151
Bab VIII Usaha Persiapan Kemerdekaan
Pihak-pihak di luar negeri, termasuk tentara suku yang diboncengi oleh Amerika Serikat, Australia, Belanda, dan Inggris memperoleh berita proklamasi kemerdekaan RI
melalui Kantor Berita Antara Yoshima dan melalui jaringan komunikasi Domei yang dimiliki oleh tentara Jepang. Mereka terkejut dengan berita proklamasi ini dan tidak menyangka
bangsa Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaan langsung saat berakhirnya Perang Dunia II. Pihak yang paling terkejut adalah tentara sekutu karena merasa masih memiliki
hak untuk menguasai wilayah yang pernah diduduki Jepang.
Sementara rakyat Indonesia yang berada di berbagai daerah tertentu saja menyambut berita kemerdekaan ini dengan penuh suka cita. Teriakan merdeka terdengar dari orang-
orang yang mendengar kabar tentang peristiwa bersejarah ini. Mereka juga sangat menghargai tokoh-tokoh nasionalis yang mengantarkan bangsa Indonesia ke gerbang pintu
kemerdekaan. Selain itu, rakyat Indonesia mengakui Soekarno-Hatta sebagai proklamator, yaitu orang yang memproklamasikan kemerdekaan. Sebagai wujud menyambut merdekanya
bangsa Indonesia, para pemuda yang pernah bergabung dengan Heiho dan Peta kemudian melucu senjata tentara Jepang yang masih berkeliaran di wilayah Indonesia.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan RI segera menyiapkan
perangkat negara dan pemerintahan negara. Badan yang didirikan sebelum proklamasi, yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI segera mengadakan sidang pada
18 Agustus 1945. Dalam persidangan tersebut mereka menyepakati pentingnya rumusan wilayah negara. Rakyat yang menjadi warga negaranya, pemerintahan yang menjalankan
amanat rakyat, serta upaya untuk memperoleh pengakuan internasional. Melalui sidang tersebut, disepakati tiga hal penting bagi kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia, yaitu:
1 menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang kemudian dikenal
sebagai UUD 1945; 2
memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil presiden;
3 pembentukan Komite Nasional untuk membantu presiden selama Majelis Per-
musyawaratan Rakyat MPR dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR belum terbentuk. Pada sidang hari kedua tanggal 19 Agustus 1945, dipimpin oleh Otto Iskandardinata
dan beranggotakan Achmad Soebardjo, Sajuti Melik, Iwa Kusumasumantri, Wiranatakusumah, dr. Amir, A.A. Hamidhan, Dr. Ratulangi, dan I Gusti Ketut Pudja tersebut
mengambil tiga keputusan sebagai berikut.
1 Penetapan 12 kementerian dalam lingkungan pemerintahan, yaitu Menteri Dalam
Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Kehakiman, Menteri Keuangan, Menteri
C. KRONOLOGIS PROKLAMASI KEMERDEKAAN
152
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII
Kemakmuran, Menteri Kesehatan, Menteri Pengajaran, Menteri Sosial, Menteri Keamanan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Perhubungan, dan Menteri
Pekerjaan Umum.
2 Pembentukan Komite Nasional Daerah.
3 Pembagian daerah Republik Indonesia dalam 8 provinsi, yaitu:
Tabel 8.1 Pembagian Daerah RI
Pada 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengadakan sidang yang ke-2. Melalui sidang tersebut ditetapkan beberapa keputusan, di antaranya:
1 Komite Nasional Indonesia KNI merupakan badan yang berfungsi sebagai Dewan
Perwakilan Rakyat atau badan legislatif sebelum pemilihan umum diselenggarakan dan disusun dari tingkat pusat hingga daerah.
2 Partai Nasional Indonesia PNI yang dirancang menjadi partai tunggal Republik
Indonesia, namun akhirnya dibatalkan. 3
Badan Keamanan Rakyat BKR berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Komite Nasional Indonesia KNI dibentuk sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita
bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia telah memiliki pengurus
yang dilantik pada 29 Agustus 1945. Adapun yang menjadi pengurus Komite Nasional Indonesia KNI sebagai berikut.
1 2
3 4
5 6
7 8
Gubernur Provinsi
No
Sumatra Jawa Barat
Jawa Tengah Jawa Timur
Borneo Kalimantan Sulawesi
Sunda Kecil Nusa Tenggara Maluku
Teuku Mohammad Hassan Sutardjo Kartohadikusumo
R. Pandji Soeroso R. A. Soeryo
Ir. Pangeran Mohammad Noor Dr. G.S.S.J. Ratulangi
I Gusti Ketut Pudja J. Latuharhary
153
Bab VIII Usaha Persiapan Kemerdekaan