Penelitian Terdahulu Analisis strategi bisnis agrowisata Kampung 99 Pepohonan Kota Depok, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

19 3. Memberikan nilai rekreasi, yaitu agrowisata sebagai objek wisata tentunya tidak terlepas dari aktivitas rekreasi pengunjungnya. Oleh karena itu, agrowisata harus dapat memberikan pelayanan atau fasilitas rekreasi yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung sehingga pengunjung akan merindukan suasana alam yang menyenangkan dalam agrowisata. 4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu agrowisata tidak hanya dapat dijadikan sebagai objek wisata, tetapi juga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak tertentu. Agrowisata yang mengelola lingkungan alam dengan melakukan berbagai macam budidaya tanaman dapat memberikan ilmu pengetahuan baru bagi pngunjung yang ingin menuntut ilmu. Adapula kegiatan penelitian dilakukan oleh para peneliti untuk mengetahui berbagai macam hal yang menjadi dasar dalam pengelolaan agrowisata. Oleh karena itu, dalam pengembangan dan pengelolaan agrowisata penting untuk melakukan kerjasama baik dengan lembaga-lembaga penelitian maupun pendidikan. 5. Mendapatkan keuntungan ekonomi, yaitu agrowisata yang diusahakan di suatu daerah akan mempengaruhi laju perekonomian baik secara langsung maupun tidak langsung karena produksi yang dihasilkan dari agrowisata dapat menciptakan kegiatan transaksi ekonomi.

2.3. Penelitian Terdahulu

Sidauruk 2010 melaksanakan penelitian tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Hias Pada PT. Godongijo Asri, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Metode pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah matriks IFE Internal Factor Evaluation, EFE External Factor Evaluation , matriks IE Internal-External, matriks SWOT dan QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix. Total bobot skor yang diperoleh dari hasil pemetaan matriks IFE dan EFE menunjukkan skor 3,816 dan 2,347 menempatkan PT. Godongijo Asri berada pada sel IV tumbuh kembangkan. Strategi yang tepat untuk dilaksanakan adalah strategi intensif. Analisis SWOT terhadap faktor-faktor kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh PT. Godongijo Asri menghasilkan sembilan strategi 20 alternatif, yaitu: 1 mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan; 2 penggunaan tenaga kerja terampil; 3 menerapkan strategi pemasaran yang tepat; 4 menjalin komunikasi yang baik dalam perusahaan dan konsumen; 5 menetapkan harga jual bersifat fleksibel dan tidak hanya memikirkan keuntungan; 6 menambah jumlah tenaga kerja terampil bagian produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan produksi; 7 penggunaan kemajuan teknologi; 8 melakukan penelitian dan pengembangan; 9 melakukan riset pasar. Penentuan strategi alternatif dengan QSPM merekomendasikan strategi sembilan sebagai nilai tertinggi yaitu melakukan riset pasar. Ernaldi 2010 melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan agrowisata pada Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode pengolahan dengan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Hasil penelitiannya menunjukkan total nilai IFE pada Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 2,8267, menunjukkan perusahaan berada pada kondisi internal di atas rata-rata. Total nilai EFE pada Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII sebesar 2,8773, yang berarti perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Nilai IFE dan EFE menempatkan Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII pada posisi hold and maintain atau pelihara. Strategi yang umum dilakukan adalah menerapkan strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis SWOT didapatkan enam alternatif strategi dari hasil yaitu; 1 menambah fasilitas penginapan dan fasilitas lainnya; 2 melakukan kerjasama dengan pemerintah dan warga setempat di sekitar lokasi usaha; 3 melakukan promosi lebih aktif dan gencar; 4 menerapkan perkembangan dan penggunaan teknologi; 5 meningkatkan mutu pelayanann jasa dan kualitas; 6 melakukan kerja sama dengan tempat-tempat wisata lain di sekitar Puncak dan Cipanas. Berdasarkan matriks QSP diperoleh strategi yang diprioritaskan dari beberapa alternatif strategi yang dihasilkan matriks SWOT tersebut yaitu melakukan promosi lebih aktif dan gencar melalui media elektronik dan media cetak serta membuat promosi dengan paket-paket liburan tertentu. 21 Sari 2010, melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan wisata mancing Fishing Valley, Bogor Jawa Barat. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan arsitektur strategik. Hasil dari matriks IE berada pada sel II dengan skor IFE 2,86 dan skor EFE 3,21 sehingga perusahaan berada dalam keadaan tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat digunakan adalah strategi intensif dan strategi integrasi. Rancangan arsitektur strategik yang dibuat menghasilkan dua tipe program, yaitu program yang dilakukan secara terus menerus dan program yang dilakukan secera bertahap. Program yang dilakukan secara terus menerus meliputi pengembangan potensi karyawan, perbaikan administrasi dan pembukuan, meningkatkan teknis produksi serta menjalin kerjasama dengan berbagai stakeholder dan lain sebagainya. Sedangkan program yang dilakukan secara bertahap meliputi pengembangan fasilitasproduk yang ada, perbaikan manajemen perusahaan, serta pengembangan fasilitasproduk baru. Setyadi 2010 melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan Kawasan Wisata Perkampungan Budaya Betawi, Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Bobot skor rata-rata yang dihasilkan dari matriks IFE dan EFE sebesar 2,884 dan 3,098 menunjukkan bahwa Kawasan Wisata PBB memiliki kekuatan untuk mengatasi kelemahan dan memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Hasil analisis IE menggambarkan posisi Kawasan Wisata PBB berada pada sel II, yaitu tahap tumbuh dan kembangkan. Strategi yang sesuai untuk posisi tersebut adalah strategi intensif dan strategi integratif. Pada penelitian ini, berdasarkan analisis matriks SWOT diperoleh sepuluh alternatif strategi dengan prioritas strategi yang dihasilkan melalui matriks QSP secara berturut-turut yaitu: 1 memperbaiki struktur organisasi dan sistem manajemen secara profesional untuk menimimalisir perangkapan jabatan, dan meningkatkan produktivitas kerja; 2 membuat wisata pemancingan berkonsep ramah lingkungan bekerjasama dengan Indonesia Fishing Tour dan masyarakat PBB; 3 bekerjasama dengan biro perjalanan wisata travel agent atau event organizer untuk menawarkan berbagai variasi paket wisata di PBB; 4 mencari sponsor dari pihak swasta dan masyarakat dengan melakukan kerjasama dalam 22 kegiatan wisata di PBB; 5 bekerjasama dengan Kementerian UKM dan Koperasi dan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat dan pedagang di PBB; 6 memperluas target pasar dari seluruh Indonesia hingga mancanegara yaitu kalangan menengah ke atas dan para turis asing dengan membuat variasi wisata pendukung seperti flyingfox dan arung jeram; 7 membentuk paguyuban pedagang PBB dan menata letak bangunan lanskap pedagangtokowarung di sekitar kawasan wisata PBB dengan melakukan kerja sama dengan dinas terkait dan satgas PBB; 8 membuat email dan website PBB untuk meningkatkan promosi PBB; 9 bekerja sama dan ikut serta dengan Asosiasi wisata Agro Indonesia untuk pengembangan wisata agro; 10 membentuk sekretariat pengelola PBB yang berbadan hukum. Penelitian Sari 2011 yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Taman Wisata Alam TWA Telaga Warna Puncak-Bogor ” bertujuan mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap TWA Telaga Warna, merumuskan strategi alternatif yang tepat serta merumuskan priorits strategi dalam pengembangan usaha TWA Telaga Warna. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan matriks QSP. Penelitian ini menghasilkan matriks IE berada pada sel V yaitu daerah hold and maintain. Hasil analisis SWOT menunjukkan lima alternatif strategi dengan prioritas strategi yang didapat berdasarkan matriks QSP yaitu membuat wisata baru dengan mengembangkan wisata edukasi tentang keragaman flora dan fauna langsung ke alam. Yuliani 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Bisnis Kawasan Agroteknobisnis Sumedang KAS Kabupaten Sumedang, Jawa Barat” menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSP QSPM. Hasil penelitiannya menunjukkan total nilai skor IFE adalah sebesar 2,406, menunjukkan perusahaan memiliki keadaan internal di bawah rata-rata. Total nilai EFE perusahaan adalah sebesar 2,906, yang berarti perusahaan memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Penelitian ini menempatkan KAS dalam matriks IE berada di sel lima yang berarti KAS berada pada posisi pelihara dan pertahankan. Strategi yang dapat dilakukan 23 pada sel lima adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Analisis SWOT menghasilkan enam strategi yaitu menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro, mempertahankan ciri khas sebagai wisata edutainment bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi, mencari sponsor dengan menawarkan prospek bisnis dan kondisi internal yang baik, penetapan harga bersaing, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Matriks QSP menghasilkan alternatif strategi yaitu menggali potensi alam yang dimiliki melalui pengoptimalan pengelolaan wisata agro dengan nilai STAS rata-rata tertinggi sebesar 7,027. Penelitian Nurlaela 2010 berjudul “Strategi Pengembangan Wisata Taman Buaya Indonesia Jaya TBIJ Kabupaten Bekasi Melalui Pendekatan Arsitektur strategi” memiliki tujuan mengidentifikasi kondisi lingkungan eksternal peluang dan ancaman serta kondisi lingkungan eksternal kekuatan dan kelemahan dari TBIJ, merancang strategi pengembangan yang sebaiknya dilakukan TBIJ dalam menjalankan usahanya. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis deskriptif, analisis lingkungan bisnis yang mencakup faktor eksternal dan internal, analisis formulasi strategi melalui matriks SWOT, dan rancangan strategi melalui arsitektur strategi. Menurut penelitian ini rancangan arsitektur strategi menghasilkan strategi yang dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu strategi yang dilakukan secara terus menerus dan strategi yang dilakukan secara bertahap. Strategi yang dilakukan secara terus menerus adalah meningkatkan kualitas SDM dan memperbaiki sistem pencernaan serta pengorganisasian, sedangkan strategi yang dilakukan secara bertahap, yaitu : menerapkan budaya riset dan sistem informasi manajemen, meningkatkan kualitas jasa wisata TBIJ, mengelola bukti Managing Evidance jasa ari sumber daya yang dimiliki TBIJ, meningkatkan daya tarik wisata dengan konsep edutainment, mengoptimalkan kegiatan promosi melalui kerjasama dengan komunitas pecinta reptil. Penelitian yang dilakukan penulis adalah analisis strategi pengembangan wisata Kampung 99 Pepohonan, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian di atas yaitu mengenai strategi pengembangan. Penelitian ini juga memliki kesamaan dengan penelitian Sidauruk 24 2010, Ernaldi 2010, Setyadi 2010, Sari 2011, Yuliani 2010 dalam hal alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSP. Penulis menggunakan dua analisis dalam tahap pencocokan strategi atau matching stage yaitu matriks IE dan matriks SWOT, kelebihan dari penggunaan dua alat analisis ini adalah menentukan tingkat keakuratan yang semakin besar pada tingkait kekonsistenan kedua alat analisis tersebut dalam menentukan alternatif strategi. Kekurangan dalam penelitian ini dalam tahap penentuan strategi prioritas yaitu dengan menggunakan QSPM yang lebih mengandalkan penilaian subjektif para pemimpin perusahaan atau pengambil keputusan di perusahaan. Meskipun informasi yang didapat bersifat objektif. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lain adalah penentuan lokasi atau tempat penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian. III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Strategi