negatif terhadap kelestarian lingkungan, baik secara fisik maupun sosial budaya.
2.1.3 Dampak Pembangunan Industri
Dampak diartikan sebagai adanya suatu benturan antara dua kepentingan yang berbeda, yaitu kepentingan pembangunan dengan kepentingan usaha
melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Dampak yang diartikan dari benturan antara dua kepentingan itupun masih kurang tepat karena yang tercermin dari
benturan tersebut hanyalah kegiatan yang menimbulkan dampak negatif. Pengertian ini pula yang dahulunya banyak di tentang oleh para pemilik atau
pengusul proyek Kristanto, 2004.
2.1.3.1 Ekologis
Pembangunan industrialisasi yang terjadi, jika tidak diseimbangkan dengan teknologi yang ramah lingkungan akan menimbulkan krisis ekologi. Hal
ini berdampak pada terjadinya kelangkaan sumberdaya khususnya pangan, terjadinya berbagai bencana lokal dan pembangunan, dan munculnya konflik
wilayah hidup Kartodiharjo, 2006. Kelangkaan pangan sudah pasti terjadi jika lahan pertanian terus menerus dialihkan penggunaanya, padahal lahan pertanian
merupakan sektor terpenting dalam penyedia kebutuhan pangan manusia. Sementara konflik wilyah muncul akibat semakin meningkatnya persaingan antar
berbagai aktor. Dalam aspek ekologi, pembangunan industrialisasi dapat berdampak pada terganggunya ketahanan daya dukung lingkungan dimana jika
pembangunan tersebut terus menerus dilakukan tanpa adanya pengendalian dan pengolahan yang baik, dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan,
seperti banjir, naiknya permukaan air laut, sedimentasi dan penurunan penutupan lahan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia
akhir-akhir ini. Sebagai contoh terjadinya banjir di daerah Bogor-Jakarta pada bulan Februari 2010 merupakan bencana alam yang menurut Satria 2010
merupakan bencana alam akibat faktor alam dan faktor manusia antropogenetik.
2.1.3.2 Sosial Ekonomi
Dalam masyarakat dampak yang terjadi pada suatu proyek pembangunan manusia sifatnya kompleks dan tidak sama untuk semua tempat. Dampak positif
untuk suatu tempat dapat menjadi negatif untuk tempat lain. Selain itu juga dikenal apa yang disebut dampak langsung atau dampak tidak langsung, sebagai
contoh misalnya akibat banyaknya proyek pembangunan dapat meningkatkan pendapatan dan menimbulkan peningkatan gizi, dan kesehatan, meningkatkan
daya beli sehingga meningkatkan pula permintaan akan barang, pendidikan dan jasa lainnya. Akibat ini semua akan menimbulkan dampak pada hubungan antar
manusia seperti perpindahan mata pencaharian, perpindahan tempat pemukiman, mobilitas dan sebagainya yang akhirnya timbul dampak yang saling kait-mengait
pada suatu pihak berdampak positif dan dilain pihak berdampak negatif. Pendugaan dampak seperti ini jelas tidak dapat dihitung secara matematik
sehingga pendugaan hanya dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif Supardi, 2003.
Menurut Soemarwoto 1991, beberapa dampak negatif mengandung risiko dapat menyebabkan pembangunan menjadi tidak terlanjutkan, yaitu sosial-
ekonomi: ketegangan sosial, penurunan tingkat hidup, kesenjangan yang membesar, kenaikan tekanan penduduk dan gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh pencemaran.
Dampak dari dibangunnya kawasan industri terhadap aspek kesempatan kerja, disatu sisi akan membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar didaerah
tersebut dan disisi lain adalah hilangnya mata pencaharian sebagian penduduk yang tanahnya digunakan untuk kawasan industri, sementara langkah untuk
memanfaatkan petani yang tergusur itu sebagai tenaga kerja yang siap pakai untuk kegiatan industri masih dipertanyakan. Dampak dari adanya kegiatan di kawasan
industri terhadap aspek ekonomi adalah timbulnya kegiatan-kegiatan lain berupa kegiatan perdagangan dan jasa serta tumbuhnya pusat-pusat kegiatan ekonomi
baru. Selain itu muncul pemukiman baru guna menampung tenaga kerja untuk industri yang akan menimbulkan sektor kegiatan baru didaerah sekitarnya. Hal
tersebut merupakan dampak lain dari dibangunnya kawasan insdutri. Dampak
terhadap aspek sosial budaya adalah berubahnya tatanan kehidupan sosial budaya masyarakat akibat dari timbulnya tenaga pendatang dari luar daerah. Adanya
pendatang dari luar daerah dengan kehidupan serta latar belakang sosial budaya yang berbeda, mulai dirasakan membawa pergeseran terhadap kehidupan sosial
budaya masyarakat setempat. Guna menghindari terjadinay ketegangan antara pendatang dengan penduduk setempat, maka perlu diciptakan iklim keterbukaan
diantara mereka Latief, dkk, 1991.
2.1.4 Pembangunan Berkelanjutan