VII PERUMUSAN ANALISIS STRATEGI
7.1 Tahap Masukan The Input Stage
Langkah-langkah dalam tahapan pengumpulan data adalah pengidentifikasian faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman perusahaan dari data hasil wawancara dengan para pemegang kebijakan perusahaan.
Selanjutnya dilakukan evaluasi faktor internal dengan menggunakan Internal Factor Evaluation
IFE untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan evaluasi faktor eksternal dengan menggunakan External Factor
Evaluation EFE untuk melihat peluang dan ancaman perusahaan dalam
memanfaatkan kekuatan dan peluangyang dimilikinya serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
7.1.1 Identifikasi Faktor Internal
Berdasarkan analisis lingkungan internal perusahaan didapat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus
distinctive competence yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Sedangkan kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan
dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Adapun faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dari
Kampung 99 Pepohonan dapat dilihat pada Tabel 15.
78
Tabel 15.
Faktor Kekuatan dan Kelemahan Bagi Kampung 99 Pepohonan
Faktor Kekuatan
Kelemahan
Manajemen -
• Sistemperekrutan dan pengendalian yang
bersifat kekeluargaan • Sistem administrasi dan
keuangan bersifat sederhana
• Belum ada perumusan perencanaan yang jelas
dan terarah baik jangka pendek, menengah, dan
panjang
Pemasaran • Konsep budaya sedekah pohon yang
menarik • Konsep rumah tangga satu pintu
• Tidak dikenakan biaya masuk • Promosi yang belum
intensif dan gencar
Keuangan -
- Produksi
• Memiliki kawasan yang asri dan udara yang sejuk
• Lokasi yang strategis • Fasilitas yang lengkap
• Paket wisata yang lengkap -
Akses jalan yang kurang baik
Penelitian dan pengembangan
- -
Keterangan : - tidak ada kekuatan atau kelemahan dalam bidang tersebut
Berikut merupakan kekuatan yang dimiliki oleh Kampung 99 Pepohonan : 1.
Memiliki kawasan yang asri dan udara yang sejuk Kota Depok yang berdekatan dengan Ibukota Jakarta memiliki karakteristik
permasalahan yang sama dengan Jakarta. Kemacetan, udara yang sudah tidak sehat lagi serta masalah-masalah kependudukan, kriminalitas dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, kehadiran Kampung 99 Pepohonan yang memiliki kawasan yang asri serta udara yang sejuk karena dikelilingi oleh
pepohonan yang rindang serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi merupakan salah satu alternatif kawasan yang menjadi tempat yang dapat
menghilangkan beban serta masalah masyarakat daerah ibukota dan sekitarnya. Kampung 99 Pepohonan dapat memberikan penyegaran terhadap
hiruk pikuk aktivitas masyarakat Kota Depok dan sekitarnya.
79 2.
Tidak dikenakan biaya masuk Dalam menjalankan kegiatannya, Kampung 99 Pepohonan tidak menetapkan
biaya masuk atau tiket masuk. Pengunjung yang ingin datang dan berkunjung bebas keluar masuk tanpa dipungut biaya. Hal ini merupakan nilai tambah
yang dimiliki oleh Kampung 99 Pepohonan sebagai salah satu agrowisata yang terletak di Kota Depok. Pendapatan Kampung 99 Pepohonan berasal dari
kegiatan outbond, restoran dan cafe serta catering juga penginapan atau biaya sewa ruangan untuk kegiatan gathering.
3. Lokasi wisata yang strategis
Lokasi Kampung 99 Pepohonan dikatakan strategis karena agrowisata ini berada di Kota Depok dekat dengan Ibukota Jakarta sehingga untuk meuju
Kampung 99 Pepohonan dapat dijangkau dengan mudah dan jarak yang relatif dekat. Masyarakat yang ingin berlibur, berwisata untuk menghilangkan
kepenatan ibukota dapat dengan mudah mendatangi Kampung 99 Pepohonan karena jarak yang dekat. Berbeda dengan lokasi agrowisata lainnya yang
sebagian besar berada di luar kota seperti daerah Puncak Bogor, Cipanas Bogor, Garut, Bandung dan lain sebagainya yang membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk mencapai lokasi agrowisata tersebut. Dengan adanya Kampung 99 Pepohonan masyarakat tidak perlu jauh-jauh mendatangi
agrowisata yang sebagian besar berlokasi jauh dan berada di pinggiran kota, tetapi masyarakat bisa langsung datang ke Kampung 99 Pepohonan.
4. Fasilitas wisata yang lengkap
Kampung 99 Pepohonan memiliki fasilitas yang lengkap. Fasilitas perusahaan dikatakan lengkap karena telah memenuhi syarat fasilitas umum yang ada
pada umumnya yaitu meliputi tempat ibadah, tempat parkir, toilet, penginapan, restoran, lapangan, dan lain hal sebagainya. Fasilitas-fasilitas
yang terdapat di Kampung 99 Pepohonan adalah adalah restoran dan cafe, lapangan outbond, lapangan parkir, peternakan, perikanan, toilet, mushola,
live music, penginapan, ruang untk kumpul keluarga atau gathering. 5.
Paket wisata yang lengkap Kampung 99 Pepohonan menawarkan paket-paket outbond dalam bidang
pertanian, peternakan, perikanan, juga permainan seperti flying fox, spider
80 web,
dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam bidang pertanian seperti menanam padi, menanam sayuran, memanen jagung, membajak sawah,
menanam pohon, dan lain sebagainya. Dalam bidang peternakan kegiatan yang dilakukan antara lain memandikan kerbau atau sapi, menyusui anak sapi,
memerah susu sapi atau kambing, membuat pakan konsentrat untuk sapi dan kambing, memberi makan ternak, dan lain sebagainya. Selain paket-paket
yang tersedia di Kampung 99 Pepohonan juga menerima pesanan 6.
Konsep budaya sedekah pohon yang menarik Guna mencapai tujuan Kampung 99 Pepohonan yaitu keinginan untuk
bergerak bersama mencintai alam maka dibuat konsep budaya gerakan sedekah pohon. Hal ini cukup menarik perhatian dan menjadi nilai tambah
bagi Kampung 99 Pepohonan yang peduli akan lingkungan untuk mengajak masyarakat sekitar pada umunya serta pengunjung Kampung 99 Pepohonan
untuk mencintai alam dan menanam pohon sebanyak-banyaknya guna menjadikan lingkungan yang sehat.
7. Konsep sistem rumah tangga satu pintu satu dapur
Salah satu hal yang menarik dari Kampung 99 Pepohonan adalah konsep sistem rumah tangga satu pintunya. Konsep rumah tangga satu pintu
merupakan konsep yang diterapkan Kampung 99 Pepohonan dalam menjalankan urusan rumah tangganya. Segala kegiatan rumah tangga mulai
dari memasak, mencuci baju, dan kegiatan lainnya dalam rumah tangga dikelola oleh bagian-bagian keluarga yang menjadi tugasnya. Dari tujuh
rumah kayu yang dihuni oleh beberapa keluarga, masing-masing memiliki tugas dan peran dalam menjalankan rumah tangga seperti rumah A bertugas
mengelola pakaian laundry semua keluarga yang ada di Kampung 99 Pepohonan, kemudian bagian B mengelola masakan untuk makanan keluarga,
dan lain sebagainya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang dan melihat bagaimana sistem rumah tangga yang diterapkan
oleh Kampung 99 Pepohonan. Adapun faktor-faktor yang tergolong kelemahan yang dimiliki oleh
Kampung 99 Pepohonan : 1.
Promosi yang belum intensif dan gencar
81 Promosi yang dilakukan oleh Kampung 99 Pepohonan belum intensif dan
gencar, hal ini dikarenakan promosi yang dilakukan adalah dari mulut ke mulut. Pengunjung yang datangke Kampung 99 Pepohonan mendengar dari
teman atau kerabat tentang Kampung 99 Pepohonan. Media lain yang digunakan dalam pemasarannya adalah dengan melalui blog. Padahal,
perkembangan teknologi saat ini begitu cepat dan tinggi. Selain itu, Akses informasi seperti internet mudah dijangkau. Hal ini tentunya merupakan suatu
peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menarik pengunjung agar datang ke Kampung 99 Pepohonan.
2. Akses jalan yang kurang baik
Kelemahan yang dimiliki oleh Kampung 99 Pepohonan adalah akses jalan menuju Kampung 99 Pepohonan kurang baik. Jalan yang dilalui menuju
Kampung 99 Pepohonan merupakan jalan tanah serta bebatuan dengan kondisi yang tidak rata, banyak lubang dan lumpur, sehingga ketika hujan terjadi
genangan air serta jalanan yang becek dan licin. Kelemahan ini perlu diperbaiki guna meningkatkan pelayanan kepada pengunjung yang datang ke
Kampung 99 Pepohonan. 3.
Sistem perekrutan dan pengendalian yang bersifat kekeluargaan Karyawan yang bekerja di Kampung 99 Pepohonan berasal dari kalangan
keluarga dan kerabat yang tinggal di kawasan Kampung 99 Pepohonan. Dalam perekrutannya, Kampung 99 Pepohonan belum menerapkan job description
secara jelas dan tertulis, sehingga adanya tumpang tindih pekerjaan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. Karyawan bagian restoran
terkadang bisa merangkap sebagai penanggung jawab grup dalam kegiatan outbond.
Selain itu, keterampilan dan spesialisasi pekerjaan yang dimiliki oleh karyawannya masih sangat rendah karena karyawan berasal dari keluarga.
Padahal, dalam menjalankan suatu usaha, dibutuhkan manajemen dan karyawan yang mampu bekerja secara profesional dengan keterampilan yang
dimiliki oleh karyawan tersebut. 4.
Sistem administrasi keuangan yang masih bersifat sederhana Dalam sebuah organisasi maupun perusahaan, sistem administrasi dan
keuangan merupakan salah satu indikator perusahan atau organisasi tersebut
82 dikatakan maju atau tidak. Kampung 99 Pepohonan dalam kegiatan
administrasi dan keuangan masih menggunakan pencatatan yang sederhana yaitu penulisan secara manual melalui buku. Hal ini dapat dilihat dari buku
pengunjung, pencatatan keuangan serta lain-lainnya yang berkaitan dengan administrasi. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari Kampung 99
Pepohonan yang perlu diatasi agar kegiatan usaha bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
5. Belum adanya perumusan perncanaan jangka pendek, menengah dan panjang
Kampung 99 Pepohonan belum memiliki perumusan secara tertulis dan terencana baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Perumusan dan perencaan dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan agar tujuan perusahaan dapat direalisasikan dengan terarah dan optimal.
7.1.2 Identifikasi Faktor Eksternal
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal perusahaan didapat peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Peluang merupakan situasi yang diinginkan
atau disukai di dalam lingkungan organisasi. Sedangkan ancaman adalah situasi yang tidak diinginkan dan merupakan penghalang bagi posisi yang diinginkan
oleh organisasi. Adapun faktor-faktor peluang dan ancaman bagi Kampung 99 Pepohonan dapat dilihat pada Tabel 16.
83
Tabel 16.
Faktor Peluang dan Ancaman Bagi Kampung 99 Pepohonan
Faktor Peluang
Ancaman
Politik, Pemerintahan,
dan Hukum -
• Kondisi politik dan keamanan yang belum
stabil Ekonomi
• Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik
- Sosial, Budaya,
Demografi dan Lingkungan
• Kecendrungan konsumen untuk beralih ke wisata alam wisata edukatif
• Hambatan masuk dalam usaha agrowisata relatif
rendah Ekologi atau
Alam • Peningkatan jumlah penduduk
- Teknologi
• Perkembangan teknologiterutama internet
- Kompetitif
- • Perkembangan usaha
agrowisata yang pesat dan memiliki ciri khas tertentu
• Intensitas persaingan dalam usaha agrowisata
relatif tinggi Keterangan : - tidak ada peluang atau ancaman dalam bidang tersebut
Berikutpeluang bagi Kampung 99 Pepohonan sebagai berikut : 1.
Kecendrungankonsumenuntukberalihkewisataalam wisata edukatif Saat ini kecendrungan konsumen atau penikmat wisata untuk beralih ke wisata
alam atau wisata back to nature sangat tinggi. Selain itu, trend konsumen dalam memilih wisata saat ini telah beralih dari yang hanya bertujuan
mendapatkan hiburan semata untuk menghilangkan kejenuhan dan rutinitas menjadi wisata yang memiliki nilai tambah yaitu adanya unsur edukasi
pendidikan yang didapat. Perubahan preferensi inilah yang menjadi peluang bagi para pelaku usaha khususnya agrowisata untuk menjalankan dan
mengembangkan usahanya. 2.
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak di dunia. Jumlah penduduk dari tahun 2008 sampai tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5,4 juta jiwa dari jumlah 235 juta jiwa
menjadi 239,9 juta jiwa.
5
Pertumbuhan penduduk yang besar dapat menyebabkan permintaan pasar meningkat karena tingkat kebutuhan
masyarakat yang tinggi. Peningkatan jumlah penduduk ini merupakan peluang yang sangat baik bagi Kampung 99 Pepohonan dalam melakukan
84 pengembangan usahanya. Peluang yang dapat dihasilkan dari peningkatan
jumlah penduduk seperti peningkatan jumlah kunjungan ke Kampung 99 Pepohonan.
3. Kondisi perekonomian Indonesia yang membaik
Perekonomian Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2013 mencapai 6,7 naik 0,5 dari tahun 2012 yang mencapai 6,2. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki
peringkat ke dua tertinggi di dunia setelah China yang mencapai angka 10.
3
Pertumbuhan ekonomi yang baik akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat. Rata-rata tingkat pendapatan masyarakat pun akan mengalami
kenaikan. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin tinggi akan mengakibatkan daya beli atau pengeluaran konsumsi masyarakat pun tinggi.
Adanya peningkatan pendapatan masyarakat tentunya menjadi peluang bagi Kampung 99 Pepohonan.
4. Perkembangan teknologi yang pesatterutama internet
Saat ini perkembangan teknologi terutama internet cukup pesat berkembang di masyarakat. Akses informasi begitu mudah didapatkan karena perkembangan
teknologi yang semakin maju. Hal ini merupakan peluang yang sangat baik bagi para pelaku usaha untuk membantu mengembangkan usahanya dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini seperti pemanfaatan teknologi internet dalam media sosial untuk promosi produk atau jasa. Promosi melalui
internet sangat efektif dan efisien karena saat ini banyak kalangan baik remaja ataupun dewasa menggunakan layanan internet dalam media sosial. Bentuk
promosi ini sangat efektif karena tidak banyak mengeluarkan biaya serta menjangkau pasar atau konsmen yang luas.
5
http:search.worldbank.orgall?qterm=populasi+indonesia+tahun+2010
85 Sedangkan, ancaman bagi Kampung 99 Pepohonan sebagai berikut :
1. Perkembangan industri agrowisata yang pesat dan memiliki ciri khas tertentu
Saat ini perkembangan industri agrowisata sangat pesat dan masing-masing agrowisata berlomba-lomba menonjolkan ciri khas tertentu. Hal ini tentunya
menjadi ancaman bagi Kampung 99 Pepohonan dalam menjalankan usaha agrowisatanya.
2. Intensitas persaingan dalam usaha agrowisata relatif tinggi
Perkembangan industri agrowisata yang tinggi menyebabkan intensitas persaingan dalam wisata khususnya agrowisata relatif tinggi. Hal ini
merupakan ancaman bagi Kampung 99 Pepohonan dalam menjalankan usahanya. Untuk memenangkan persaingan diantara pelaku usaha ini,
perusahaan harus mampu membuat pembeda atau ciri khas dari Kampung 99 Pepohonan yang membedakannya dengan usaha agrowisata yang lain,
sehingga Kampung 99 Pepohonan dapat memenangkan persaingan yang ada. 3.
Hambatan masuk dalam usaha agrowisata relatif rendah Hambatan masuk dapat diartikan sebagai rintangan atau tantangan yang
dihadapi pihak lain yang ingin membuat usaha agrowisata seperti Kampung 99 Pepohonan. Hambatan masuk yang rendah berarti rintangan atau tantangan
untuk masuk ke dalam usaha tersebut atau membuat agrowisata yang sejenis kecil, sehingga pesaing dapat dengan mudah masuk dan membuat usaha
tandingan. Hambatan masuk yang rendah dalam usaha agrowisata merupakan salah satu ancaman yang harus dihadapi oleh Kampung 99 Pepohonan.
4. Kondisi politik dan keamanan Indonesia yang belum stabil
Kondisi politik dan keamanan yang belum stabil sangat mempengaruhi keputusankonsumen untuk melakukan kegiatan wisata. Kondisi politik
Indonesia yang belumstabilmenyebabkankurangberkembangnyasector-sektor yang menjadipenyumbangdevisanegaratermasuksektorpariwisata. Hal ini
merupakan salah satu bentuk ancaman bagi pihak Kampung 99 Pepohonan. 7.1.3
Matriks IFE Internal Factor Evaluation
Tahap analisis data dalam perumusan strategi dimulai dengan melaksanakan analisis terhadap faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan
dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. Pengisian kuesioner diberikan
86 kepada empat responden yang berasal dari internal perusahaan. Responden terdiri
dari Bapak Yaser bagian peternakan, Ibu Santi bagian outbond, Ibu Emmy front office, dan Ibu Aisyah Bagian restoran.
Analisis terhadap faktor internal-faktor internal menghasilkan daftar kekuatan dan kelemahan. Kemudian daftar kekuatan dan kelemahan tersebut
diberikan pembobotan dengan menggunakan paired comparison matrix. Selanjutnya dilakukan peratingan pemberian rating untuk masing-masing
kekuatan dan kelemahan. Setelah nilai bobot dan rating dan diperoleh nilai rata-ratanya, baru dapat
diketahui nilai skor rata-rata dengan mengalikan nilai bobot rata-rata dengan nilai rating rata-rata. Kekuatan utama yang dimiliki perusahaan berdasarkan hasil
analisis matriks IFE adalah faktor kekuatan dengan nilai skor rata-rata tertinggi dan kelemahan utama yang dimiliki adalah variabel dengan nilai skor rata-rata
terkecil.Hasilanalisismatriks IFE dapatdilihatpadaTabel 17.
Tabel 17. Hasil Analisis Matriks IFE Kampung 99 Pepohonan
Faktor Strategis Internal Bobot Rata-
rata Rating
Rata-rata Skor Rata-
rata Kekuatan
Memiliki kawasan yang asri dan udara yang sejuk 0,125
4 0,500
Tidak dikenakan biaya masuk 0,080
3,5 0,278
Lokasi wisata yang strategis 0,093
4 0,371
Fasilitas wisata yang lengkap 0,093
4 0,371
Paket wisata yang lengkap 0,093
4 0,371
Konsep budaya sedekah pohon yang menarik 0,079
3,75 0,295
Konsep rumah tangga satu pintu satu dapur 0,079
3,5 0,275
Total skor rata-rata kekuatan 2,462
Kelemahan
Promosi yang belum intensif dan gencar 0,095
1 0,095
Akses jalan yang kurang baik 0,066
2 0,133
Sistem perekrutan yang masih bersifat kekeluargaan
0,062 2
0,123 Sistem administrasi dan keuangan yang masih
sederhana 0,062
2 0,123
Belum ada perumusan perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
0,076 1,25
0,095 Total skor rata-rata kelemahan
0,568
Total 1,000
3,030
Sumber : Data Primer, diolah 2012
87 Pada Tabel 17 di atas menunjukkan hasil penilaian skor rata-rata dengan
nilai total 3,030 yang merupakan hasil penjumlahan nilai skor rata-rata faktor kekuatan sebesar 2,462 dan nilai skor rata-rata faktor kelemahan sebesar 0,586.
Faktor kekuatan yang merupakan kekuatan utama adalah faktor memiliki kawasan yang asri dan udara yang sejuk dengan nilai bobot 0,125 dan nilai rating 4. Faktor
kekuatan utama dalam perusahaan berperan penting dalam menentukan kebijakan perusahaan dalama pengembangan usahanya. Faktor yang menjadi kekuatan
terkecil minor yaitu faktor konsep rumah tangga satu pintu satu dapur dengan nilai skor rata-rata sebesar 0,275 dan nilai rating 3,5.
Faktor kelemahan yang menjadi kelemahan utama dalam perusahaan berdasarkan hasil matriks IFE adalah faktor dengan nilai skor terkecil. Hasil
matriks IFE menunjukkan kelemahan utama dalam perusahaan adalah faktor promosi yang belum intensif dan gencar serta faktor belum adanya perumusan
perencaan secara jelas dan tertulis baik jangka pendek, menengah, dan panjang dengan nilai skor rata-rata sebesar 0,095. Kedua faktor ini memiliki nilai skor
rata-rata yang sama. Namun berdasarkan nilai bobot dan rating yang dimiliki faktor promosi yang belum intensif dan gencar memiliki nilai bobot 0,095 dengan
nilai rating 1. Sedangkan faktor belum adanya perumusan perencaan secara jelas dan tertulis baik jangka pendek, menengah, dan panjang memiliki nilai bobot
0,076 dengan nilai rating 1,25. Hasil penilaian matriks IFE terhadap faktor kekuatan dan kelemahan pada
Kampung 99 Pepohonan mengahasilkan total skor sebesar 3,030. Total skor tersebut menjelaskan bahwa perusahaan berada pada posisi diatas rata-rata. Hal ini
menunjukan perusahaan berada dalam kondisi internal yang kuat dalam memanfaatkan segala kekuatan yang ada dan mampu mengatasi kelemahan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan.
7.1.4 Matriks EFE External Factor Evaluation
Analisis terhadap faktor eksternal menghasilkan daftar peluang dan ancaman. Kemudian daftar peluang dan ancaman tersebut diberikan pembobotan
dengan menggunakan paired comparison matrix. Selanjutnya dilakukan peratingan pemberian rating untuk masing-masing peluang dan ancaman.
88 Setelah nilai bobot dan rating dan diperoleh nilai rata-ratanya, baru dapat
diketahui nilai skor rata-rata dengan mengalikan nilai bobot rata-rata dengan nilai rating rata-rata. Peluang utama yang dimiliki perusahaan berdasarkan hasil
analisis matriks EFE adalah faktor kekuatan dengan nilai skor rata-rata tertinggi dan faktor ancaman yang utama yang dimiliki adalah variabel dengan nilai skor
rata-rata terkecil.Hasilanalisismatriks EFE dapatdilihatpadaTabel 18.
Tabel 18.
Hasil Analisis Matriks EFE Kampung 99 Pepohonan
Faktor Strategis Eksternal Bobot Rata-
rata Rating
Rata-rata Skor Rata-
rata
Peluang Kecendrungan konsumen untuk beralih ke wisata
alam wisata edukatif 0,188
4 0,750
Peningkatan jumlah penduduk 0,092
3,5 0,320
Kondisi perekonomian Indonesia yang cenderung membaik
0,116 4
0,464 Perkembangan teknologi, terutama internet dapat
memudahkan transaksi 0,150
4 0,958
Total skor rata-rata peluang 2,133
Ancaman Perkembangan usaha agrowisata yang pesat dan
memiliki ciri khas tertentu 0,121
1,25 0,151
Intensitas persaingan dalam usaha agrowisata relatif tinggi
0,118 1,75
0,207 Hambatan masuk dalam agrowisata relatif rendah
0,123 1
0,123 Kondisi politik dan keamanan yang belum stabil
0,094 2
0,188 Total skor rata-rata ancaman
0,668
Total 1,000
2,801
Sumber : Data Primer, diolah 2012
Pada Tabel 17 di atas menunjukkan hasil penilaian skor rata-rata dengan nilai total 2,801 yang merupakan hasil penjumlahan nilai skor rata-rata faktor
peluang sebesar 2,133 dan nilai skor rata-rata faktor ancaman sebesar 0,668. Faktor peluang yang merupakan peluang utama adalah faktor perkembangan
teknologi terutama internet dapat memudahkan transaksi dengan nilai bobot 0,958. Faktor peluang utama yang dimiliki perusahaan berperan penting dalam
pengembangan perusahaan. Selanjutnya, faktor peluang terbesar kedua dan ketiga adalah kecendrungan konsumen untuk beralih ke wisata alam wisata edukatif
dengan nilai skor sebesar 0,750 dan faktor kondisi perekonomian Indonesia yang cenderung membaik dengan nilai skor sebesar 0,464.
89 Faktor ancaman yang menjadi ancaman utama dalam perusahaan
berdasarkan hasil matriks EFE adalah faktor dengan nilai skor terkecil. Hasil matriks EFE menunjukkan ancaman utama dalam perusahaan adalah faktor
hambatan masuk dalam agrowisata relatif rendah dengan nilai skor rata-rata sebesar 0,123. Selanjutnya, ancaman terbesar kedua dan ketiga adalah
perkembangan usaha agrowisata yang pesat dan memiliki ciri khas tertentu dengan nilai skor sebesar 0,151 dan faktor kondisi politik dan keamanan yang
belum stabil dengan nilai skor sebesar 0,188. Hasil penilaian matriks EFE terhadap faktor peluang dan ancaman pada
Kampung 99 Pepohonan mengahasilkan total skor sebesar 2,801. Total skor tersebut menjelaskan bahwa perusahaan berada pada posisi rata-rata dalam
merespon lingkungan internalnya baik peluang maupun ancaman dalam industrinya.
7.2 Tahap Pencocokan Matching Stage