Ikhtisar DAMPAK SOSIAL EKOLOGI AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR

sering melakukan pengobatan sebesar 44 persen dan reponden lapisan bawah yang sering melakukan pengobatan adalah sebesaar 58 persen. Sedangkan responden yang jarang melakukan pengobatan masing-masing berdasarkan lapisan sosial bawah, menengah, dan atas adalah sebesar 25 persen, 31 persen, dan 24 persen. Selanjutnya masyarakat yang tidak pernah melakukan pengobatan untuk masyarakat lapisan sosial bawah sebesar 17 persen, masyarakat lapisan sosial menengah sebesar 25 persen, dan masyarakat lapisan sosial atas sebesar 14 persen. Masyarakat lapisan atas dan lapisan menengah lebih besar persentase responden yang sering melakukan pengobatan apabila sakit dikarenakan adanya biaya yang dimiliki sehingga memungkinkan untuk berobat kemana saja. Lain halnya dengan masyarakat lapisan bawah. Mereka menganggap hal tersebut biasa sehingga tidak perlu melakukan pengobatan apabila terjadi gatal-gatal dan sesak napas. Selain itu kendala biaya juga menjadi faktor yang menghambat masyarakat untuk melakukan pengobatan. Bagi para pekerja yang bekerja di perusahaan terdapat tunjangan kesehatan yang berupa pengobatan gratis.

6.7 Ikhtisar

Penelitian yang dilakukan di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau menunjukkan adanya perubahan dalam aspek sosial ekologi akibat hadirnya industri baja. Perubahan tersebut ditimbulkan oleh kegiatan industri yang berdiri sejak 25 tahun yang lalu. Kegiatan yang dilakukan setiap hari menimbulkan banyak perubahan. Seperti perubahan kualitas air, perubahan kondisi udara, terjadinya polusi suara akibat mesin produksi dan kendaraan yang mengangkut hasil produksi, meningkatnya kecelakaan, tingkat kesehatan menurun serta frekuensi pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat. Sebagaimana hal tersebut terangkum dalam Tabel 8. dibawah ini. Tabel 8. Dampak Sosial Ekologi Akibat Aktivitas Industri Manufaktur Terhadap Masyarakat Kampung Tangsi, Desa Sukadanau 2011 Aspek Penelitian Industri Manufaktur Sebelum Sesudah Kualitas Air Air Jernih dan Tidak Bau Air Berwarna dan Bau Kondisi Udara Udara Sejuk dan Tidak Berdebu Udara Panas, Berdebu, dan Gersang Tingkat Kebisingan Mesin Produksi Tinggi Tingkat Kebisingan Kendaraan Kontainer dan Truk Tinggi Tingkat Kecelakaan Tinggi Tingkat Kesehatan Buruk Frekuensi Pengobatan Sering Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2010 Pada Tabel 8 dijelaskan bahwa di Kampung Tangsi terdapat perubahan kualitas air sebelum dan sesudah adanya industri. sebelum adanya industri, kualitas air di Kampung Tangsi jernih dan tidak bau sedngkan setelah hadirnya industri kualitas air yang biasa digunakan oleh masyarakat berwarna dan bau. Hal ini dikarenakan terdapat kandungan logam yang dicemarkan oleh perusahaan baja. Selanjutnya dilihat dari kondisi udara, sebelum adanya industri lahan di Kampung Tangsi berupa persawahan yang menjamin kualitas udara yaitu sejuk dan tidak berdebu, tetapi setelah adanya industri, hasil buangan yang dihasilkan oleh perusahaan baja mencemari udara di sekitar Desa Sukadanau sehingga udara menjadi panas, berdebu dan gersang. Tingkat kebisingan di Kampung Tangsi sangat tinggi. Hal ini diakibatkan suara yang dihasilkan dari mesin produksi. Selanjutnya tingkat kebisingan dari kendaraan kontainer dan truk juga sangat tinggi. Aktivitas yang dilakukan kendaraan tersebut setiap hari, sehingga mengganggu kenyamanan hidup masyarakat Kampung Tangsi. Kendaraan yang terus melaju di jalan Kampung Tangsi, mengakibatkan tingkat kecelakaan yang tinggi. Hal ini juga disebabkan oleh para pengguna jalan yang tidak mengikuti aturan berlalu lintas. Dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas industri manufaktur sehingga membahayakan hidup manusia dianggap oleh sebagian masyarakat Kampung Tangsi adalah hal biasa yang terjadi. Menurut sebagian masyarakat dampak tersebut tidak mempengaruhi hubungan sosialnya terhadap pihak perusahaan. Hal ini dikarenakan sebagian dari masyarakat tersebut menggantungkan hidupnya pada perusahaan. Apabila perusahaan tidak ada, masyarakat belum tentu memiliki pekerjaan dengan upah sedemikian. Selain itu, pihak perusahaan selalu memberikan satu ekor sapi setiap tahunnya sebagai bentuk pertanggungjawaban pada masyarakat. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hubungan masyarakat dengan pihak perusahaan baik-baik saja. Pencemaran yang terjadi di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menurun. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa penggunaan air dan udara yang tercemar akibat limbah pabrik oleh masyarakat. Masyarakat yang mengalami penurunan kesehatan mengharuskan masyarakat untuk melakukan pengobatan agar tidak membahayakan tubuh manusia dalam jangka panjang.

6.8 Analisis Pembangunan Berkelanjutan Industri