42
10 20
30 40
50 60
70
1 2
3 4
Ni la
i C
N
Minggu ke-
0 Sludge 20 Sludge
40 Sludge 10
20 30
40 50
60 70
1 2
3 4
Ni la
i C
N
Minggu ke-
0 Sludge 20 Sludge
40 Sludge
Gambar 21. Perubahan nilai CN co-composting pada abu ketel: a aerasi aktif dan b aerasi pasif Dwiyanty 2011
2. Pengaruh Aerasi
Penelitian co-composting bagasse dengan sludge ini menerapkan perlakuan teknik aerasi secara aktif dan secara alami pasif. Pengaruh aerasi ini merupakan objek pengamatan dan
identifikasi terhadap teknik aerasi yang diterapkan dan data yang diperoleh dari masing-masing parameter uji bahan pengompos. Dari perlakuan tersebut diperoleh hasil yang menunjukkan
besarnya pengaruh aerasi yang diberikan terhadap perubahan nilai CN. Selain itu juga, membandingkan dan mencoba membuktikan bahwa aerasi aktif memberikan pengaruh yang cukup
signifikan dibandingkan aerasi alami. Setelah melakukan pengujian terhadap dua perlakuan aerasi tersebut, hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan teknik aerasi aktif maupun pasif belum
memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perubahan nilai CN bahan co-composting. Djaja 2008 memaparkan bahwa umumya mikroba banyak mengonsumsi oksigen, selama proses
pengomposan bahan yang mudah dipecah dapat diurai dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan banyak oksigen dalam proses degradasi bahan organiknya. Aerasi bisa dilakukan untuk memasok
kembali oksigen ke dalam timbunan bahan kompos. Pemberian aerasi secara aktif akan mempercepat proses dekomposisi bahan organik karena
mikroorganisme banyak mengonsumsi oksigen dan meningkatkan aktivitasnya sehingga menghasilkan energi, humus, dan unsur hara yang diinginkan. Namun berbeda dengan kenyataan
dilapangan, proses pengomposan menunjukkan adanya beberapa indikasi kesalahan dalam pemberian aerasi aktif dan desain reaktor yang belum mendukung berjalannya aerasi aktif secara
baik. Adapun beberapa aspek yang dapat dijadikan indikasi yang menyebabkan aerasi belum memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan nilai CN adalah sebagai berikut :
a Lamanya pemberian aerasi terhadap tumpukan bahan co-composting perlu penambahan waktu aerasi agar mencukupi kebutuhan mikroorganisme
b Kurangnya jumlah udara yang dialirkan ke dalam tumpukan bahan co-composting lebih dari 5 liter
per menit c Tersumbatnya lubang pipa udara dalam reaktor oleh tumpukan bahan co-composting
sehingga udara sulit untuk mengalir a
b
43 Berbeda dengan aerasi aktif, aerasi pasif dilakukan dengan membiarkan aliran udara alami
masuk melalui pipa-pipa yang sudah dimodifikasi dalam reaktor. Aerasi ini cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat perubahan dekomposisi bahan organik
pengompos. Oleh karena itu, aerasi pasif ini dijadikan sebagai pembanding untuk pengaruh aerasi aktif terhadap perubahan nilai CN. Hasil menunjukkan setelah data dianalisa menggunakan
analisis varian sidik ragam menggambarkan bahwa perlakuan aerasi aktif ataupun aerasi pasif tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan nilai CN co-composting hasil analisa data dapat
dilihat pada Lampiran 3.
3. Suhu