Kecerahan HASIL DAN PEMBAHASAN

dapat menyebabkan blooming fitoplankton. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen yang mengakibatkan penurunan kualitas air. Sedangkan BO perairan tambak optimal untuk budidaya ikan kerapu di tambak adalah kurang dari 40 ppm. Sedangkan kemampuan toleran adalah berkisar 50-60 ppm Supratno dan Kasnadi, 2003. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi atau meminimalisir kandungan BO dalam air adalah dengan penggantian air secara rutin terutama bagian dasar, juga dilakukan penggunaan aerasi atau kincir. Sebagai antisipasi awal dapat dilakukan pengangkatan dan penjemuran yang lebih lama pada waktu persiapan tambak, sehingga terjadi proses oksidasi yang lebih sempurna.

h. Kecerahan

Dari hasil pengamatan kualitas air untuk parameter kecerahan atau kekeruhan di Kecamatan Keling pada lokasi sumber air Clering CLR dan Ujung Watu UJW masing-masing menunjukkan kategori N1 yaitu keruh, sehingga memiliki faktor pembatas yang serius. Sebaran tingkat kecerahan sumber air di Kecamatan Keling dapat dilihat pada Gambar 16. Kecerahan atau kekeruhan air pada budidaya ikan kerapu di tambak cukup berpengaruh, yaitu jika terjadi kekeruhan yang tinggi akan menggangu dalam proses pernafasan pada ikan, karena insang akan tertutup oleh patikel lumpur. Upaya yang dapat dilakukan untuk megantisipasi atau meminimalisir adalah dengan dilakukan penjernihan air melalui media tandon sebagai pengendapan air sebelum dimasukkan ke tambak pemeliharaan ikan kerapu. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan biofilter berupa rumput laut atau kerang hijau. Gambar 16. Peta sebaran tingkat kecerahan sumber air di Kec. Keling

4.2.1.3. Input Teknologi Budidaya Ikan Kerapu a.

Lokasi Tambak Clering Lokasi tambak di daerah Clering adalah klas kesesuaian lahan S2 dan S3 yang memiliki faktor pembatas BO tinggi, tektur debu, redoks potensial negatif tinggi. Dengan melihat beberapa faktor pembatas yang ada tersebut, maka daerah pertambakan Clering dalam penerapan teknologi budidaya ikan kerapu di tambak yang tepat adalah teknologi semi intensif. Sedangkan input teknologi yang tepat dan dapat dilakukan adalah budidaya ikan kerapu, dengan sistem modular pendederan dan pembesaran. Penggunaan petak tandon sebagai temapt pengendapan partikel lumpur adalah upaya perbaikan kualitas air, agar kondisi air lebih. Alternatif lain adalah dilakukan penanaman rumput laut atau pemeliharaan jenis kekerangan kerang hijau atau oystertiram pada petak tandon. Ikan kerapu yang cocok untuk diterapkan adalah jenis kerapu lumpur sesuai dengan tekstur tanah debu. Penerapan lain untuk budidaya ikan kerapu adalah dengan sistem multi spesis campuran, yaitu dalam satu area tambak dipelihara ikan kerapu lumpur, bandeng, rumput laut dan kerang hijau . Hal ini kemungkinan besar sangat cocok karena sesuai dengan jenis tekstur tanah yang cenderung dominan debu atau lumpur.

b. Lokasi Tambak Ujung Watu UJW