Pelaku Ekonomi dan Perpajakan dalam Sistem Perekonomian Indonesia

199

Bab XI Pelaku Ekonomi dan Perpajakan dalam Sistem Perekonomian Indonesia

Pajak dapat diartikan sebagai pembayaran atau iuran wajib rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa adanya balas jasa kontraprestasi yang secara langsung dirasakan oleh wajib pajak yang membayarnya. Berdasarkan definisi di atas, ciri-ciri pajak adalah sebagai berikut: 1 merupakan pungutan wajib yang dibayar wajib pajak kepada pemerintah; 2 dipungut berdasarkan undang-undang; 3 wajib pajak tidak mendapat imbalan jasa kontraprestasi secara langsung; 4 dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pajak memiliki peran yang sangat besar dalam pelaksanaan proses pembangunan. Kontribusinya menentukan kelancaran dan percepatan gerak langkah pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Jika diuraikan minimal terdapat empat fungsi pajak bagi negara, keempat fungsi tersebut sebagai berikut. 1. Fungsi Budgeter Pajak berfungsi sebagai sumber utama kas negara yang tercatum dalam APBN sehingga kontribusi terbesar pemasukan yang bersumber dari dalam negeri adalah pajak. Kelancaran proses pemasukannya akan menentukan kelancaran proses pembangunan dan sebaliknya. 2. Fungsi Alokasi Pajak berfungsi sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Proses pembangunan yang dilaksanakan oleh negera dalam rangka menyejahterakan rakyatnya memerlukan sejumlah dana dan pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan dalam melaksanakan segala aktivitas pembangunan. 3. Fungsi Distribusi Pajak yang diterima oleh pemerintah dipergunakan dan disebarkan ke berbagai sektor pembangunan dan berbagai wilayah pembangunan secara merata. 4. Fungsi Regulasi Pajak berfungsi sebagai salah satu alat pengatur kegiatan ekonomi. Jika perekonomian mengalami kecenderungan terjadinya inflasi, maka pajak dapat dijadikan sebagai salah satu instrumen pengendaliannya. Pemerintah dapat menaikkan pajak dengan harapan jumlah uang beredar dapat terkurangi dan inflasi dapat terkendali. Sebaliknya, jika perekonomian mengalami deflasi maka pemerintah menurunkan pajak dengan harapan jumlah uang yang beredar dapat bertambah dan deflasi lebih terkendali. Seperti sudah diuraikan di atas bahwa penerimaan negara yang bersumber dari dalam negeri tidak hanya dari pajak, melainkan terdapat juga penerimaan-penerimaan lain berupa

C. PENGERTIAN DAN FUNGSI PAJAK

200 Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII pungutan resmi di luar pajak. Untuk pungutan resmi nonpajak ini biasanya pemerintah memberikan imbalan jasa kontraprestasi secara langsung kepada pembayarnya. Pungutan ini bisa berbentuk retribusi atau sumbangan wajib. Retribusi adalah pungutan yang dilakukan sehubungan dengan jasa atau fasilitas tertentu yang diberikan oleh pemerintah secara langsung dan nyata kepada pihak yang melakukan pembayaran, contohnya retribusi parkir, karcis masuk pelabuhan, retribusi pasar, iuran pungutan hasil hutan, dan iuran sampah. Adapun pungutan resmi yang termasuk kategori sumbangan wajib, di antaranya adalah sumbangan wajib perbaikan jalan SWPJ dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan raya SWDKLLJR. Untuk lebih memperjelas perbedaan antara pajak dengan pungutan resmi lainya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 11.1 Perbedaan antara Pajak dan Pungutan Resmi Lainnya 1 2 3 4 5 6 7 Pajak Pungutan Resmi Lainya Keterangan No Imbalan jasa kontraprestasi Dasar pungutan Cara perhitungan Jatuh tempo Sanksi hukum Surat ketetapan kohir Sifat pungutan Tidak diterima secara langsung Berdasarkan undang-undang Dihitung sendiri oleh wajib pajak Sesuai tahun pajak Terdapat dalam undang- undang Terdapat surat ketetapan pajaknya Bayar paksa Diterima secara langsung PP, Kepmen, Perda Oleh aparatur pemerintah Sesuai dengan pemakaian Sesuai dengan kebijaksanaan pemeritah Tidak terdapat kohirnya Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah 201

Bab XI Pelaku Ekonomi dan Perpajakan dalam Sistem Perekonomian Indonesia