lain pengajian anak-anak dan ibu-ibu, gotong royong membersihkan lingkungan, serta arisan ibu-ibu. Kegiatan tersebut atas dasar inisiatif dari masing-masing
warga. Kesibukan yang dilakukan ketua RT setempat tidak mengubah kegiatan yang ada di Kampung Tangsi.
“kegiatan disini banyak, ada arisan ibu-ibu, pengajian anak-anak kemudian karena anak-anaknya ditemani oleh ibu-ibunya jadi
ibunya ikutan mengaji setelah anak-anaknya selesai. Terkadang juga ada gotong royong, membersihkan halaman rumah bersama-
sama. Ketua RTnya tidak pernah mengadakan acara apa-apa. Dia saja sibuk pergi keluar kota. Tidak pernah ada dirumah. Kalaupun
ada musyawarah desa yang mengundang RT, tidak pernah datang, yang datang biasanya sekertarisnya.” Bapak YUI, 29 tahun.
Kegiatan pengajian yang dilakukan ibu-ibu biasanya setelah pengajian anak-anak. Hal ini dikarenakan terjadi pertemuan diantara mereka sehingga ikut
mengadakan pengajian. Pengajian ini dilakukan setiap hari senin sampai jumat pukul 16.00 WIB. Biasanya pada waktu tersebut ibu-ibu sedang tidak ada
pekerjaan atau sedang santai dirumah. Sedangkan kegiatan arisan yang juga diadakan oleh ibu-ibu Kampung Tangsi, dilakukan setiap bulan dengan biaya
25.000 rupiah yang akan dikocok setiap bulannya.
Kegiatan gotong royong untuk membersihkan halaman biasanya dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang ada dirumah. Kegiatan ini bertujuan untuk
membersihkan lingkungan yang menimbulkan penyakit, seperti penyakit demam berdarah yang biasanya dikarenakan adanya genangan air dan tumpukan barang
bekas. Oleh sebab itu perlu diadakannya kegiatan kerja bakti. Selain itu, dengan adanya kegiatan gotong royong ini hubungan antar masyarakat dapat terjalin
dengan baik.
4.5 Ikhtisar
Jumlah responden pada penelitian ini yang dilakukan di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau adalah 35 responden. Karakteristik dari responden ini dilihat dari
aspek tingkat pendidikan yang ditempuh, suku, sektor pekerjaan, asal kependudukan serta kegiatan-kegfiatan sosial yang dilakukan. Pada Tabel 4
disajikan mengenai karakteristik responden Kampung Tangsi, Desa Sukadanau.
Tabel 4. Ikhtisar Karakteristik Responden Kampung Tangsi, Desa Sukadanau 2011
Aspek Penelitian Kampung Tangsi
Tingkat Pendidikan Sedang
Asal Kependudukan Pendatang
Sektor Pekerjaan Beragam
Kegiatan Sosial Pengajian, Arisan, Kerja Bakti
Sumber: hasil olahan data primer, 2011 Berdasarkan Tabel 4 tingkat pendidikan di Kampung Tangsi berada pada
tingkat SMA atau sederajat. Berdasarkan asal kependudukan, masyoritas Kampung Tangsi penduduknya adalah pendatang. Mayoritas penduduk Kampung
Tangsi etnis budayanya adalah Jawa. Mata pencaharian yang didominasi oleh penduduk Kampung Tangsi yaitu pedagang. Meskipun masyarakat bekerja di luar
kampung mereka, Desa Sukadanau merupakan daerah yang strategis karena banyaknya industri yang ada. Sehingga tingkat pedapatan masyarakat tergolong
menengah ke bawah.
Kehadiran industri di Kampung Tangsi yang memberikan dampak baik positif maupun negatif bagi masyarakat menjadi bagian dari sistem industri yang
tidak dapat menghindar. Hal itu dikarenakan hidup masyarakat bergantung pada industri khususnya dalam hal lapangan pekerjaan. Beragamnya tingkat
pendidikan, asal kependudukan, jenis pekerjaan, serta kegiatan sosial membuat masyarakat dihadapkan pada hubungan yang beragam pula. Hubungan tersebut
sebagian membuat masyarakat semakin erat hubungannya, meskipun sebagian ada juga yang merasa tidak nyaman dengan dampak yang diberikan dengan hadirnya
industri. Tetapi masyarakat menyadari bahwa mereka menjadi bagian dari sistem industri yang saling ketergantungan.
BAB V DAMPAK SOSIO-EKONOMIS AKIBAT INDUSTRI MANUFAKTUR
5.1 Pendahuluan Dampak Sosial Ekonomi
Kampung Tangsi merupakan kampung yang berada dekat dengan pusat pemerintahan Desa Sukadanau. Hal ini menjadikan Kampung Tangsi sebagai
tempat untuk mengembangkan industri. Perkembangan industri yang terjadi, memberikan dampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Pada
penelitian ini melihat dampak bagi kehidupan sosial masyarakat Kampung Tangsi, Desa Sukadanau yaitu struktur pendapatan, kondisi tempat tinggal yang meliputi
kondisi fisik dan status kepemilikan tempat tinggal, kepemilikan lahan yang meliputi rumah tangga yang memiliki lahan serta luas lahan yang dimiliki dan
perubahan laus lahan yang terjadi sebelum dan sesudah adanya industri, persepsi kesempatan kerja, konflik yang terjadi di Kampung Tangsi, dan hubungan antar
masyarakat yang sebagian besar dilingkupi oleh pendatang.
5.2 Struktur Pendapatan
Pengukuran struktur nafkah dilakukan untuk mengetahui pengaruh kehadiran industri terhadap pendapatan masyarakat. Perhitungan pendapatan
berdasarkan kategori diperoleh dengan rumus:
Perhitungan ini berasal dari pendapatan dalam setiap rumah tangga selama satu tahun. Total pendapatan selama satu tahun kemudian dihitung pendapatan
rata-rata dengan rumus pendapatan rata-rata = average total pendapatan. Standar deviasi diperoleh dari perhitungan pendapatan rata-rata penduduk dengan
menggunakan rumus STDEV pendapatan penduduk selama satu tahun. Total pendapatan Kampung Tangsi yaitu sebesar Rp 374.414.000, kemudian diperoleh
Pendapatan Kategori Rendah = -½ standar deviasi Pendapatan Kategori Sedang = -½ standar deviasi ≤ x ≤ +½ standar
deviasi Pendapatan Kategori Tinggi = +½ standar deviasi