2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik individu dengan persepsi ibu
rumah tangga terhadap berita televisi tentang isu bakteri Enterobacter sakazakii
dalam susu formula. 2.
Terdapat hubungan nyata antara lingkungan sosial dengan persepsi ibu rumah tangga terhadap berita televisi tentang isu bakteri Enterobacter sakazakii
dalam susu formula. 3.
Terdapat hubungan nyata antara keterdedahan berita TV persepsi ibu rumah tangga terhadap berita televisi tentang isu bakteri Enterobacter sakazakii
dalam susu formula. 4.
Terdapat hubungan nyata antara persepsi
terhadap program berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu
formula dengan persepsi terhadap citra IPB akibat berita televisi tentang isu bakteri Enterobacter sakazakii dalam susu
formula.
2.4 Definisi Operasional
1. Karakteristik individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya. Peubah ini dapat diukur melalui beberapa
indikator antara lain usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan motif menonton.
1.1. Usia adalah jumlah tahun hidup sejak responden lahir sampai dengan saat dilaksanakan penelitian dalam satuan tahun, diukur dengan skala
rasio, dan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu muda, dewasa dan tua.
a. Usia muda 21 tahun – 28 tahun b. Usia dewasa 29 tahun – 38 tahun
c. Usia tua 39 tahun – 66 tahun 1.2. Jenis pekerjaan adalah macam-macam kegiatan yang dilakukan individu
untuk mencari nafkah atau mendapatkan pendapatan dalam sejumlah uang pada saat penelitian dilaksanakan, diukur dengan skala nominal.
1.3. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh oleh responden pada saat penelitian dilaksanakan,
diukur dengan skala rasio dan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi.
a. Rendah Tidak bersekolah – Lulus SD b. Sedang SMP – SMA
c. Tinggi SMA 1.4. Motif menonton adalah hal-hal atau faktor yang menyebabkan seseorang
tertarik untuk menonton program berita mengenai isu bakteri E. sakazakii
pada susu formula. Motif menonton ini dibagi menjadi motif informasi, identitas personal, integritas dan interaksi sosial dan hiburan,
dan diukur dengan skala ordinal. 2. Lingkungan sosial adalah kondisi atau situasi yang menggambarkan suasana
di sekitar responden. Peubah dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain frekuensi interaksi dan pasangan interaksi
2.1. Frekuensi interaksi adalah tingkat keseringan interaksi responden dengan teman, tetangga atau keluarga dalam membicarakan tayangan program
berita televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dan citra IPB dalam rentang waktu bulan tiga bulan sebelum penelitian.
Interaksi teman diukur dengan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu
a. Rendah 6-11 kali b. Sedang 12-13 kali
c. Sering 14-20 kali 2.2. Pasangan interaksi adalah seseorang atau beberapa orang yang paling
sering berinteraksi dengan responden mengenai program televisi tentang isu bakteri E. sakazakii dalam susu formula dan citra IPB. Pasangan
interaksi ini dibedakan menjadi teman, tetangga dan keluarga. 3. Keterdedahan pada berita TV adalah cara atau bagaimana khalayak
mengkonsumsi berbagai program acara yang disuguhkan televisi untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpuaskan, diukur dengan skala ordinal.
Peubah ini dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu frekuensi menonton, lama menonton dan program berita yang ditonton.
3.1. Frekuensi menonton adalah tingkat keseringan responden menonton siaran berita bakteri E. sakazakii pada susu formula, per satu hari dalam
satuan kali pada saat tiga bulan sebelum penelitian, diukur dengan skala ordinal, dan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
a. Rendah 1 kali b Sedang 2-3 kali
c. Tinggi 3 kali 3.2. Lama menonton adalah jumlah menit yang dihabiskan responden untuk
menonton acaraprogram berita TV mengenai isu bakteri E. sakazakii pada susu formula per satu hari pada saat tiga bulan sebelum penelitian,
diukur dengan skala ordinal, dan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
a. Sebentar 3-14 menit b. Sedang 15-29 menit
c. Lama 30-60 menit 3.3. Waktu menonton adalah saat dimana individu biasa menonton tayangan
berita TV yang paling sering per satu harinya pada saat tiga bulan sebelum penelitian. Waktu menonton ini dibedakan menjadi pagi, siang,
sore dan malam hari, diukur dengan skala nominal. 3.4. Program berita yang ditonton adalah jenis channel televisi yang
menyiarkan berita yang menyajikan informasi mengenai isu bakteri E. sakazakii
dalam susu formula yang paling sering ditonton oleh masyarakat pada saat tiga bulan sebelum penelitian, diukur dengan skala
nominal. 4. Persepsi ibu rumah tangga terhadap program berita televisi tentang isu bakteri
E. sakazakii dalam susu formula adalah pandangan dan penilaian responden
tentang program berita tentang isu bakteri E.sakazakii dalam susu formula meliputi dimensi pemahaman atau pemaknaan dan penafsirannya. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa indikator, yaitu nilai informasi yang mendidik dan menghibur serta daya tarik format tayangan berita, diukur dengan skala
ordinal, dan dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat buruk, buruk, baik dan sangat baik.
4.1 Nilai informasi berita merupakan isi pesan yang disampaikan berita apakah mengandung nilai informasi yang mendidik dan sekaligus
memberikan penjelasan tertentu pada sesuatu hal dan menghibur melepaskan diri dari permasalahan, kelelahan dan kepenatan. Nilai
informasi yang mendidik dan menghibur dapat dilihat dari menarik atau tidaknya berita tersebut, kesesuaian materi dengan kebutuhan khalayak
dan cakupan materi seberapa luas dan dalam mengangkat dan membahas suatu cerita, diukur dengan skala ordinal.
4.2. Daya tarik format tayangan berita adalah kemampuan berita TV untuk menarik minat khalayak untuk menyaksikan tayangan berita terkait
dengan isu bakteri E. sakazakii, diukur dengan skala ordinal. 5. Persepsi ibu rumah tangga terhadap citra IPB terkait isu bakteri E. sakazakii
pada berita TV adalah kesan mengenai IPB sebagai pelaku penelitian yang dibentuk khalayak yang menonton berita TV tercemarnya susu formula
dengan bakteri E.sakazakii, diukur dengan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu buruk, cukup dan baik. Citra IPB dapat dilihat dari:
5.1 Hasil Penelitian IPB adalah persepsi masyarakat terhadap perolehan hasil dan manfaat dari penelitian yang dilakukan oleh pihak IPB, yaitu
mengenai penelitian penemuan bakteri E. sakazakii dalam susu formula, diukur dengan skala ordinal.
5.2. Lulusan IPB adalah persepsi masyarakat terhadap kemampuan orang- orang yang telah selesai mengikuti proses belajar mengajar di IPB dan
kemampuan mereka dalam melakukan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai penelitian survai dengan tipe eksplanatory atau confirmatory research. Penelitian explanatory merupakan penelitian
penjelasan yang menyoroti hubungan antar peubah-peubah penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya Singarimbun dan Efendy, 2006.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan didukung oleh beberapa data kualitatif seperti catatan lapang dan
wawancara mendalam antara peneliti dengan responden. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara detail tentang hal-hal yang
sedang menggejala dan mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan.
3.2 Lokasi dan
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu desa lingkar Kampus IPB yaitu Desa Cimanggu I. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011.
Desa Cimanggu I, terdiri dari 3 dusun, 9 RW dan 30 RT. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive, karena desa tersebut secara geografis mudah
dijangkau oleh peneliti dan peneliti sudah pernah melakukan kegiatan kuliah kerja profesi KKP di desa tersebut sehingga hubungan sosial dengan responden sudah
dibangun sebelumnya, dengan demikian peneliti bisa memiliki peluang besar untuk menemukan permasalahan yang dikaji.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian kali ini adalah ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di Desa Cimanggu I, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 2.550 jiwa. Populasi sasaran adalah populasi ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di RW 04 dan RW 06, karena pada saat
penjajagan, ibu rumah tangga yang berada di RW 04 dan RW 06 banyak yang mengkonsumsi susu formula serta menonton dan mengetahui berita tentang isu