Pembangunan Ekonomi Regional Pembangunan Ekonomi Daerah

arus perpindahan orang dan modal antar daerah. Sedangkan pada negara-negara yang telah maju proses penyesuaian tersebut dapat terjadi dengan lancar karena telah sempurnanya fasilitas-fasilitas perhubungan dan komunikasi.

2.2.3 Model Cummulative Causation

Teori ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar daerah tidak dapat hanya diserahkan pada kekuatan pasar market mechanism, tetapi perlu adanya campur tangan pemerintah dalam bentuk program program pembagunan regional, terutama untuk daerah-daerah yang relative terbelakang.

2.2.4 Model Core Periphery

Teori ini menekankan analisanya pada hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara pembangunan perkotaan Core dan desa Periphery menurut teori ini, gerak langkah pembangunan daerah perkotaan akan lebih banyak ditentukan oleh keadaan desa sekitarnya. Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan tersebut juga sangat ditentukan oleh arah pembangunan perkotaan dengan demikian aspek interaksi antar daerah spatial interaction sangat ditonjolkan.

2.3 Pembangunan Ekonomi Regional

Pertumbuhan ekonomi daerah yang berbeda-beda intensitasnya akan menyebabkan ketimpangan atau disparitas ekonomi dan ketimpangan pendapatan antar daerah. Myrdal dan Friedman 1976 menyebutkan bahwa pertumbuhan atau perkembangan daerah akan menuju kepada divergensi. Hirschman1958 mengemukakan konsep pengembangan wilayah menyatakan bahwa dalam suatu wilayah atau daerah yang cukup luas hanya Universitas Sumatera Utara terdapat beberapa titik-titik pertumbuhan growth center, dimana industri berada pada suatu kelompok daerah tertentu sehingga menyebabkan timbulnya daerah pusat dan daerah belakang hinterland. Untuk mengurangi ketimpangan ini perlu memperbanyak titik-titik pertumbuhan baru. Pertumbuhan perekonomian daerah sangat ditentukan oleh beberapa faktor internal: Kekuatan daya dukung ekonomi didalam daerah dan faktor eksternal : kekuatan dari luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah. Jadi dengan demikian perbedaan laju pertumbuhan antar wilayah menyebabkan terjadinya kesenjangan kemakmuran dan kemajuan. North dalam Jhinghan 1990 mengemukakan bahwa pertumbuhan wilayah sangat tergantung pada keberhasilan dari suatu kegiatan yang dilakukan terhadap suatu wilayah yang merupakan hasil pengembangan ekspor baru. Salah satu teori yang mengemukakan pentingnya faktor pendorong dari luar adalah basis ekspor. Inti dari teori basis ekspor adalah bahwa pertumbuhan wilayah bergantung pada permintaan yang datang dari luar wilayah tersebut exogenous demand, dengan demikian peningkatan atau penurunan ekonomi ditentukan oleh kinerja kegiatan ekspor, yaitu berupa produksi barang dan jasa yang dijual keluar wilayah. North dalam teori Eksport Base menyebutkan bahwa masuknya pertambahan penduduk dan modal yang sangat besar dalam suatu wilayah dapat memberikan sumbangan yang besar dalam pengembangan wilayah.

2.4 Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan Universitas Sumatera Utara membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Lincolin Arsyad membedakan pengertian daerah region berdasarkan tinjauan aspek ekonomi kedalam 3 kategori: 1. Daerah homogen, yakni daerah dianggap sebagai suatu ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi dan didalam ruangan tersebut terdapat sifat-sifat yang sama. Kesamaan tersebut antara lain dari segi pendapatan perkapita, sosial budaya, geografis dan lain sebagainya. 2. Daerah nodal, yakni suatu daerah di anggap sebagai ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan. 3. Daerah administratif, yakni suatu ekonomi ruang yang berada dibawah satu administratif tertentu, seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dan sebagainya. Pengertian daerah disini didasarkan pada pembagian administrative satu negara. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Menurut teori ekonomi Neoklasik, ada 2 konsep pokok dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan equilibrium dan mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai keseimbangan Universitas Sumatera Utara alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi pembatasan. Oleh karena itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke daerah yang berupah rendah.

2.5 Ketimpangan Distribusi Pendapatan Antar Wilayah

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

5 98 84

Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

5 123 111

Analisis Variasi Sedimen Pada Pantai Berlumpur(Studi Kasus Lokasi Pantai Cermin Deli Serdang Sumatera Utara)

4 99 81

Analisis Disparitas Pendapatan 25 Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

0 46 157

Analisis Pengembangan Kawasan Pariwisata Pantai Cermin (Studi Kasus : Desa Pantai Cermin Kanan...

1 26 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Burung Pantai - Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

0 4 10

Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Muara Indah Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

0 1 11

Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi - Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

0 0 21

Analisis Disparitas Pendapatan Antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara tahun 2006-2010 (Studi Kasus : Pantai Barat, Pantai Timur, Dataran Tinggi dan Pantai Selatan)

0 0 14