Pengomposan Co-composting TEKNOLOGI PENGOMPOSAN

8

B. TEKNOLOGI PENGOMPOSAN

1. Pengomposan Co-composting

Pengomposan adalah dekomposisi biologi dan stabilisasi dari bahan organik pada suhu yang tinggi sebagai hasil produksi panas secara biologis, dengan hasil akhir berupa produk yang cukup stabil dalam bentuk padatan agregat komplek, dan apabila diberikan pada lahan tidak menimbulkan efek yang merugikan terhadap lingkungan Haug 1980. Co-composting adalah pengontrolan degradasi aerobik dari bahan organik menggunakan lebih dari satu bahan baku sludge dan limbah padat organik. Sludge memiliki kadar air dan nitrogen yang tinggi untuk mendegradasi. Limbah padat organik memilki kandungan karbon organik yang tinggi dan memiliki karakteristik kekambaan yang baik, sehingga mempermudah sirkulasi dan aliran udara masuk ke dalam co-composting Drescher et al. 2006. Menurut Indrasti dan Wilmot 2001 kompos merupakan bahan yang dihasilkan dari proses degradasi bahan organik oleh mikroorganisme yang dapat berguna bagi tanah pertanian seperti memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah, sehingga produksi tanah pertanian menjadi tinggi. Fungsi dari kompos selain memperkaya bahan organik, mempertinggi kemampuan penampungan air sehingga lebih banyak menyediakan air bagi tanaman, memperbaiki drainase, dan mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara tanah, sehingga zat hara tersebut tidak mudah larut atau terbawa arus pengairan. Indrasti 2004 menambahkan bahwa ada beberapa metode produksi yang dapat dilakukan dalam mengomposkan bahan organik, baik secara aerobik ataupun anaerobik. Proses pengomposan dapat dilakukan tanpa atau dengan bahan tambahan cacing atau mikroorganisme. Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara, sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik. Pengomposan merupakan peruraian bahan-bahan organik secara biologis dalam suhu termofilik suhu yang tinggi dengan hasil akhir yang berupa bahan yang cukup bagus untuk digunakan ke tanah tanpa merugikan lingkungan Indriani 1999. Rinsema 1983 menambahkan bahwa pengomposan adalah proses untuk menghasilkan suatu produk dari berbagai campuran dalam bentuk mendekati sifat tanah yang banyak mengandung humus. Proses pengomposan merupakan biodegradasi dari bahan organik menjadi suatu produk yang stabil. Proses pengomposan yang sempurna akan menghasilkan produk yang tidak mengganggu baik selama penyimpanan maupun aplikasinya, seperti bau busuk dan bakteri patogen. Selama proses pengomposan suhu akan mencapai range pasteurization dari 50-70 o C, sehingga bakteri patogen dari sludge jika dihasilkan dari pengolahan limbah domestik atau municipal akan mati Metcalf dan Eddy 1991. Indrasti 2004 menyatakan bahwa proses pengomposan membutuhkan pengendalian agar memperoleh hasil yang baik. Pengendalian proses pengomposan dilakukan dengan cara menjaga kondisi ideal sehingga proses pembusukan atau pengomposan dapat berjalan secara optimum. Kondisi ideal bagi proses pengomposan berupa keadaan lingkungan atau habitat dimana jasad renik dapat hidup dan berkembang baik dengan optimal. Semakin banyak jumlah jasad renik yang ada maka semakin cepat pula proses dekomposisi terjadi. 9

2. Metode dan Teknik Pengomposan