merupakan dampak turunan dari kurangnya lapangan kerja di suatu daerah bersangkutan, yang disebabkan kurangnya investasi baik dari pemerintah
maupun swasta, dan mengakibatkan terjadinya pengangguran. Jika pengangguran terjadi maka biasanya disusul terjadinya kemiskinan.
Kemiskinan mengakibatkan kualitas sumber daya manusia generasi berikutnya cenderung rendah, karena terbatasnya kemampuan untuk
menikmati pendidikan akibat rendahnya pendapatan masyarakat bahkan cenderung tidak ada sama sekali, sehingga masyarakat lebih fokus untuk
memenuhi kebutuhan yang paling krusial yaitu makanan dan minuman.
2.7 Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi merupakan salah satu teori atau pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan wilayah. Ide
pokoknya adalah beberapa aktivitas ekonomi didalam suatu wilayah secara khusus merupakan aktivitas-aktivitas basis ekonomi, yaitu dalam arti pertumbuhannya
memimpin dan menentukan perkembangan suatu wilayah secara keseluruhan, sementara aktivitas-aktivitas lainnya yang non basis adalah secara sederhana
merupakan konsekuensi dari keseluruhan perkembangan wilayah tersebut Hoover and Giarratani,1984. Dengan demikian perekonomian wilayah dapat dibagi
menjadi 2 yaitu aktivitas basis dan aktivitas non basis. Glasson 1978 menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas basis adalah aktivitas
yang mengekspor barang-barang dan jasa keluar ketempat-tempat diluar batas perekonomian wilayah yang bersangkutan, atau yang memasarkan barang-barang
dan jasa-jasa mereka kepada orang-orang dari luar perekonomian masyarakat yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan. Sedangkan aktivitas non basis adalah aktivitas aktivitas yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang orang yang bertempat
tinggal didalam batas batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Ruang lingkup produksi dan daerah pasar sektor non basis terutama adalah wilayah yang
bersangkutan atau bersifat lokal. Dalam bahasan teori basis sektor, aktivitas-aktivitas atau industri-industri
yang mengekspor kedaerah lain merupakan basis ekonomi atau sektor basis dari daerah yang bersangkutan. Bila permintaan terhadap ekspor daerah tersebut
meningkat, maka sektor basis itu akan berkembang. Hal ini pada gilirannya akan mendorong suatu perluasan didalam aktivitas aktivitas pendukung sektor non basis.
Fenomena inilah yang menjadi pokok perhatian dari analisis teori basis ekonomi. Dalam menentukan sektor basis dan non basis dapat dilakukan dengan
beberapa metode yang dapat digunakan. Richardson 1977 mengemukankan bahwa yang menentukan kegiatan basis dan bukan basis digunakan metode
lansung untuk mengetahui sektor mana yang merupakan sektor basis. Metode ini dapat menentukan sektor basis secara tepat, namun metode ini memiliki beberapa
kelemahan yakni, memerlukan waktu, biaya dan tenaga kerja lebih banyak. Sehingga pakar ekonomi wilayah mengunakan metode tidak langsung yakni, 1.
Metode arbiter, 2. Metode Location Quatient LQ, dan 3. Metode kebutuhan minimum. Dari 3 metode tersebut Glason menyarankan mengunakan metode LQ
dalam menentukan kegiatan basis dan non basis. Location Quotient koefisien lokasi atau disingkat LQ adalah suatu
perbandingan tentang besarnya peran suatu sektor disuatu kabupaten kota
Universitas Sumatera Utara
terhadap besarnya peran sektor tersebut di provinsi. Secara matematis perbandingan ini dapat ditulis sebagai berikut
�� = ��
���� ��
����′
Dimana : xi
: Nilai tambah sektor di tingkat Kabupaten i PDRB
: Produk Domestik Regional Bruto daerah tersebut Xi
: Nilai tambah sektor di tingkat Propinsi PDRB ’
: PDRB di tingkat Propinsi. Apabila LQ 1 artinya peranan sektor tersebut di kabupatenkota tersebut
lebih menonjol daripada peranan sektor tersebut di provinsi. Sebaliknya apabila , LQ 1 maka peran sektor tersebut di kabupatenkota lebih kecil dibandingkan
dengan di provinsi. LQ 1 menunjukkan bahwa bahwa peran sektor cukup menonjol didaerah tersebut sekaligus menunjukkan bahwa daerah tersebut surplus
akan produk tersebut dan mengekspornya kedaerah lain. Daerah hanya mungkin mengekspor produk kedaerah lain dikarenakan daerah tersebut mampu
menghasilkan produk tersebut lebih murah dan efisien. Atas dasar itu LQ 1 menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor
i. dimaksud.
2.8 Tipologi Klassen