Pengukuran keterdedahan pada media masa dapat dilihat dari aspek-aspek yang berkatan dengan penggunaan media massa. Menurut Rosengren 1974
dalam Khairil 1994 aspek-aspek keterdedahan media yang umumnya diukur
oleh peneliti adalah waktu yang digunakan dalam mengikuti berbagai media, jenis-jenis isi media yang diikuti, berbagai hubungan antara individu yang
mengkonsumsi baik dengan isi media, maupun dengan media umumnya. Selanjutnya dapat dikemukakan pula bahwa keterdedahan pada media massa
sangat berkaitan dengan perilaku seorang dalam mencari informasi dari berbagai sumber dan jenis media komunikasi yang digunakan di lingkungannya.
2.1.5 Persepsi Khalayak
Memahami perilaku orang lain merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Memahami perilaku orang lain merupakan proses yang
menunjukkan persepsi terhadap sesuatu atau objek untuk memberikan makna. Begitu pun dengan masyarakat yang menonton televisi atau biasa disebut
khalayak. Khalayak televisi setiap menonton televisi mempunyai persepsi terhadap acara yang ditontonnya. Acara-acara yang ditayangkan televisi diterima
oleh khalayak yang didasari karena adanya persepsi mereka akan tayangan televisi tersebut. Menurut DeVito 1996 persepsi adalah suatu proses dimana kita
menjadi sadar akan banyaknya stimulus rangsangan yang mempengaruhi indera kita. Persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang kita serap dan apa makna
yang kita berikan pada mereka ketika mereka mencapai kesadaran. Desidertato 1976 dalam Rakhmat, 2005 menyebutkan bahwa persepsi adalah pengalaman
tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi proses pembentukan persepsi, yaitu faktor struktural dan faktor fungsional. Faktor struktural berasal semata-
mata dari sifat rangsangan stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem syaraf individu. Secara struktural persepsi ditentukan
oleh jenis dan bentuk rangsangan yang diterima, sedangkan faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk ke
dalam faktor pribadi, jadi yang menentukan persepsi secara fungsional ialah
karakteristik orang yang memberi respons terhadap rangsangan tersebut Rakhmat, 2005.
Haris dan Nelson 2008 dalam Sutisna 1999 menjelaskan persepsi muncul melalui proses seleksi, organisasi dan interpretasi stimulus melalui panca
indera menjadi gambaran suatu konsep yang memiliki makna. Proses terbentuknya persepsi tidak lepas dari bantuan alat indera sebagai penanggap yang
cepat terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli tersebut diseleksi, diorganisasikan dan
diinterpretasikan Solomon dalam Sutisna, 1999. Proses pembentukan persepsi digambarkan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Proses pembentukan persepsi berdasarkan model Solomon Sutisna, 1999
Proses persepsi dibutuhkan untuk mengetahui sampai sejauh mana minat, persepsi, opini khalayak terhadap tayangan televisi. Persepsi akan tayangan
televisi disebabkan oleh peubah yang dibentuk oleh individu akan kemasan dan isi tayangan tersebut. Persepsi yang dihasilkan oleh khalayak setelah menonton
televisi juga disebabkan karena adanya faktor-faktor karakteristik yang dimiliki oleh khalayak seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan,
motif menonton dan lain-lain. Sukarelawati 2009 menjelasan bahwa daya tarik televisi di mata pemirsa
bukan pada kotak bentuk fisiknya, tetapi pada menu program yang telah disuguhkan oleh televisi secara beragam. Atas alasan itu, televisi menjadi magnet
yang menyeret siapa saja hingga televisi dirasakan sebagai kebutuhan. Begitu besar daya pikat televisi sehingga mampu mempengaruhi watak dan karakter
bahkan pola hidup waktu seseorang pemirsa. Daya tarik suatu program televisi
Stimulisasi • Penglihatan
• Suara • Bau
• Rasa • Tekstur
Indera penerima
sensasi Perhatian
Intepretasi pemberian
arti Tanggapan
Persepsi
dapat dilihat dari bobot muatan pesan program berita tersebut serta daya tarik format tayangan berita tersebut.
2.1.6 Hubungan Media dengan Citra Lembaga