26 g Jika digunakan pada tanah, kompos memberikan efek-efek yang menguntungkan
bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Nilai pupuk kompos meliputi N, P, K, Ca, dan Mg. Selain itu, kompos mengandung trace element untuk pertumbuhan
tanaman. Menurut Chaniago 1987 penambahan bahan organik dalam tanah dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. sifat kimia tanah yang diperbaiki diantaranya adalah ketersediaan unsur hara mengikat seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan
sulfur. Menurut Indriani 1999 kompos mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu
sebagai berikut : a Memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan
b Memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai c Menambah daya ikat air pada tanah
d Memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah e Mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara
f Mengandung hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit g Membantu proses pelapukan bahan mineral
h Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan
2. Mutu Kompos
Stabilitas dan kematangan kompos adalah beberapa istilah yang sering dipergunakan untuk menentukan kualitas kompos. Stabil merujuk pada kondisi kompos yang sudah tidak
lagi mengalami dekomposisi dan hara tanaman secara perlahan slow release dikeluarkan ke dalam tanah. Stabilitas sangat penting untuk menentukan potensi ketersediaan hara di
dalam tanah atau media tumbuh lainnya. Kematangan adalah tingkat kesempurnaan proses pengomposan. Pada kompos yang telah matang, bahan organik mentah telah
terdekomposisi membentuk produk yang stabil. Tingkat kematangan kompos dapat diketahui dengan melakukan uji di laboratorium atau pun pengamatan sederhana di lapang
Isroi 2008. Menurut Indrasti 2004 kompos yang bermutu adalah kompos yang telah
terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan
terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Mutu kompos dapat dikontrol dengan
menjaga kondisi ideal selama proses pengomposan dilakukan. Isroi 2008 menambahkan bahwa Indonesia telah memiliki standar kualitas
kompos, yaitu SNI 19-7030-2004. Di dalam SNI ini termuat batas-batas maksimum atau minimun sifat-sifat fisik atau kimiawi kompos. Termasuk di dalamnya adalah batas
maksimum kandungan logam berat. Standar kualitas kompos disajikan dalam Lampiran 2.
27
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sludge dari Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL PG Jatitujuh dan bagasse dari hasil sisa produksi gula di stasiun penggilingan. Bahan kimia yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bahan kimia untuk analisis kompos, seperti kadar karbon C, kadar Nitrogen N, kadar Fosfor P
2
O
5
, kadar Kalium K
2
O, dan kandungan bahan organik. Bahan yang digunakan dari masing-masing prosedur analisa secara lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 1.
2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan untuk pengomposan dan alat analisis kompos yang terdiri atas gelas piala, tabung reaksi, pipet, cawan alumunium, labu
ukur, cawan porselen, gelas ukur, erlenmeyer, kertas saring, labu kjeldhal, alat destilasi, buret, clean bench, aerator compressor inkubator goyang shaker cangkul, termometer, timbangan
digital, penyaring 200 mesh, polybag, penggaris, sekop, pH meter, desikator, oven, penangas air, tanur, drum reaktor reaktor termodifikasi pipa paralon polimer spectronik 20 dan AAS
Atomic Absorbance Spectrophotometer.
B. METODE PENELITIAN
1. Penelitian Pendahuluan
Pada penelitian pendahuluan dilakukan analisa karakterisasi bahan baku terhadap sludge dan bagasse untuk menentukan perbandingan bobot dan formulasi bahan. Pencampuran bahan
organik yang kamba bulking agent untuk mendapatkan formulasi bahan yang tepat dan mempermudah proses co-composting. Hal tersebut untuk mendapatkan campuran nilai CN
kedua bahan bisa sesuai dengan nilai CN bahan pengompos. Penentuan nilai CN dari pencampuran bagasse dengan sludge dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Selanjutnya dilakukan persiapan bahan mulai dari formulasi bahan, sortasi bahan baku, sampai pencampuran dan penimbangan bahan baku.
a Formulasi Bahan Co-Composting
Basis dalam formulasi co-composting adalah 5 kg yang ditetapkan dengan menyesuaikan ukuran reaktor yang digunakan dan jenis bahan yang digunakan. Bagasse
yang lebih bersifat kamba memerlukan volume yang lebih besar dengan berat bahan yang lebih sedikit. Penentuan formulasi dibedakan ke dalam tiga taraf yaitu sesuai pada Tabel 13.