun di daerah tersebut dapat dikatakan belum mewabah. Banyak hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaku bisnis khususnya di industri furnitur yang ingin mengembangkan usahanya. Hal penting yang perlu diperhatikan sebelum memulai usahanya adalah pengetahuannya akan membaca situasi pasar, memiliki inovasi dan ide-ide kreatif, serta pemilihan tempat yang strategis. Ketiga hal tersebut menjadi faktor kesuksesannya di bisnis dalam bidang furnitur. Kebutuhan manusia terhadap barang-barang furnitur sudah masuk pada pemenuhan selera, bukan hanya karena fungsinya saja. Mengembangkan suatu usaha merupakan jawaban dari analisis yang sifatnya strategis yang diputuskan oleh manajemen tingkat atas. Mengembangkan usaha caranya bermacam-macam, yaitu dapat dengan membuat perusahaan baru, yang dikenal secara umum sebagai anak perusahaan, dimana produk baru yang akan dibuat berada di bawah perusahaan yang baru ini. Cara lain adalah dengan hanya membuat produk baru, tetapi tidak dengan membuat perusahaan baru. Dalam hal ini, yang dipilih oleh TCF Furnitur yaitu mengembangkan usahanya dengan membuat perusahaan baru. Sistem pengelolaan organisasi direncanakan akan berjalan serupa dengan kantor pusat, dengan manajemen yang sama usaha diharapkan dapat berjalan dengan lancar seperti usaha yang sudah ada. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dihadapi adalah perlunya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan dapat menghasilkan laba atau menimbulkan kerugian bagi perusahaan, kajian semacam ini disebut dengan business plan. Bagaimana penyusunan rencana bisnis yang efektif dengan mengidentifikasi rencana bisnis dilihat dari aspek finansial, non finansial, serta menganalisis sensitivitas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Penulis dalam hal ini akan mencoba mengangkat skripsi dengan judul “Analisis Pengembangan Bisnis Pada TCF Furnitur Di Kota Bogor”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana potensi dan peluang usaha furnitur produk kitchen set berskala menengah di Kota Bogor? 2. Bagaimana penyusunan rencana bisnis business plan dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial? 3. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan dengan menggunakan analisis sensitivitas?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi potensi dan peluang usaha furnitur produk kitchen set berskala menengah. 2. Menyusun rencana bisnis business plan dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. 3. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan bisnis terhadap perubahan- perubahan yang terjadi pada biaya dan permintaan.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan serta evaluasi untuk melakukan pengembangan usaha. 2. Bagi kreditor, penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian ulang dalam membuat keputusan untuk memberikan kredit atau tidak. 3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi sebagai bahan referensi.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Lingkup rencana usaha yang dikaji terbagi menjadi dua hal, yaitu rencana non finansial dan rencana finansial. Rencana non finansial mencakup rencana pemasaran, rencana teknis dan teknologi, rencana legalitas, serta rencana manajemen dan organisasi. Adapun rencana finansial mencakup kebutuhan biaya, kebutuhan investasi, modal kerja, serta perkiraan harga.

II. TINJAUAN PUSTAKA