Badan Usaha Milik Swasta BUMS

111

Bab VI Kegiatan Pelaku Ekonomi di Masyarakat

b. Firma Fa

Firma, yaitu suatu bentuk perusahaan swasta yang merupakan persekutuan dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan dengan satu nama. Tujuannya untuk membagi hasil yang diperoleh dari persekutuan tersebut. Kebaikan dari firma adalah: 1 pemimpin perusahaan dapat dipilih sesuai dengan keahlian yang dimiliki; 2 permodalan lebih besar karena hasil penggabungan dari dua orang atau lebih; 3 keuntungan dan risiko perusahaan dibagi beberapa orang sesuai perjanjian. Kelemahan firma adalah: 1 sering terjadi perselisihan dalam pengambilan keputusan perusahaan; 2 kesalahan yang dilakukan seorang harus menjadi tanggung jawab bersama; 3 sifat tanggung jawab tidak terbatas sehingga pengelolaan manajemen kadang tidak profesional.

c. Perusahaan Komanditer Commanditaire Venotschapi CV

Perusahaan komanditer, yaitu suatu bentuk perusahaan swasta yang merupakan persekutuan atas beberapa orang yang berusaha sekutu komplementer dan beberapa orang yang hanya menyerahkan modal saja sekutu komanditer. Pembagian laba yang diperoleh disesuaikan dengan perjanjian yang tercantum dalam akta pendirian. Kebaikan dari perusahaan komanditer adalah: 1 permodalan lebih besar karena berasal dari seorang atau beberapa orang yang memiliki modal cukup; 2 proses pendiriannya lebih mudah; 3 pengelolaan lebih baik dan jelas karena ada orang yang khusus menjalankan usaha dari perusahaan komanditer yang bersangkutan. Kelemahan perusahaan komanditer adalah: 1 para pemilik modal biasanya memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas; 2 kemungkinan campur tangan pemilik modal akan menyebabkan permasalahan dalam menjalankan usaha; 3 jika tidak cocok, pemilik modal kemungkinan sulit menarik kembali modal yang telah disetorkannya.

d. Perseroan Terbatas PT

Perseroan terbatas, yaitu suatu bentuk perusahaan swasta yang merupkan perseroan dua orang atau lebih dengan perolehan modal berusal dari pengeluaran saham. Pemilik modal disebut pemegang saham yang mempunyai tanggung jawab sebesar saham yang 112 Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Sekolah Menengah PertamaMadrasah Tsanawiyah Kelas VIII dimilikinya. Pemegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan terbatas berada pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Kebaikan dari perseroan terbatas adalah: 1 permodalan lebih besar dan pengumpulan lebih mudah dengan cara mengeluarkan saham; 2 kepemimpinan perusahaan mudah diganti, jika dianggap sudah tidak layak; 3 kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin dengan banyaknya modal yang dimiliki. Kelemahan perseroan terbatas adalah: 1 proses pendiriannya relatif sulit dengan biaya perizinan yang cukup besar; 2 menimbulkan spekulasi dari penjualan saham; 3 pemegang kekuasaan terletak pada pemegang saham terbesar sehingga kemungkinan menyebabkan intervensi yang berlebihan terhadap anggota manajemen.

3. Koperasi a. Sejarah Singkat Koperasi di Indonesia

Koperasi di Indonesia lahir sebagai akibat adanya sistem kapitalisme dan imperialisme yang menyengsarakan dan membodohkan rakyat Indonesia. Hal ini menjadi dorongan bagi para pejuang untuk mendirikan koperasi. 1 Zaman Belanda Tokoh yang pertama mempunyai ide untuk mendirikan koperasi, adalah Patih Purwokerto, Raden Arya Wiriaatmaja . Koperasi yang didirikannya adalah Hulf Sparbank Bank Tabungan Penolong yang ditujukan untuk membantu kaum ningrat yang jatuh ke tangan lintah darat. Kemudian pada tahun 1896 berubah menjadi Bank Priyayi lalu berubah lagi menjadi Bank Rakyat Indonesia BRI. Selain itu juga ada Koperasi SDI Serikat Dagang Islam dan koperasi lain yang didirikan oleh organisasi- organisasi waktu itu. Akan tetapi tidak begitu berkembang karena adanya kecurigaan terhadap koperasi-koperasi itu dari pemerintah Belanda. 2 Zaman Jepang Jepang mendirikan koperasi ala Jepang yang disebut Kumiai yang bertujuan untuk mengeruk hasil kekayaan Indonesia untuk membiayai bala tentara Jepang. Pada masa ini, koperasi kondisinya masih sulit berkembang. Hal itu terlihat dari sulitnya untuk mendapatkan izin pendirian. Gambar 6.5 Mohammad Hatta Bapak Koperasi Indonesia Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 113

Bab VI Kegiatan Pelaku Ekonomi di Masyarakat