Analisis Indeks Williamson Di Wilayah Dataran Tinggi Analisis Indeks Williamson di Wilayah Pantai Barat

4.2.1.2 Analisis Indeks Williamson Di Wilayah Dataran Tinggi

Ketimpangan di wilayah Dataran Tinggi relative rendah dengan nilai indeks Williamson sebesar 0.08736 Trend indeks Williamson cenderung berfluktuasi setiap tahunnya. Dimana ketimpangan terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar 0.08536, Sedangkan ketimpangan tertinggi terjadi pada tahun 2010 yang mencapai 0.08865. Perkembangan ketimpangan di tiap-tiap kabupatenkota di wilayah Dataran Tinggi dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah. Tabel 4.7 Tabel Indeks Williamson di Wilayah Dataran Tinggi Sumatera Utara Tahun 2006 – 2011 Kabupatenkota 2006 2007 2008 2009 2010 Rata Rata Tapanuli Utara 0.04468 0.04961 0.04705 0.05192 0.05379 0.04941 Toba Samosir 0.01616 0.01510 0.01617 0.01316 0.01339 0.01479 Simalungun 0.06772 0.06255 0.06857 0.06485 0.06387 0.06551 Dairi 0.02001 0.02172 0.02119 0.02386 0.02438 0.02223 Karo 0.01305 0.01367 0.00834 0.01001 0.00819 0.01065 Pemantang Siantar 0.00727 0.00502 0.00815 0.00691 0.00664 0.00679 Dataran Tinggi 0.08641 0.08810 0.08536 0.08827 0.08865 0.08736 Sumber : data diolah penulis Untuk wilayah Dataran Tinggi indeks Williamson tertinggi terjadi di Kabupaten Simalungun yang mencapai 0.06551. Sedangkan Kota Pematang Siantar adalah daerah dengan nilai IW terendah yakni sebesar 0.00679. Selisih rata-rata IW di wilayah Dataran Tinggi relative rendah dibandingkan dengan daerah di wilayah lain. Dengan kata lain ketimpangan pendapatan cenderung merata dan relative rendah.

4.2.1.3 Analisis Indeks Williamson di Wilayah Pantai Barat

Indeks Williamson di wilayah Pantai Barat cenderung berfluktuasi setiap tahunnya, dengan rata-rata nilai IW sebesar 0.16472. Nilai ini menunjukkan bahwa Universitas Sumatera Utara ketimpangan diwilayah ini relatif rendah, dengan distribusi pendapatan yang cenderung merata. Dilihat dari perkembangannya memiliki trend yang terus menurun selama periode pengamatan. Pada tahun 2006 nilai memiliki nilai IW sebesar 0.18060 dan cenderung menurun hingga tahun 2010 mencapai 0.13782. Gambaran ini menunjukkan bahwa ketimpangan di wilayah Pantai Barat semakin berkurang setiap tahunnya Tabel 4.8 Tabel Indeks Williamson di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara Tahun 2006 – 2011 KabupatenKota 2006 2007 2008 2009 2010 Rata Rata Nias 0.09361 0.09187 0.09306 0.10612 0.05780 0.08849 Mandailing Natal 0.08713 0.08673 0.08058 0.08771 0.07911 0.08425 Tapanuli Selatan 0.09176 0.09447 0.03513 0.03702 0.03708 0.05909 Tapanuli Tengah 0.08786 0.08945 0.08726 0.08968 0.08950 0.08875 Sibolga 0.01102 0.01187 0.00346 0.00410 0.00334 0.00676 Pantai Barat 0.18060 0.18174 0.15497 0.16847 0.13782 0.16472 Sumber : Data diolah Penulis Apabila dianalisis setiap kabupatenkota maka, Kota Sibolga merupakan daerah dengan rata-rata nilai indeks Williamson terendah yakni sebesar 0.00676 yang menunjukkan ketimpangan yang relatif rendah. Sedangkan daerah dengan ketimpangan tertinggi adalah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Nias dengan rata- rata IW sebesar 0.08875 dan 0.08849. Untuk Kabupaten Nias nilai indeks Williamson cenderung berfluktuasi setiap tahunnya. Dengan ketimpangan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 0.05780. Sedangkan ketimpangan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 0.10612. Penurunan nilai ketimpangan didaerah ini pada tahun 2010 sebagai akibat dari pemekaran wilayah di Kabupaten Nias menjadi Kabupaten Nias Barat dan Kabupaten Nias Utara. Universitas Sumatera Utara Penurunan nilai ketimpangan juga terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana pada tahun 2006 nilai indeks Williamson sebesar 0.09176 dan tahun 2007 menjadi sebesar 0.09447. Tetapi pada tahun 2008 indeks Williamson menurun secara signifikan sebesar 0.03513, dan kembali meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 0.03708. Penurunan ketimpangan ini juga sebagai akibat pemekaran wilayah di Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara

4.2.1.4 Analisis Indeks Williamson di Wilayah Pantai Selatan

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

5 98 84

Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

5 123 111

Analisis Variasi Sedimen Pada Pantai Berlumpur(Studi Kasus Lokasi Pantai Cermin Deli Serdang Sumatera Utara)

4 99 81

Analisis Disparitas Pendapatan 25 Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 46 157

Analisis Pengembangan Kawasan Pariwisata Pantai Cermin (Studi Kasus : Desa Pantai Cermin Kanan...

1 26 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Burung Pantai - Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

0 4 10

Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 11

Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi - Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

0 0 21

Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

0 0 14