Kegiatan selanjutnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat Kampung Tangsi yaitu pengajian anak-anak yang dilanjutkan pengajian ibu-ibu masyarakat
Kampung Tangsi. Kegiatan ini dilakukan setiap hari senin sampai dengan jumat jam 16.00 di mushola RT 04. Waktu yang digunakan tersebut adalah waktu
masyarakat Kampung Tangsi khususnya ibu-ibu rumah tangga yang sedang santai atau istirahat di rumah masing-masing warga. Hal inilah yang dilakukan
masyarakat untuk melakukan kegiatan sosial untuk mempererat hubungan diantara masyarakat.
Tabel 7. Persentase Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Gotong Royong kampung Tangsi, 2011
Lapisan Sosial Persentase Intensitas Gotong Royong
Jumlah Responden
Tidak Pernah
Jarang Sering
Selalu Lapisan Bawah
541,7 325 325
18,3 12
Lapisan Menengah 743,8 318,8 425 212,5 16
Lapisan Atas 00
342,9 457,1 00
7 Sumber: Diolah dari data primer
Kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh warga Kampung Tangsi, berdasarkan Tabel 7 pada lapisan sosial bawah dan menengah, sebagian besar
responden tidak pernah melakukan kegiatan tersebut, yaitu 43,8 persen responden untuk lapisan menengah dan 41,7 persen responden untuk lapisan bawah yang
berfungsi untuk membersihkan lingkungan kampung. Sedangkan pada lapisan atas, sebagian besar responden atau sebesar 57,1 persen sering mengikuti kegiatan
gotong royong.
5.8 Ikhtisar
Kegiatan industri manufaktur yang ada di wilayah Kampung Tangsi, memberikan dampak pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat yang tinggal
disekitar industri. kegiatan tersebut dilakukan setiap hari sehingga memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, misalnya struktur pendapatan
yang akan membagi masyarakat kedalam kategori lapisan sosial seperti lapisan sosial bawah, lapisan sosial menengah, dan lapisan sosial atas. Selain itu, kondisi
tempat tinggal, kepemilikan lahan, persepsi kesempatan kerja, konflik dan
hubungan masyarakat juga berpengaruh pada kegiatan industri yang terbesar di Bekasi tersebut.
Struktur pendapatan masyarakat di Kampung Tangsi tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari mata pencaharian masyarakat yang sebagian besar bekerja pada sektor
perdagangan sehingga banyak memberikan keuntungan. Dari struktur pendapatan tersebut akan diperoleh tiga kategori lapisan pendapatan, yaitu lapisan sosial
bawah, lapisan sosial menengah, dan lapisan sosial atas. Penelitian ini melihat lapisan sosial menengah dengan pendapatan diatas rata-rata mendominasi
masyarakat Kampung Tangsi. Selanjutnya pendapatan akan mempengaruhi kondisi tempat tinggal dan status kepemilikan tempat tinggal. Sebagian besar
masyarakat kondisi tempat tinggalnya dalam keadaan layak, sedangkan status kepemilikannya sebagian besar menyewa karena masyarakat Kampung Tangsi
didominasi oleh pendatang. Kepemilikan lahan oleh masyarakat Kampung Tangsi hanya dimilki oleh penduduk asli. Kepemilikan lahannya juga berubah setelah
perluasan area perusahaan.
BAB VI DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR
6.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekologi
Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan. Industri manufaktur adalah industri yang
mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dalam pelaksanaannya mulai dari bahan baku, proses pengolahan maupun hasil akhir yang berupa hasil produksi
dan hasil buanagn banyak diantaranya terdiri dari bahn-bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti bahan logam, bahan korosif, bahan organis, bahan-
bahan gas, dan lain-lain bahan yang berbahaya, baik untuk para pekerja maupun masyarakat di sekitar proyek industri tersebut. Kampung Tangsi merupakan
kampung yang berada dekat dengan pabrik yang mengolah besi dan baja, yaitu PT G. Hal ini yang menjadikan Kampung Tangsi banyak tercemar bahan-bahan
berbahaya.
Dahulu Kampung Tangsi merupakan daerah pedesaan yang berupa persawahan sehingga jauh dari pencemaran baik air, udara maupun suara. Tetapi
semenjak masuknya industri di Desa Sukadanau, Kampung Tangsi menjadi salah satu area yang digunakan untuk mengembangkan industri yaitu industri besi dan
baja. Semula lahan di Kampung Tangsi adalah sawah sekarang berubah menjadi pabrik yang mengelola besi dan baja. Pada penelitian ini akan membahas
mengenai hasil buangan industri sehingga mempengaruhi sosial masyarakat dan lingkungan seperti persepsi masyarakat mengenai kondisi air, kondisi udara,
tingkat kebisingan mesin produksi yang digunakan oleh perusahaan, tingkat kebisingan akibat aktivitas kendaraan kontainer dan truk yang membawa hasil
produksi, tingkat kecelakan yang terjadi di Kampung Tangsi, tingkat kesehatan masyarakat serta frekuensi pengobatan yang dilakukan masyarakat.
6.2 Persepsi Kualitas Air
Air merupakan senyawa penting yang dibutuhkan oleh manusia, misalnya
digunakan untuk minum, mandi, cuci, dan kakus. Kehadiran industri baja di Kampung Tangsi memberikan dampak buruk bagi kualitas air. Penduduk RT 04
RW 06 Kampung Tangsi sebagian besar menggunakan air sumur untuk memenuhi