35 Tabel 14. Karakteristik bahan baku co-composting dan hasil analisa bahan segar
Parameter Bahan Baku
Bahan Segar Bagasse
Sludge Bagasse
Sludge
Kadar Air 38.04
34.07 22.73
89.83 Kadar Abu
8.31 54.24
43.23 33.20
Nilai Karbon 29.31
6.28 40.00
42.23 Total Nitrogen
0.31 0.26
0.08 0.17
Nilai CN 95.28
23.89 514.84
253.03 Data hasil analisa di atas menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antara bahan segar
dibandingkan dengan karakteristik bahan baku yang digunakan dalam proses co-composting. Hal tersebut terjadi karena bahan baku segar diambil saat limbah padat baru saja dihasilkan sehingga
bahan memiliki karakteristik yang masih fresh dan cenderung memiliki nilai CN yang cukup tinggi. Berbeda dengan bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan
bahan baku yang sudah cukup lama didiamkan sekitar 2-3 bulan setelah masa giling periode produksi gula. Hal ini menjadikan bahan baku yang digunakan sudah mengalami proses degradasi
secara alami, walaupun cenderung lebih lambat dan hanya terjadi pada masing-masing bahan. Selain itu, langkah pemanfaatan timbunan bagasse dan sludge sisa setelah priode giling
merupakan solusi alternatif dalam penanganan limbah padat industri gula yang masih belum tertangani secara optimal.
2. Formulasi Bahan Baku
Pencampuran bahan baku sebagai salah satu metode untuk mendapatkan formulasi bahan pengomposan. Formulasi bahan merupakan langkah untuk mengkombinasikan dan menemukan
komposisi terbaik antara bahan utama yaitu bagasse dan sludge menjadi co-composting. Perlakuan formulasi digunakan juga sebagai salah satu cara dalam menentukan kandungan nilai
CN bahan pengompos agar mendapatkan nilai yang mendekati nilai CN yang baik dan mendapatkan proses pengomposan yang berkualitas. Menurut Djaja 2008 idealnya untuk bahan
baku kompos dipilih dan dicampur dalam proporsi tepat untuk menghasilkan kompos yang berkualitas. Selain itu, karakteristik bahan yang harus diperhatikan dalam pencampuran bahan
baku adalah nilai perbandingan jumlah karbon C dengan nitrogen. Berdasarkan karakter fisik maupun kandungan nilai C dan N dalam bahan yang digunakan,
formulasi ditetapkan sesuai jumlah sludge yang ditambahkan dalam bagasse yaitu pencampuran bagasse dengan 0, 25, dan 50 sludge. Penetuan 0 sludge digunakan sebagai indikator
pembanding standar atau blangko, agar lebih mudah mengetahui perbedaan pengaruh dengan masing-masing perlakuan yang lain. Perlakuan pencampuran 25 sludge ditetapkan berdasarkan
kandungan C dan N dalam bagasse dan sludge, sebagai salah satu pengujian dalam penetapan formula perbandingan 1 : 4. Begitupun dengan formula 50 sludge ditetapkan agar kombinasi
kedua bahan dan karakteristik secara fisik dapat saling melengkapi serta sebagai salah satu langkah untuk menurunkan nilai CN yang dimiliki oleh bagasse. Penetapan formula menggunakan tiga
taraf tersebut dilakukan agar dalam pengujian dapat menghasilkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan, sehingga diketahui formula yang memiliki perubahan nilai CN yang baik dan
mendekati nilai standar kompos.
36
5 10
15 20
25 30
1 2
3 4
5
K adar
K ar
b o
n
Minggu ke- 25
50
5 10
15
20 25
30
1 2
3 4
5
K ada
r K
ar b
o n
Minggu ke-
25 50
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20 0.25
0.30 0.35
1 2
3 4
5
K ada
r Ni
tr o
ge n
Minggu Ke-
25 50
0.00 0.05
0.10 0.15
0.20
0.25
0.30 0.35
1 2
3 4
5
K ada
r Ni
tr o
ge n
Minggu Ke-
25 50
B. PERUBAHAN SELAMA CO-COMPOSTING