b. BO Bahan Organik
Pada parameter bahan organik menunjukkan kategori S1, S2, S3 yang memiliki faktor pembatas tidak serius maupun faktor pembatas yang cukup serius. Sebaran
bahan organik di pesisir Kabupaten Jepara dapat dilihat pada Gambar 6. Bahan organik dalam tanah adalah sumber utama nitrogen yang bersama-sama
dengan fosfor dan kalium biasanya untuk pertumbuhan makanan alami. Makin tinggi kandungan bahan organik makin besar kandungan nitrogennya. Namun kandungan
bahan organik yang berlebihan dapat membahayakan populasi ikan yang dipelihara karena proses peruraiannya dapat menghabiskan O
2
dalam air dan mengeluarkan gas- gas beracun seperti CO
2
, NH
3
dan H
2
S. Kandungan bahan organik yang baik adalah sekitar 1,5–3,5 yaitu rendah sampai sedang Utaminingsih, 1990. Bahan organik
tanah pada tambak ikan kerapu yang masih toleransi adalah dengan kandungan 5 - 10 Supratno dan Kasnadi, 2003.
Upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi bahan organik tanah tinggi adalah dengan dilakukan penjemuran dan pembalikan pada tanah tambak dasar tambak saat
persiapan, sehingga terjadi oksidasi. Juga pada saat persiapanpengeringan tambak dapat dilakukan pengangkatan dan pembuangan bahan organik tanah. Jika terjadi
bahan organik tanah tinggi pada saat pemeliharaan, maka dapat diupayakan dengan penambahan oksigen melalui aerasi kincir air.
Gambar 6. Peta sebaran kandungan bahan organik di tambak Kec. Keling
c. Redoks Potensial
Dari hasil analisis data di lapangan, untuk parameter redoks potensial menunjukkan kategori dari S1, S2, S3 dan N1 yang memiliki faktor pembatas tidak
serius maupun faktor pembatas yang serius. Parameter redoks potensial dengan katagori serius yaitu N1 tidak sesuai saat
ini adalah merupakan faktor pembatas utama yang serius dengan kandungan redoks potensial tinggi mencapai -258 – -278 mV.
Redoks potensial merupakan potensi oksidasi dan reduksi yang terjadi pada sedimen. Sedimen dengan nilai redoks rendah menunjukkan kondisi anoksida dan
terjadi proses transformasi biokimiawi. Pencapaian angka minus tinggi yang menunjukkan bahwa sedimen tanah dasar sangat membutuhkan oksigen di dalam
melakukan perombakan bahan organik senyawa komplek menjadi senyawa sederhana.
Terdapat korelasi positif dalam peningkatan amonia terhadap kenaikan redoks potensial, kenaikan bahan organik dan penurunan oksigen terlarut. Peningkatan bahan
organik tanah dasar tambak diikuti peningkatan nilai negatif redoks potensial yang pada gilirannya mengakibatkan penurunan kadar oksigen dalam air untuk
perombakan. Kondisi tanah dasar yang mempunyai redoks potensial tersebut berarti berada
dalam keadaan anaerobik, sehingga akan menggangu aktivitas ikan dalam tambak. Menurut Boyd and Tucker 1998, nilai parameter redoks potensial berkisar -100 –
-250 mV, sedangkan pH dan bahan organik masih normal. Sebaran mengenai kondisi redoks potensial di wilayah studi dapat dilihat pada Gambar 7.
Dalam mengelola tingginya nilai negatif redoks potensial tanah dan bahan
organik tinggi pada air, maka dapat dilakukan sirkulasi air dan penggunaan probiotik
secara periodik, sehingga akan mampu menekan pengaruh negatif yaitu menekan laju kandungan bahan organik air dan laju penurunan nilai redoks potensial. Probiotik
juga sebagai pendergadasi bahan organik dan menekan laju kelimpahan vibrio atau bakteri.
Gambar 7. Peta sebaran redoks potensial di tambak wilayah pesisir Kec. Keling
d. Fe pada Tanah