Karaktersitik Bagasse KARAKTERISTIK BAHAN ORGANIK INDUSTRI GULA

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KARAKTERISTIK BAHAN ORGANIK INDUSTRI GULA

1. Karaktersitik Bagasse

Ampas tebu atau disebut dengan bagasse merupakan hasil sisa penggilingan dan pemerahan tebu di stasiun penggilingan. Bagasse berupa serpihan lembut serabut batang tebu yang sudah hancur dan merupakan limbah padat yang paling besar dihasilkan dari proses pembuatan gula. Bagasse ini juga merupakan salah satu hasil samping by product dari penggilingan tebu yang berupa limbah termanfaatkan. Limbah padat pabrik gula PG berpotensi besar sebagai sumber bahan organik yang berguna untuk kesuburan tanah. Berdasarkan hasil analisa kandungan bagasse di PG Jatitujuh, rendemen bagasse mencapai sekitar 30-40 dari tebu yang masuk ke penggilingan serta dilakukan analisa pada unsur makro dan unsur mikro dalam bagasse. Analisis terhadap unsur makro dan unsur mikro bagasse di PG Jatitujuh ditunjukkan pada Tabel 1. Kandungan dan komposisi bagasse lain seperti pada Tabel 2. Tabel 1. Komposisi bagasse PG Jatitujuh Analisis Kandungan Kalium K 2 O 0.11 Phospat P 2 O 5 0.12 Kadar Nitrogen N 0.244 Pol 1.2 – 1.5 Bahan Kering BK 48 – 51.7 Kadar Air 51.4 Sumber : Hasil analisa di Laboratorium PUSLITAGRO PT PG Rajawali II Unit PG Jatitujuh 2010 Diperkirakan setiap hektar tanaman tebu, setelah dilakukan pengolahan menjadi gula, menghasilkan bagasse sebanyak 100 ton. Maka potensi bagasse nasional yang dihasilkan industri pengolahan tebu dilihat dari total luas tanaman tebu mencapai 39,539,944 ton per tahun Fauzi 2005. Menurut Lavarack et al. 2002 bagasse merupakan hasil samping proses pembuatan gula tebu sugarcane mengandung residu berupa serat, minimal 50 serat bagasse diperlukan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan 50 sisanya hanya ditimbun sebagai buangan yang memiliki nilai ekonomi rendah. Penimbunan bagasse dalam kurun waktu tertentu akan menimbulkan permasalahan bagi pabrik. Mengingat bahan ini berpotensi mudah terbakar, mengotori lingkungan sekitar, dan menyita lahan yang cukup luas untuk penyimpanannya. Secara umum pengolahan tebu di pabrik gula menghasilkan bagasse dari proses penggilingan batang tebu pada penggilingan kelima. Secara garis besar, proses produksi dari tebu menjadi bagasse dapat dilihat pada Gambar 1. 5 Gambar 1. Proses penggilingan tebu menjadi bagasse PG Jatitujuh, 2010 Tanaman tebu yang berisi air yang digunakan sebagai bahan pembuat gula nira dan memiliki komposisi yang lebih kompleks yaitu sacharose, zat sabut atau fiber, gula reduksi, dan beberapa bahan lainnya. Sabut yang terkandung dalam ampas tebu bagasse, tersusun dari beberapa komponen penyusun yaitu selulosa, pentosan, lignin, dan beberapa komponen lain seperti dalam Tabel 2. Tabel 2. Komponen penyusun sabut bagasse Sumber : Brady 1991 Setelah dilakukan pengujian pendahuluan terhadap bagasse dari PG Jatitujuh pada 7 Februari 2011, komponen dalam bagasse adalah sesuai Tabel 3. Tabel 3. Komponen bagasse di PG Jatitujuh pengujian pendahulu Senyawa Satuan Jumlah Bahan Organik 60.48 Karbon 33.12 Nilai CN - 165.6 Kalsium 0.535 Magnesium 0.014 Besi 0.074 Alumunium 0.083 Mangan 0.007 Kadar Air 36.26 pH - 4.90 Sumber : Hasil analisa Laboratorium Pengujian Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB Div.Teknologi dan Manajemen Lingkungan No. 008TIN11 2011 Bagasse yang jumlahnya melimpah dan hampir 100 termanfaatkan untuk umpan boiler ternyata masih memiliki sisa yang cukup banyak dan melimpah. Selain itu, akan Nama Bahan Jumlah Cellulose 45 Pentosan 32 Lignin 18 Lain-lain 5 6 berdampak lanjut pada gangguan lingkungan dan membutuhkan lahan yang lebih luas dalam penampungannya. Pemanfaatan bagasse di PG Jatitujuh tahun 2010 sesuai data pada Tabel 4. Tabel 4. Pemanfaatan bagasse periode 2010 Bulan Jumlah Ampas Ku Sebagai Bahan Bakar Boiler Ku Persediaan Ku Jumlah Ampas Keluar Ku Sisa Persediaan Ku Januari - - 55838 - 55838 Februari - - 55838 - 55838 Maret - - 55838 1040 54798 April - - 54798 - 54798 Mei 167314 189154 -21480 - 32958 Juni 448523 377263 71260 - 71260 Total sampai Juni 1040 104218 Sumber : Laporan Praktek lapangan tentang Manajemen Lingkungan Industri di PG Jatitujuh 2010

2. Karaktersitik Sludge