program drama atau komedi. Televisi sebagai salah satu media massa menyajikan acara-acara yang dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1 Pendidikan, yaitu program acara yang berisi usaha pengembangan manusia
yang ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan perilaku perorangan atau kelompok dimana orang itu
berada, 2
Informasi, yaitu program acara yang berupa pendapat, kritik, atau saran yang bertujuan untuk memberiakn informasi kepada khalayak, sehingga
khalayak dapat mengambil keputusan atau bertindak selaras dengan acara kondisi atau situasi tersebut, dan
3 Hiburan, yaitu program acara yang bersifat menghibur kepada khalayak
berupa film, sinetron, kuis, drama, sajian musik.
2.1.3.1 Program Berita Televisi
Program berita merupakan program informasi pada Televisi. Program informasi dibagi menjadi dua jenis yaitu berita keras hard news dan berita lunak
soft news. Berita keras hard news yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera
untuk diketahui oleh khalayak. Peran televisi sebagai sumber utama hard news bagi masyarakat cenderung terus meningkat. Media penyiaran adalah media yang
paling cepat dalam menyiarkan berita ke masyarakat. Berita lunak soft news adalah segala informasi yang paling penting dan menarik yang disampaikan
secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita lunak soft news dapat berbentuk perbincangan talkshow Morrisan, 2007.
Menurut Miller
dalam Suharto 2006 kemasan berita berisikan fakta atau
pendapat tentang suatu yang disajikan dalam bentuk berita langsung dan berita mendalam. Berita langsung adalah uraian fakta yang makna beritanya kuat
penting menarik dan harus secepatnya dengan minimal mengandung pertanyaan 5W dan 1H serta dimulai dari uraian terpenting kekurang-pentingan. Berita
mendalam adalah berita komprehensif, interpretatif dan investigatif. Penjelasannya sebagai berikut:
1. Berita komprehensif adalah uraian secara terperinci tentang peristiwa atau
fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita di dalam suatu sistem sosial tertentu misalnya sistem nilai.
2. Berita interpretatif adalah uraian fakta atau pendapat yang mengandung
nilai berita dengan menempatkan fakta itu sebagai mata rantai dalam konteks permasalahan yang lebih luas, ragam sumber informasi dapat
memberikan pendapat menurut interpretasi masing-masing. 3.
Berita investigatif adalah uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dengan membandingkan antara fakta di
permukaan dengan fakta tersembunyi yang diperoleh dengan menyusuri jejak melalui investigasi.
2.1.3.2 Tayangan Berita Susu Formula Tercemar Bakteri Sakazakii
Penelitian mengenai susu formula dan makanan bayi yang tercemar Bakteri E. sakazakii, sebenarnya telah dipresentasikan oleh Estuningsih sebagai
peneliti pada seminar hasil-hasil penelitian di IPB pada tahun 2007. Hasil penelitian itu juga telah dipresentasikan dalam kapasitasnya sebagai narasumber
pada rapat penentuan standar mutu pangan di BPOM pada tahun 2006. Hasil dari penelitian tersebut juga telah dipublikasikan dipublikasikan pada beberapa jurnal
internasional seperti Journal of Food Protection Vol. 69 tahun 2006 dan International Journal of Food Microbiology Vol.
116 tahun 2007 dan Vol. 136 tahun 2009. Penelitian yang dilakukan Estuningsih bukanlah penelitian
pengawasan sebagaimana kewenangan BPOM, melainkan penelitian isolasi yang bertujuan mempelajari tentang virulensi dan resiko yang ditimbulkan oleh bakteri
E. sakazakii , oleh karena itu pihak IPB tidak mengumumkan merek susu formula
dan makanan bayi yang tercemar Bakteri E. sakazakii. Munculnya kasus ini di tengah masyarakat membuat masyarakat
khususnya ibu rumah tangga khawatir akan susu formula dan makanan bayi yang dikonsumsinya. Peran televisi sebagai media informasi juga turut memperluas
kasus ini, masyarakat menuntut pihak IPB untuk mengumumkan merek-merek susu formula dan makanan bayi yang tercenar Bakteri E. sakazakii Tidak hanya
berdiam diri, masyarakat bersama kuasa hukumnya melaporkan hal ini ke Mahkamah Agung, dan hasilnya pihak konsumen memenangkan kasus ini, dan
menuntut IPB kembali untuk mengumumkan merek susu formula dan makanan bayi yang tercemar Bakteri E. sakazakii.
Kemenangan yang diperoleh oleh pihak konsumen untuk mengetahui merek susu formula yang tercemar bakteri E. sakazakii menyebabkan berita ini
kembali mencuat. Berita ini bahkan tidak lagi menyorot susu formula yang kabarnya tercemar bakteri E. sakazakii, tapi juga menyorot IPB sebagai institusi
yang melakukan penelitian. Menurut masyarakat IPB sebagai pelaku penelitian harus bertanggung jawab untuk mengumumkan merek susu formula yang
tercemar bakteri E. sakazakii agar masyarakat dapat lebih waspada dalam memilih susu formula. Banyaknya berita yang beredar membentuk opini masyarakat akan
isu ini dan juga citra IPB. Tidak sedikit media yang memojokkan IPB sebagai institut yang tidak jujur, namun tidak sedikit juga media yang mengatakan IPB
telah melakukan hal yang benar dengan tidak mengumumkan merek susu formula yang tercemar karena kasus ini harus dipisahkan antara ranah penelitian dengan
ranah hukum.
2.1.4 Keterdedahan Khalayak pada Siaran Televisi