5.3.1 Status Kepemilikan Tempat Tinggal
Status kepemilikan tempat tinggal merupakan status kepemilikan rumah yang dihuni oleh suatuy keluarga. Penduduk yang tinggal di Kampung Tangsi,
semakin hari semakin berkurang hal ini dikarenakan hampir sebagian besar lahan yang ada di kampung tersebut dibeli oleh PT G. Oleh sebab itu, jumlah tempat
tinggal yang ada di Kampung Tangsi juga semakin berkurang. Dilihat dari status kepemilikan tempat tinggal, sebagian besar penduduk asli yang status kepemilikan
tempat tinggalnya adalah milik pribadi selain itu status kepemilikannya adalah menyewa.
Gambar 11. Persentase Status Kepemilikan Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011
Berdasarkan Gambar 11 semua penduduk lapisan sosial bawah atau sebanyak 12 rumah tangga status kepemilikan tempat tinggalnya adalah menyewa,
sedangkan lapisan sosial menengah sebanyak 13 rumah tangga atau sebesar 81 persen status kepemilikan tempat tinggalnya adalah menyewa dan 3 rumah tangga
atau sebesar 19 persen status kepemilikan tempat tinggal adalah milik pribadi. Sementara itu, pada masyarakat lapisan sosial atas status kepemilikan tempat
tinggalnya adalah milik pribadi.
Masyarakat dengan status kepemilikan tempat tinggal milik pribadi didominasi oleh masyarakat dengan asal kependudukan asli warga Kampung
Tangsi. Sementara itu, masyarakat yang status kepemilikan tempat tinggalnya baik menumpang ataupun menyewa adalah masyarakat pendatang. Tingkat
pendapatan juga mempengaruhi status kepemilikan tempat tinggal. Masyarakat yang tingkat pendapatannya di atas rata-rata pendapatan masyarakat Kampung
Tangsi memiliki rumah secara pribadi.
5.3.2 Kondisi Fisik Tempat Tinggal
Kondisi fisik tempat tinggal merupakan keadaan fisik tempat tinggal yang dihuni oleh suatu keluarga. Rumah tangga Kampung Tangsi secara umum status
kepemilikan tempat tinggalnya adalah menyewa. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk Kampung Tangsi berasal dari luar daerah. Berdasarkan status
kepemilikan tempat tinggal kemudian ditelusuri kondisi fisik tempat tinggal rumah tangga yang dikategorikan menjadi lima, yaitu sangat tidak layak, tidak
layak, sedang, layak, dan sangat layak. Hal ini dapat dijadikan indikator untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Kampung Tangsi. Pada Gambar
12 berikut dipaparkan mengenai kondisi fisik rumah tangga 30 responden.
Gambar 12. Persentase Kondisi Fisik Tempat Tinggal Responden Berdasarkan Lapisan Sosial, 2011
Mayoritas masyarakat lapisan sosial bawah di Kampung Tangsi memiliki kondisi fisik tempat tinggal dengan kategori sedang yaitu sebesar 67 persen, dan
33 persen untuk kategori tidak layak. Masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 56 persen kondisi fisik tempat tinggal dengan kategori layak, sebesar 25 persen
dengan kategori sedang, dan sebesar 19 persen dengan kategori sangat layak. Selanjutnya pada lapisan sosial atas,masing-masing sebesar 43 persen untuk
kondisi fisik tempat tinggal layak dan tidak layak, dan 14 persen dengan kondisi fisik tempat tinggal sedang.
Tempat tinggal masyarakat Kampung Tangsi sebagian besar kondisi fisiknya biasa saja. Hal ini dikarenakan masyarakat Kampung Tangsi berstatus
pendatang yang tidak memiliki tempat tinggal. Masyarakat menyewa tempat tinggal sesuai dengan kebutuhan dan keuangan. Masyarakat dengan kategori
lapisan sosial atas atau yang pendapatannya diatas rata-rata pendapatan masyarakat Kampung Tangsi terlihat kondisi fisik tempat tinggalnya layak untuk
tinggali meskipun lingkungan sekitarnya berbahaya bagi kesehatan.
5.4 Kepemilikan Lahan