Amonia NH BOD Biological Oxygen Demand

Solusi untuk membantu difusi oksigen dan disribusinya ke lapisan bawah serta meningkatkan oksigen yaitu diperlukan aerasi dapat berupa blower, kincir atau lainnya. Gambar 11. Peta sebaran oksigen terlarut DO pada sumber air di Kec. Keling

d. Amonia NH

3 Kualitas air dengan parameter amonia di Kecamatan Keling dengan lokasi sumber air di Clering CLR dan Ujung Watu UJW menunjukkan kategori masing- masing S3 dan S1, yaitu 0,075 dan 0,03 ppm, sehingga memiliki faktor pembatas serius dan tidak memiliki faktor pembatas. Sebaran kandunagn amonia pada sumber air di Kecamatan Keling dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Peta sebaran amonia di sumber air wilayah pesisir Kec. Keling Amonia yang terkandung pada suatu perairan merupakan salah satu hasil dari proses penguraian bahan organik. Amonia berada dalam air karena penumpukan atau akumulasi dari hasil kotoran ikan hasil kegiatan organisme jasad renik di dalam pembusukan bahan organik yang kaya akan nitrogen protein. Daya racun amonia semakin meningkat dengan naiknya suhu dan pH. Daya racun tersebut dipengaruhi pula oleh kadar kalsium Ca dalam air Tamasso, J.R. et al., 1979. Menurut Boyd 1982, tingkat peracunan amonia berbeda-beda untuk spesies, tapi pada kadar 0,6 ppm dapat membahayakan oragnisme tersebut. Boyd dan Koppler 1979 dalam Bucher dan Ismail 1983 menyatakan bahwa amonia 0,6 –2,0 ppm bersifat sangat toksik terhadap organisme dalam tambak. Secara umum toleransi amonia untuk usaha budidaya tambak adalah 0 – 0,25 ppm Poernomo, 1992. Sedangkan amonia yang aman untuk budidya ikan kerapu di tambak adalah kurang dari 0,01 ppm Supratno dan Kasnadi, 2003. Upaya atau solusi yang dapat dilakukan untuk menekan atau mengolah agar kadar amonia tidak meningkat adalah dengan cara oksidasi melalui pemberian aerasi penginciran air di tambak. Aerasi memberi dampak positif bagi sedimen dengan kadar amonia pori sedimen relatif rendah yaitu 1,04 –1,41 ppm dibandingkan tanpa aerasi yaitu berkisar 2,14 – 2,63 ppm Hamid et al., 2003.

e. BOD Biological Oxygen Demand

Hasil analisis kualitas air untuk parameter BOD di Kecamatan Keling pada lokasi sumber air Clering CLR dan Ujung Watu UJW masing-masing menunjukkan kategori N1 yaitu 4,98 ppm dan 8,3 ppm, sehingga merupakan faktor pembatas yang serius. Sebaran BOD di Kecamatan Kedung dapat dilihat pada Gambar 13. Tingginya kandungan BOD disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran air akibat terakumulasinya hasil metabolisme dari sisa pakan yang tidak terkonsumsi. BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme terutama bakteri untuk merombak bahan organik dalam air. Dengan demikian BOD merupakan ukuran relatif banyaknya bahan organik dalam air, sehingga erat hubungannya dengan tingkat kesuburan perairan. Sedangkan BOD yang optimal untuk budidaya ikan kerapu di tambak adalah kurang dari 3 ppm. Batas toleransi BOD untuk perairan tambak adalah 0 – 3 ppm dan optimal 0 – 1 ppm Poernomo, 1988; Supratno dan Kasnadi, 2003. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kandungan BOD adalah dengan dilakukan sirkulasi air dengan pemanfaatan kincir aerasi sebagai penambah oksigen terlarut. Dapat juga dilakukan reklamasi dalam sistem persiapan atau pengolahan tanah dasar tambak dan penjemuran yang lebih lama melalui oksidasi. Gambar 13. Peta sebaran kandungan BOD di sumber air di Kec. Keling

f. TSS Total Suspended Solid