Porositas Susunan Bahan Kandungan Air

21 secara berkala untuk meningkatkan aliran aerasi dan membangun porositas bahan. Proses pengomposan menggunakan aerasi pasif ini cenderung lambat dan memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk mendapatkan kompos matang dan dimungkinkan akan menimbulkan bau karena laju aerasi rendah.

4. Porositas Susunan Bahan

Menurut Isroi 2008 porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan menyuplai oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu. Ukuran partikel bahan menentukan ukuran dan volume pori-pori bahan. Jika ukuran bahan bertambah kecil, maka jumlah pori-pori bertambah. Pori-pori kecil dapat menghambat pergerakan udara yang merupakan masalah pada proses pengomposan. Ukuran partikel menentukan luas permukaan dari suatu bahan. Semakin halus suatu partikel, semakin luas permukaan yang terbuka terhadap kegiatan mikroorganisme Gotass 1956.

5. Kandungan Air

Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplai oksigen. Mikroorganisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15. Apabila kelembaban lebih besar dari 60, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap Isroi 2008. Menurut Indrasti 2007 nilai kelembaban yang tepat pada kompos akan menyediakan kondisi yang sesuai bagi proses biologis yang terjadi dalam pengomposan. Kompos yang terlalu basah menyebabkan penghambatan proses aerasi dan proses akan berlangsung anaerobik, sedangkan kompos yang terlalu kering dekomposisi tidak akan terjadi. Selama pengomposan, nilai kelembaban yang diharapkan yaitu 55 per berat kompos, dengan batas atas 60 dan batas bawah 45. Indriani 1999 menambahkan kadar air sangat mempengaruhi dekomposisi bahan organik. Mikroorganisme dapat bekerja dengan baik bila kadar airnya mencapai 40-60 . Kadar air yang terlalu tinggi mengakibatkan pengurangan jumlah udara yang bersirkulasi sehingga tercipta kondisi anaerob. Kadar air terlalu rendah dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang atau mati, sehingga dekomposisi bahan organik oleh mikrorganisme tidak optimal kondisi perlu dijaga. Richard 1996 menambahkan bahwa jika kadar air tidak cukup akan menyebabkan suhu bahan menjadi rendah, walaupun suhu bahan pusat tetap tinggi. Kondisi tersebut mengakibatkan penambahan waktu penguraian, jika kompos terlalu basah, bisa ditambahkan beberapa material kering seperti potongan kayu dan dedaunan. Hal tersebut dapat meningkatkan porositas agar air dan udara dapat mengalir dengan baik. 22 Kelebihan kandungan air pada tumpukan kompos akan menghambat sirkulasi oksigen melalui rongga, sedangkan tumpukan kompos terlalu kering dapat mengakibatkan kematian mikroorganisme pendegradasi. Kedua kondisi tersebut membatasi perkembangbiakan mikroorganisme sehingga proses pengomposan akan berjalan lambat CPIS 1992. Penguraian senyawa organik sangat tergantung pada faktor kadar air. Limit terendah dari aktivitas bakteri adalah sekitar 12-15 , walaupun sebenarnya kadar air lebih kecil dari 40 merupakan batas dari kecepatan penguraian optimum. Idealnya kadar air antara 50-60 . Jika kadar air campuran lebih besar dari 60 maka integritas struktural yang baik juga tidak akan tercapai. Selama proses pengomposan sebagian air akan teruapkan sehingga perlu dilakukan pengaturan dengan penyemprotan agar kondisi air pada kondisi optimum tetap terjaga selama proses pengomposan Richard 1996. Menurut Golueke 1977 kadar air bahan kompos yang ideal untuk berbagai jenis bahan organik berbeda-beda tergantung jenisnya. Kadar air pengomposan beberapa jenis bahan organik disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Kadar air pengomposan beberapa jenis bahan organik Jenis Bahan Kadar Air Jerami 50-60 Kayu 75-90 Kertas 55-65 Limbah basah 50-75 Sampah kota 55-65 Pupuk kandang 55-65 Sumber : Golueke 1977

6. Suhu