Salinitas BOD Biological Oxygen Demand

dilakukan pendalaman caren pada saat persiapan tanah dasar tambak sebagai antisipasi agar air lebih dalam, sehingga tidak terjadi stratifikasi suhu.

b. Salinitas

Hasil pengamatan kualitas air di lapangan pada lokasi Pailus PLS dan Blebak BBK untuk parameter salinitas kadar garam, yang masing-masing menunjukkan kategori N1 dan S1 dengan salinitas yaitu 20,5 ppt dan 28 ppt. Sehingga katagori N1 memiliki faktor pembatas serius. Sebaran salinitas pada sumber air di Kecamatan Mlonggo dapat dilihat pada Gambar 23. Salinitas ini masih bisa toleran untuk ikan kerapu, seperti pada ujicoba Supratno dan Kasnadi 2003 mampu beradaptasi sampai salinitas 5 ppt, walaupun pertumbuhan akan terhambat. Sedangkan pada salinitas di atas 35 ppt, ikan kerapu juga masih mampu bertahan hidup yaitu dapat mencapai salinitas 45 ppt pada ujicoba di tambak Desa Surodadi, Kecamatan Kedung. Parameter salinitas sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik air. Semakin tinggi kadar garamsalinitas, maka akan semakin besar pula tekanan osmotiknya. Untuk menyesuaikan diri terhadap tekanan osmotik dari luar atau lingkungannya memerlukan banyak energi, sehingga sebagian energi yang diperoleh ikan dari makanan digunakan untuk keperluan tersebut. Pada air tambak yang bersalinitas dibawah 20,5 ppt, penggantian air lebih sering dapat juga dilakukan atau dapat dilakukan dengan penginciran air. Sedangkan pada musim penghujan ada kecenderungan salinitas rendah hingga mencapai sekitar 3-4 ppt, cara mengatasinya adalah dengan penginciran air atau sirkualsi air pemutaran air tambak. Gambar 23. Peta sebaran salinitas di sumber air wilayah Kec. Mlonggo

c. BOD Biological Oxygen Demand

Hasil analisis kualitas air dari sumber air di lokasi Pailus PLS dan Blebak BBK untuk parameter BOD masing-masing menunjukkan kategori N1 dan S3, yaitu 5,45 ppm dan 4,17 ppm. Sehingga memiliki faktor pembatas serius maupun cukup serius. Sebaran BOD pada sumber air di Kecamatan Mlonggo dapat dilihat Gambar 24. Gambar 24. Peta sebaran kandungan BOD di sumber air di Kec. Mlonggo Tingginya kandungan BOD disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran air akibat terakumulasinya hasil metabolisme dari sisa pakan yang tidak terkonsumsi. Angka BOD antara lain tergantung pada jumlah dan jenis zat hara serta zat kimia lain, jumlah dan tipe mikroba, suhu serta pH. BOD yang tinggi menunjukkan banyaknya oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme terutama bakteri untuk merombak bahan organik dalam air. Sehingga BOD merupakan ukuran relatif banyaknya bahan organik dalam air yang erat hubungannya dengan tingkat kesuburan perairan. Sedangkan BOD yang optimal untuk budidaya ikan kerapu di tambak adalah kurang dari 3 ppm. Batas toleransi BOD untuk perairan tambak adalah 0 – 3 ppm dan optimal 0 – 1 ppm Poernomo, 1988; Supratno dan Kasnadi, 2003. Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kandungan BOD adalah dilakukan sirkulasi air dengan pemanfaatan kincir aerasi sebagai penambah oksigen terlarut. Dapat juga dilakukan reklamasi tambak atau dalam persiapan dan pengolahan tanah dasar tambak dan penjemuran yang lebih lama melalui proses oksidasi.

d. TSS Total Suspended Solid