Lama Menonton Program Berita

4.35 36.96 36.96 21.74 Waktu Menonton pagi siang sore malam

4.2.3.2 Waktu Menonton

Waktu menonton adalah saat dimana individu biasa menonton tayangan berita TV yang paling sering per satu harinya pada saat tiga bulan sebelum penelitian. Waktu menonton ini dibedakan menjadi pagi, siang, sore dan malam hari, diukur dengan skala nominal. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden menonton pada waktu siang dan sore hari, yaitu masing-masing sebanyak 36,96 persen. Responden yang menonton pada waktu pagi hari adalah sebanyak 4,35 persen dan malam hari sebanyak 21,74 persen. Persentase waktu menonton responden jika digambarakan dalam bentuk piechart terlihat pada Gambar 13 berikut. Ket: Gambar 13. Waktu responden menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per bulan April 2011. Banyak responden yang menonton pada waktu siang dan sore hari karena waktu siang dan sore hari merupakan waktu istirahat mereka. Hal ini dapat dilihat dari salah satu pernyataan responden, seperti berikut. “Saya mah biasanya nonton siang hari, kalau pagi-pagikan repot, masih sibuk masak buat keluarga, dan nyiapin keperluan anak buat sekolah. Kalo udah beres semua baru deh nonton” WT, 30 tahun.

4.2.3.3 Lama Menonton

Lama menonton adalah jumlah menit yang dihabiskan responden untuk menonton acaraprogram berita TV mengenai isu bakteri E. sakazakii pada susu formula per satu hari pada saat tiga bulan sebelum penelitian, diukur dengan skala ordinal. Lama menonton ini dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu sebentar, sedang, dan lama. Responden yang menonton berita mengenai isu ini selama 3 s.d 28.26 36.96 34.78 Lama Menonton sebentar sedang lama 14 menit dalam satu hari termasuk ke dalam kategori sebentar, seedangkan responden yang menonton berita mengenai isu ini selama 15 s.d 29 menit dalam satu hari masuk ke dalam kategori sedang dan responden yang menonton berita ini antara 30 s.d 60 menit dalam satu hari masuk ke dalam kategori lama menonton lama. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa kebanyakan responden menonton berita isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dalam waktu sedang, yaitu sebanyak 37 persen. Responden yang menonton berita E. sakazakii dalam susu formula dalam kategori sebentar sebanyak 28 persen, sedangkan responden yang menonton berita E. sakazakii dalam waktu lama sebanyak 34,80 persen. Persentase lama menonton responden jika digambarakan dalam bentuk piechart terlihat pada Gambar 14. Lama menonton ini juga dipengaruhi oleh perilaku menonton responden. Banyak responden yang tidak fokus dalam menonton berita ini, karena beberapa hal, seperti anak yang rewel, atau sambil mengerjakan hal lainnya. Namun, juga terdapat responden yang fokus dalam menonton berita ini, karena responden tersebut memang menyukai berita, dan selalu menyediakan waktu untuk menonton berita. Ket: Gambar 14. Lama responden menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per Bulan April 2011. 36.96 17.39 8.70 15.22 4.35 8.70 8.70 Program Berita RCTI SCTV TPI TRANS TV TRANS 7 TV ONE

4.2.3.4 Program Berita

Program berita yang ditonton adalah jenis channel televisi yang menyiarkan berita yang menyajikan informasi mengenai isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula yang paling sering ditonton oleh masyarakat pada saat tiga bulan sebelum penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menonton program berita pada channel RCTI yaitu sebanyak 36,96 persen. Channel kedua yang sering ditonton responden adalah SCTV yaitu sebanyak 17,39 persen. Channel ketiga yang sering ditonton responden adalah TRANS TV yaitu sebanyak 15,22 persen. Channel TPI, TV ONE dan METRO TV ketiganya memiliki jumlah persentasi yang sama yaitu sebesar 8,70 persen. Channel yang paling sedikit ditonton oleh responden adalah TRANS 7 dengan jumlah persentase sebesar 4,35. Persentase program berita yang ditonton responden jika digambarakan dalam bentuk piechart terlihat pada Gambar 15. Pemilihan channel TV yang ditonton juga dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain seperti sinyal channel yang diterima di Desa Cimanggu I. Banyak responden yang memilih RCTI dan SCTV untuk menonton tayangan berita tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula, karena sinyal channel RCTI dan SCTV sangat bagus di Desa Cimanggu I. Selain sinyal channel, alasan lain yang mempengaruhi pemelihan channel berita adalah channel favorit keluarga, seperti TRANS TV dan TPI, keluarga responden biasa menonton acara kartun atau sinetron pada channel tersebut sebelum program berita dimulai. Ket: Gambar 15. Program berita yang dipilih responden untuk menonton tayangan berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula per Bulan April 2011.

4.3 Persepsi Responden

Desidertato 1976 dalam Rakhmat, 2005 menyebutkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. DeVito 1996 menyebutkan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang kita serap dan apa makna yang kita berikan pada mereka ketika mereka mencapai kesadaran. Persepsi dianggap penting dalam komunikasi massa. Pada komunikasi massa persepsi dapat menjadi penghubung antara individu dengan media, melalui persepsi pelaku komunikasi massa dapat mengetahui sampai sejauh mana minat, opini khalayak terhadap tayangan televisi. Persepsi juga dapat menjadi penghubung antara masyarakat dengan citra suatu lembaga, melalui persepsi lembaga dapar mengetahui bagaimana citra lembaga yang terbentuk di tengah masyarakat berdasarkan stimulus-stimulus yang diterima masyarakat, baik stimulus positif maupun stimulus negatif. Pada penelitian kali ini persepsi yang diteliti dibagi menjadi dua kategori yatu persepsi terhadap program berita televisi mengenai isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dan persepsi terhadap citra IPB terkait isu ini. Persepsi yang terbentuk dikategorikan menjadi empat kategori yaitu kategori sangat buruk, buruk, baik, dan sangat baik. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 11.

Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium di Desa Bangun I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2014.

4 67 98

Sikap Ibu Rumah Tangga Di Daerah Perkotaan Dan Perdesaan Terhadap Kenaikan Harga Beras (Kasus: Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota Kotamadya Medan dan Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

1 51 108

Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Menggunakan Minyak Goreng di Desa Orika Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2004

1 41 84

Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunan Air Sungai Siak Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Tahun 2004

0 44 79

Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan)

2 53 66

MINAT IBU RUMAH TANGGA MENONTON PROGRAM TALK SHOW DI TV SWASTA(Studi Terhadap Ibu Rumah Tangga di Desa Ngariboyo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan Tentang program Dorce Show di Trans TV)

0 6 1

Analisis gender pada program embangunan pertanian (Kasus Program P4k Dan Slpht di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

0 9 89

Persepsi ibu rumah tangga dalam mengkonsumsi daging dan telur ayam pasca isu flu burung (kasus di desa petir, kecamatan Dramaga, kabupaten Bogor)

0 4 57

Hubungan Terpaan Pemberitaan Di Media Online Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga (Studi Korelasi Hubungan Terpaan Berita di Media Online Tentang Bakteri Sakazakii Dalam Susu Formula Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 1 118

Hubungan Terpaan Pemberitaan Di Media Online Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga (Studi Korelasi Hubungan Terpaan Berita di Media Online Tentang Bakteri Sakazakii Dalam Susu Formula Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga di Surabaya)

0 0 26