sekunder sedangkan pengisian dilakukan oleh pengelola Taman Nasional. Terdapat 104 butir pertanyaan yang menjadi acuan dalam RAPPAM dalam upaya memahami
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi. Tahap tiga yang merupakan tahap inti penelitian ini adalah analisis terhadap data
dan informasi yang telah disusun berdasarkan kuesioner seperti disajikan dalam Lampiran 6. Selanjutnya, data dan informasi tersebut akan dianalisis sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Tekanan dan Ancaman
Istilah “tekanan” dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hal-hal yang telah memberikan dampak yang merusak pada keutuhan kawasan konservasi seperti
berkurangnya keanekaragaman hayati, terhambatnya kemampuan berkembang biak, dan berkurangnya luas kawasan. Ancaman didefinisikan sebagai hal-hal yang
mungkinakan menekan kawasan konservasi sehingga bisa berdampak buruk bagi keutuhan kawasan. Tekanan dan ancaman bisa berupa kegiatan legal maupun ilegal,
yang langsung ataupun tidak langsung berdampak pada kawasan konservasi yang. Terdapat 14 jenis kegiatan yang merupakan tekanan dan ancaman terhadap keutuhan
kawasan konservasi antara lain perambahan kawasan, penebangan liar, dan pariwisata. Informasi dari penilaian ancaman dan tekanan terdiri dari 4 bagian yaitu: 1
kecenderungan; 2 luasan; 3 tingkatan dampak; dan 4 lamanya dampak. Kecenderungan merupakan indikasi apakah tekanan yang terjadi semakin meningkat
atau menurun dalam lima tahun terakhir dan kecenderungan ancaman untuk terjadi sangat mungkin atau tidak. Luasan menunjukkan cakupan dampak terhadap kawasan
konservasi seperti menyebar, terpusat, keseluruhan. Tingkatan dan lamanya dampak menunjukkan tinggi rendahnya dampak dan permanen tidaknya tekanan dan ancaman
tersebut. Informasi tersebut disajikan dengan menggunakan paling tidak dua grafik yaitu:
1 grafik yang menunjukkan sebaran tingkat tekanan dan ancaman disetiap kawasan dan 2 perbandingan tingkat tekanan dan ancaman pada masing-masing jenis. Tingkat
tekanan dan ancaman masing-masing jenis dibandingkan satu sama lain untuk
mengetahui dominansi relatif suatu jenis terhadap jenis yang lain dilakukan dengan menggunakan grafik.
3.5.2 Analisis Nilai Penting Kondisi Biologi, Sosial dan Ekonomi
Seperti halnya analisa tekanan dan ancaman, informasi mengenai nilai penting kondisi biologi, sosial, dan ekonomi akan disajikan dengan menggunakan grafik untuk
memahami 1 pola tingkatan nilai penting setiap indikator serta 2 penyebarannya disetiap kawasan konservasi.
Nilai penting biologi yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari 10 kriteria antara lain: 1 Jumlah relatif spesies langka, terancam punah, maupun genting; 2
Jumlah relatif keanekaragaman jenis; 3 Keberadaan spesies-spesies endemik; 4 Fungsi kawasan dalam melindungi proses alami sistem pendukung kehidupan; dan 5
Keterwakilan type ekosistem yang langka. Tabel 3. Penentuan ranking nilai penting biologis kawasan konservasi berdasarkan
kekayaan spesies dan tipe ekosistem.
Kriteria dan Bobot Total Jumlah Jenis dan Bobot Nilai
1-100 101-200 200-400
401-600 600 Ikan 18
4 7 11 15 18 1 – 50
51 – 100 101-150
151-250 250
Burung 18 4 7 11 15 18
1 – 100 101 – 200
201-300 301-400
400 Tanaman 6
1 2 3 5 6
1 – 20 21 – 100
101 – 200 201 – 300
300 Karang 12
2 4 6 10 12 1 – 20
21 – 50 51 – 100
101 – 150 150
Mamalia 6 1 2 3 5
6 1 – 20
21 – 50 51 – 80
81 – 110 110
Reptil - Ampibi 12 2 4 6 10 12
1 2 3 4 -
Type Lahan Basah 18 4 8 12 18 -
1 – 6 7 – 10
10 -
- Spesies Terancam 10
3 5 10 - -
Sumber: Modifikasi UNEP SCS 2004
Penelitian ini juga menganalisis informasi kondisi biologis 23 kawasan konservasi yang diperoleh dengan mengkompilasi hasil survey-suvey kekayaan
keanekaragaman hayati di berbagai taman nasional berupa jumlah jenis flora, fauna, jumlah type ekosistem lahan basah, dan nilai penting internasional kawasan yang
diwakili oleh jumlah jenis yang terancam. Analisis dilakukan untuk menentukan ranking nilai penting kondisi biologis setiap taman nasional.
Penentuan nilai ranking dilakukan dengan menentukan skor nilai untuk setiap kelas jumlah jenis dan jumlah tipe ekosistem. Nilai skor ini kemudian dibobotkan dan
diakumulasikan untuk memperoleh ranking setiap taman nasional. Nilai pembobotan yang digunakan mengadopsi metode yang sama yang dilakukan oleh UNEPGEF
South China Sea Project untuk menentukan site lahan basah pesisir prioritas yang berlokasi di Laut China Selatan. Metode tersebut disajikan dalam Tabel 3.
Nilai penting sosial ekonomi yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari 10 kriteria antara lain: 1 Masyarakat sekitar memiliki ketergantungan tinggi pada
kawasan konservasi sebaga sumber penghidupan sehari-hari; 2 Kawasan konservasi memiliki nilai spiritualkeagamaan yang tinggi; 3 Kawasan memiliki jenis-jenis
satwa atau tumbuhan yang bernilai sosial, budaya, dan ekonomi yang sangat tinggi; dan 4 Kawasan memiliki nilai yang sangat penting bagi kegiatan pendidikan dan
penelitian ilmiah. Nilai penting sosial ekonomi lain yang diamati dalam penelitian ini diambil dari
data sekunder berupa data kunjungan wisata dan penerimaan devisa negara dari penjualan satwa lahan basah pesisir. Informasi data sekunder tersebut digunakan
sebagai bahan pembanding terhadap data yang diperoleh dari kuesioner RAPPAM.
3.5.3 Analisis Efektivitas Pengelolaan