dapat dilihat dari bobot muatan pesan program berita tersebut serta daya tarik format tayangan berita tersebut.
2.1.6 Hubungan Media dengan Citra Lembaga
Citra oleh Rakhmat 2005 didefinisikan sebagai peta anda tentang dunia. Tanpa citra anda akan selalu berada dalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah
gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas. Citra adalah dunia menurut persepsi kita. Roberts 1977 sebagaimana dikutip Rakhmat
2005 mengatakan komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita
tentang lingkungan dan citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa
bekerja untuk menyampaikan informasi. Untuk khalayak, informasi itu dapat membentuk, mempertahankan atau meredefinisi citra. Media massa datang
menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik, televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat
indera kita, surat kabar menjadi teropong kecil untuk melihat gejala-gejala yang terjadi waktu ini di seluruh penjuru bumi, buku kadang-kadang bisa menjadi
kapsul waktu yang membawa kita ke masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang, film menyajikan pengalaman imajiner yang melintas ruang dan waktu.
Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi atau biasa disebut tangan kedua second hand reality.
Menurut Philip Kotler Suwandi, 2009, citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek. Sutisna
1999 menambahkan bahwa citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra
terbentuk berdasarkan informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk menyampaikan informasi untuk khalayak, informasi itu dapat membentuk,
mempertahankan atau mendefinisikan citra. Menurut McLuhan Rakhmat, 2005 media massa adalah perpanjangan alat indera kita, dengan media massa kita
memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak kita alami secara langsung.
Hubungan media dan pers dengan citra lembaga adalah sebagai alat pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan
publisitas berbagai kegiatan dan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dan pihak publik Ruslan, 2008 dalam Hastin, 2010. Media
kerap sekali dapat menggiring pandangan masyarakat tentang citra suatu lembaga. Media massa dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap citra suatu
lembaga. Dampak positif yang dapat ditimbulkan oleh media terhadap citra perusahaan seperti membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran
suatu produk dan jasa, menjalin komunikasi yang berkesinambungan, meningkatkan kepercayaan publik dan meningkatkan citra baik perusahaan.
Namun, tidak dapat dipungkiri media juga dapat memberikan citra yang kurang baik terhadap suatu lembaga. Media yang terlalu besar memberikan informasi
yang masih simpang siur juga dapat membawa dampak kurang baik terhadap suatu lembaga. Siaran berita menciptakan suatu citra di mata para khalayak
mengenai organisasi atau lembaga yang terlibat.
2.2 Kerangka Pemikiran
Besarnya kebutuhan masyarakat terhadap informasi menyebabkan meningkatnya pemanfaatan media massa sebagai media informasi. Salah satu
jenis media massa yang paling digemari masyarakat adalah televisi. Televisi menyampaikan informasi dengan cara audio visual sehingga digemari dan mudah
dipahami oleh masyarakat. Masyarakat menilai media televisi merupakan sarana mereka untuk dapat mengakses informasi yang terjadi di belahan dunia manapun.
Maraknya pemberitaan televisi yang memberitakan bahwa terdapat bakteri E. sakazakii
pada susu formula dan makanan bayi menurut penelitian IPB memunculkan kekhawatiran yang luar biasa pada masyarakat, khususnya rumah
tangga yang mengkonsumsi susu formula dan makanan bayi untuk anaknya. Reaksi masyarakat atas peristiwa kontaminasi produk susu formula oleh bakteri E.
sakazakii dapat dimaknai sebagai kepedulian masyarakat terhadap mutu dan
keamanan produk pangan. Produk pangan yang banyak dikonsumsi masyarakat tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai produk yang memenuhi kreteria