6.2. Evaluasi
Dilakukan evaluasi dari alternatif perbaikan yang ada terhadap permasalahan yang terjadi pada bagian ruang tunggu Stasiun Kereta Api di
Medan. Evaluasi yang dilakukan meliputi: 10. Penambahan petugas untuk mengganti display informasi
Dengan adanya penambahan satu orang petugas supervisor pelayanan stasiun diharapkan pergantian display dapat berjalan dengan lancar. Penugasan
petugas untuk melakukan pergantian display informasi dapat berjalan dengan lancar jika petugas disiplin dalam mematuhi jadwal yang sudah ditetapkan
yaitu pergantian display informasi paling lambat 30 menit sebelum jadwal keberangkatan kereta api. Dengan adanya kesiagaan dari petugas diharapkan
tidak terjadi lagi kebingungan dari penumpang kereta api. 11. Penambahan jumlah petugas customer service yang memberikan informasi
Penambahan satu orang petugas customer service untuk setiap shift kerja harus sejalan dengan kualitas informasi yang diberikan oleh petugas kepada
penumpang. Customer service yang sudah terlatih diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam memberikan informasi dan
melayani kebutuhan penumpang sehingga kualitas pelayanan kereta api dapat menjadi lebih baik
12. Perbaikan kondisi toilet yang bau dan kurang bersih Perbaikan kondisi toilet yang kurang bersih dapat terlaksana dengan adanya
pegawasan dari petugas terhadap jadwal kebersihan toilet. Peralatan yang digunakan pun sangat mendukung terciptanya toilet yang bersih. Petugas
cleaning service diharapkan dapat mematuhi jadwal piket yang sudah ditetapkan dan melakukan tugasnya dengan disiplin sehingga dapat tercipta
toilet yang bersih. Kondisi toilet yang bersih akan membuat penumpang merasa nyaman ketika menunggu jadwal keberangkatan dan hal ini dapat
meningkatkan kualitas pelayanan pihak kereta api. 13. Pemasangan display informasi mengenai harga tiket dan gambar rute
perjalanan kereta api Pemasangan display informasi haruslah pada areal yang mudah terlihat dan
dalam jumlah yang memadai. Display informasi yang dibuat sebaiknya bersifat informatif dan mudah dimengerti oleh penumpang. Display informasi
yang rumit akan membuat penumpang bingung, oleh sebab itu diperlukan perancangan display yang jelas dan informatif.
14. Perencanaan ulang posisi peletakan display, pengadaan dan pemasangan display informasi mengenai nomor, jenis kereta, jalurspoor dan lokasi peron
kereta api Perencanaan ulang posisi peletakan display informasi mengenai nomor, jenis
kereta, jalurspoor dan lokasi peron kereta api harus dilakukan sebaik mungkin. Peletakan display seharusnya pada areal yang mudah dilihat oleh
penumpang. Hal ini dilakukan agar informasi yang hendak diberikan pihak kereta api dapat diterima dan dimengerti oleh penumpang.
15. Pengadaan, pemasangan dan perawatan alat pendingin ruangan untuk mengatasi kondisi temperatur udara di bagian ruang tunggu yang panas 31-
35,3
o
C
Pemasangan alat pendingin ruangan diharapkan diimbangi dengan proses perawatan secara teratur sehingga kondisi fasilitas dapat tetap terjaga dengan
baik. 16. Pengadaan, pemasangan dan perawatan loudspeaker diareal ruang tunggu agar
tingkat intensitas bunyi yang tinggi 66,8-88,1dB di ruang tunggu tidak mengganggu jalannya informasi dari PPKA ke penumpang
Pemasangan loudspeaker diharapkan diimbangi dengan proses perawatan secara teratur sehingga kondisi fasilitas dapat tetap terjaga dengan baik.
Sehingga dengan kondisi loudspeaker yang baik diharapkan informasi yang disampaikan pihak PPKA dapat diterima dan dimengerti oleh penumpang.
17. Sosialisasi kepada penumpang display informasi yang ada Sosialisasi yang diberikan kepada penumpang diharapkan dapat membuat
penumpang mengerti dengan display informasi yang ada. Tapi diharapkan penumpang lebih peka dan menyimak dengan baik sosialisasi yang diberikan.
18. Peran petugas customer service dalam memberikan informasi Dengan adanya pengarahan yang dilakukan kepada petugas customer service
diharapkan petugas mengerti akan informasi yang harus disampaikan kepada penumpang dan Petugas diharapakan dapat melayani pertanyaan dari
penumpang dengan sikap yang ramah dan bersahabat. Dari analisis yang dilakukan didapatkan hasil bahwa bagian ruang tunggu
Stasiun kereta api masih belum memenuhi kriteria ruang tunggu yang baik berdasarkan Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta
Api PM no:9 Tahun 2011. Kemudian dilakukan evaluasi perbaikan terhadap
permasalahan yang ada pada bagian ruang tunggu stasiun kereta api juga dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap Indian Railway Station
Standard. Dengan adanya proses perbandingan ini diharapkan untuk masa mendatang kereta api bisa menjadi leader transportasi darat di Sumatera Utara.
Adapun evaluasi perbandingan yang dilakukan yaitu: 1. Station Information Centre SIC
SIC dilengkapi dengan peta rute perjalanan, peta stasiun dan melayani kebutuhan informasi penumpang lainnya. Ada beberapa kriteria mengenai
desain dan posisi dari SIC: e. Petunjuk dengan lebar minimum 3,5 m.
f. Petunjuk harus 0,5 m dari lantai dan paling tinggi 1,5 m ke atas. g. Petunjuk SIC dengan dua sisi harus dilengkapi dengan informasi yang
sama. h. Posisi peletakan SIC harus disekitar area masuk stasiun, dibagian platform
dengan jarak akses tidak lebih dari 300 meter dari jalur keberangkatan dan disetiap titik keluar untuk penumpang transit.
2. Internet Stasiun kereta api menyediakan fasilitas akses internet Wi-Fi secara gratis.
Jaringan transmisi dapat diakses melalui media telekomunikasi seperti Hp dan laptop. Stasiun juga menyediakan tempat yang dilengkapi dengan fasilitas
komputer dengan akses internet. 3. TVM Ticket Vending Machines
Ticket vending machines dilengkapi dengan mesin penjual tiket automatis dan informasi pemesanan tiket. Posisi TVM haruslah mudah diakses oleh
penumpang dan berdekatan dengan bagian ruang tunggu. 4. Walk-in Scanning Machine
Stasiun kereta api dilengkapi dengan walk-in scanning machine dengan ukuran minimal tinggi 2,3 m, panjang 0,9 m, dan lebar 0,17 m. Alat ini
berfungsi untuk melakukan sensor secara otomatis kepada penumpang sebelum masuk ke bagian ruang tunggu stasiun kereta api.
5. Baggage Scanning Machine Baggage scanning machine berfungsi untuk melakukan pengecekan dan sensor
terhadap barang bawaan penumpang kereta api. Pengecekan barang bawaan penumpang bertujuan untuk mencegah adanya benda keras dan berbahaya
yang dibawa selama perjalanan demi menjaga keamanan dan kelancaran selama perjalanan.
Untuk melakukan pengadaan SIC, TVM, Walk in Scanning dan Baggage scanning pihak pengelola Kereta api haruslah memiliki kesiapan dari berbagai
aspek meliputi aspek keuangan, pihak kereta api harus mengeluarkan biaya untuk pengadaan fasilitas tersebut dan aspek SDM, pihak petugas harus siap untuk
mempelajari teknologi baru yang ada dan kemudian harus melakukan sosialisasi teknologi yang baru terhadap penumpang.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1. Kondisi fasilitas pada bagian ruang tunggu Stasiun kereta api di Medan masih
belum sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No.9
Tanggal 8 Febuari 2011. 2. Temperatur udara pada bagian ruang tunggu stasiun kereta api selama satu
minggu pengamatan berada pada rentang 31-35,3
o
C sehingga penumpang merasa kepanasan dan gerah ketika menunggu kedatangan kereta api tujuan.
3. Tingkat intensitas bunyi pada bagian ruang tunggu Stasiun Kereta api berada pada rentang 66,8 dB sampai 88,1 dB. Tingkat intensitas bunyi yang cukup
tinggi di bagian ruang tunggu ini, sangat mengganggu jalannya informasi yang diberikan oleh pihak Petugas Perjalanan Kereta Api PPKA dengan mic
melalui loud speaker yang ada. 4. Tingkat pencahayaan pada bagian ruang tunggu stasiun kereta api berada pada
rentang 200-215 lux. Tingkat pencahayaan yang ada sudah memenuhi standar pencahayaan yang direkomendasi untuk pekerjaan kasar dengan detail besar
pada aktivitas yang biasa dilakukan penumpang di bagian ruang tunggu seperti: membaca koran yaitu 200 lux.