Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

inputpeningkatan biaya produksi yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Oleh karena itu perubahan jangan melebihi nilai tersebut. Bila melebihi maka bisnis menjadi tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai dengan NPV sama dengan nol NPV=0. Perbedaan mendasar antara analisis sensitivitas yang biasa dilakukan dengan analisis switching value ini adalah pada analisis sensitivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik misal: kenaikan harga bahan baku 4 untuk selanjutnya dihitung dampaknya terhadap hasil kelayakan. Sedangkan pada switching value justru perubahan tersebut yang dicari misal: berapa perubahan maksimum dari kenaikan harga bahan baku yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak. Hal ini menunjukkan bahwa harga bahan baku tidak boleh naik melebihi nilai pengganti tersebut. Bila melebihi nilai pengganti tersebut, maka bisnis tidak layak atau NPV 0. Analisis switching value dapat dilakukan dengan menghitung secara coba-coba perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan di dalam komponen inflow atau outflow.

2.6. Penelitian Terdahulu

Satria 2009 mengkaji tentang analisis kelayakan pengembangan usaha peternakan kambing perah peranakan ettawa di peternakan Cordero, Kabupaten Bogor. Ada lima aspek yang dianalisis, yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, ekonomi dan sosial, dan finansial. Hasil aspek pasar dan pemasaran menunjukkan prospek yang bagus karena data menunjukkan permintaan akan susu kambing masih defisit 173 liter per hari dan ini dapat dijadikan peluang dalam pemasaran. Aspek teknis menunjukkan semua tahapan teknis dalam operasional peternakan kambing beserta fasilitas pendukung dapat diakomodasi dengan baik sehingga layak dijalankan. Aspek legalitas dalam manajemen peternakan Cordero masih dalam tahap pengusahaan namun tidak menghalangi kegiatan usaha dan struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan telah efektif dijalankan. Dalam aspek ekonomi dan sosial keberadaan peternakan Cordero memberi manfaat bagi masyarakat sekitar dan tidak mengakibatkan efek negatif yang berarti. Analisis aspek finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan dengan maenghasilkan NPV sebesar Rp 908.058.246, IRR 32,14, Net BC 2,32, PP 4,1 tahun, dan BEP 4,6 tahun. Analisis sensitivitas menggunakan pendekatan analisis nilai pengganti switching value, dimana parameter yang dibahas adalah tingkat inflasi, harga pakan per tahun, dan harga jual susu kambing. Tingkat inflasi maksimum yang dapat ditoleransi sebesar 57,16, kenaikan harga pakan maksimum 44,66 ceteris paribus, dan penurunan harga jual susu maksimum sebesar 49,16. Zakaria 2010 melakukan penelitian mengenai studi kelayakan bisnis pengembangan usaha isi ulang minyak wangi pada usaha perseorangan Boss parfum, Bogor. Analisis kelayakan pengembangan usaha dilakukan pada empat aspek, yaitu aspek pasar dan pemasaran, teknis, manajemen dan operasional, dan finansial. Hasil dari aspek pasar dan pemasaran menunjukkan Boss parfum memiliki pangsa pasar konsumen di Bogor sebesar 5 dengan segmen konsumen menengah ke atas dengan range usia 14 – 60 tahun. Bentuk pasar yang dimasuki adalah pasar persaingan sempurna dan pasar konsumen yang dipilih adalah penjualan langsung direct selling ke konsumen dan reseller. Dari aspek teknis baik dari segi lokasi, penyediaan bahan baku, dan proses produksi dapat dikatakan memenuhi kriteria untuk dijalankan. Dalam aspek manajemen dan operasional, Boss parfum telah mengantongi berbagai macam perizinan untuk mendukung legalitas usaha. Analisis aspek finansial menghasilkan kriteria investasi berupa Net Present Value NPV sebesar Rp 57.494.385 positif, arus masuk arus keluar, Internal Rate of Return IRR 21 lebih besar dari tingkat pinjaman 13, Net BC 1,24 lebih besar dari 1, Break Even Point BEP Rp 391.161.287, dan Payback Period PP sebesar 1,12 kurang dari umur proyek. Analisis sensitivitas dilakukan pada dua skenario yaitu peningkatan biaya variabel 5 yang menyebabkan usaha tidak layak karena menghasilkan IRR sebesar 8, sedangkan penurunan penjualan 10 usaha masih layak dijalankan.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 2. Kerangka pemikiran Kajian mengenai rencana usaha ini dilakukan karena adanya permintaan akan produk furnitur yang terus meningkat. Hal ini yang melatar belakangi timbulnya pemikiran akan peluang mengembangkan usaha yang akan dilakukan oleh pemilik perusahaan furnitur. Di daerah Bogor khususnya, bisnis ini sedang berkembang dengan cukup pesat. Begitupun yang dialami oleh TCF Furnitur selaku perusahaan furnitur berskala menengah. Berhubungan dengan potensi, rencana pengelolaan SDM jumlah dan kompetensi, brand, serta relasi harus dipikirkan secara komprehensif oleh para pelaku usaha furnitur yang akan mengembangkan usahanya. Peluang usaha TCF Furnitur Perlunya rencana usaha sebelum dijalankan Evaluasi rencana usaha Baik Tidak Usaha dapat dijalankan Permintaan pasar terpenuhi Potensi usaha TCF Furnitur