Deskripsi subjek penelitian Deskripsi Penelitian

57 kecenderungan menjadi outlier. Istilah outlier merujuk pada data yang dikerjakan secara asal-asalan yang mengakibatkan error pada pengukuran uji distribusi normal sehingga perlu dieliminir Santoso, 2010. Pada penelitian ini, subjek cenderung memberikan jawaban dengan memberi respon yang relatif sama polanya pada beberapa item. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan data dari skala yang berjumlah 143 eksemplar.

B. Deskripsi Penelitian

1. Deskripsi subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan data yang diperoleh dari 143 perawat. Dari keseluruhan subjek, diperoleh informasi data demografis berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut : Tabel 4.1 Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 14 9.79 Perempuan 129 96.27 Jumlah 143 100 Dari tabel 4.1 diketahui bahwa subjek penelitian didominasi oleh perempuan dengan persentase 96,27 . Di sisi lain, jumlah subjek laki-laki yang terlibat dalam penelitian ini hanya sebanyak 14 orang dengan persentase 9,79 . Botero dan Van Dyne 2009 menyatakan bahwa data demografis jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja memiliki keterkaitan terhadap munculnya prosocial voice. Laki-laki yang memiliki pendidikan tinggi akan cenderung prosocial voice dibandingkan perempuan Botero PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Van Dyne, 2009. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran variabel kontrol jenis kelamin. Awalnya peneliti ingin menggunakan data demografis perbedaan jenis kelamin untuk mengetahui adanya perbedaan perilaku prosocial voice, tetapi karena perbandingan jumlah subjek laki-laki dan perempuan tidak seimbang maka hal tersebut tidak dilakukan. Publikasi jurnal yang ditulis LePine dan Van Dyne 1998 menggunakan infomasi usia subjek penelitian untuk mengukur prosocial voice. Hal ini dikarenakan penelitian sebelumnya selalu melakukan pengambilan data dengan subjek yang berada pada usia kerja produktif dan tidak menggunakan subjek dibawah umur LePine Van Dyne, 1998, Morrison ,Sin, Pan 2015. Undang-Undang ketenagakerjaaan No.13 tahun 2003 mengatur usia minimal individu boleh bekerja adalah 15 tahun. Pada usia 15 tahun, individu hanya boleh melakukan pekerjaan yang ringan agar tidak menganggu perkembangan fisik, mental dan sosial. Mengacu pada referensi LePine dan Van Dyne 1998 dan UU ketenagakerjaan tahun 2003, peneliti merasa perlu memperoleh informasi mengenai usia dari keseluruhan subjek Tabel 4.2 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase 20 – 25 tahun 26 18,18 26 – 30 tahun 63 44,06 31 – 35 tahun 28 19,58 35 tahun 27 18,88 Jumlah 149 100 59 Data demografis pada tabel 4.2 memberikan informasi subjek yang paling banyak terlibat dalam penelitian ini adalah subjek pada rentang usia 26-30 tahun dengan persentase sebanyak 44,06. Kemudian sebanyak 28 subjek pada usia 31-35 tahun dengan persentase 19,58. Persentase paling rendah terdapat pada 26 subjek yang berusia pada rentang usia 21-25 tahun. Dari data tersebut diketahui seluruh bjek berada rentang usia kerja produktif yang sesuai peraturan ketenangakerjaan Indonesia dan tidak ada subjek yang berada dibawah usia 15 tahun. Dengan demikian keseluruhan subjek digunakan dalam penelitian ini. Van Dyne dan LePine 1998 memaparkan dua kategori durasi lama kerja karyawan yaitu, lamanya karyawan telah kerja diorganisasi organizational tenure dan lamanya karyawan telah berada disebuah kelompok kerja group tenure. Hasil penelitian yang dipublikasikan Stamper dan Van Dyne 2001 menunjukkan karyawan yang lebih lama bekerja diperusahaan lebih nyaman melakukan prosocial voice dibandingkan yang masih baru. Hal ini dikarenakan karyawan yang lebih lama telah mengenali situasi kerja, mekanisme kerja, dan jobdesk profesi mereka. Berdasarkan refensi Stamper dan Van Dyne 2001, peneliti merasa waktu 1 tahun bekerja dapat memberikan kesempatan subjek mengenali situasi kerja sehingga ada kemungkinan mereka prosocial voice. Dengan demikian perlu diperoleh informasi lamanya subjek penelitian telah bekerja di rumah sakit. 60 Tabel 4.3 Deskripsi data subjek berdasarkan lama bekerja di rumah sakit Lama kerja di instansi Frekuensi Persentase 1 – 5 tahun 65 45.45 6 – 10 tahun 46 32.17 11 – 15 tahun 26 18.18 15 tahun 6 4.20 Jumlah 143 100 Tabel 4.3 memaparkan informasi keseluruhan subjek telah memenuhi syarat pengalaman kerja minimal satu tahun. Terpenuhinya syarat tersebut, menunjukkan perawat telah memiliki waktu yang cukup untuk mengenali situasi kerja, mekanisme kerja, dan jobdesk profesi mereka. Dengan demikian, perawat dirasa memiliki informasi yang cukup seandainya akan melakukan prosocial voice terkait hal apa yang ada dalam rumah sakit. Oleh karena itu data yang diperoleh dari 143 subjek dapat digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.4 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Lama Bekerja Dengan Kepala Ruangan Saat Ini Lama kerja dengan kepala ruangan Frekuensi Persentase 1 – 5 tahun 80 55.94 6 – 10 tahun 39 27.27 11 – 15 tahun 20 13.99 15 tahun 4 2.80 Jumlah 143 100 Informasi pada tabel 4.4 menunjukkan sebanyak 59,06 dari keseluruhan subjek penelitian merupakan perawat yang sudah bekerja dengan kepala ruangan dalam rentang 1-5 tahun. Selain itu perawat yang lainnya telah lebih lama bekerja dengan kepala ruangan di rumah sakit 61 tersebut. Liden, Wayne dan Stilwel 1993 mengatakan hubungan antara pemimpin dan bawahan akan mulai terbentuk sejak dua minggu pertama bekerjasama. Terpenuhinya persyaratan ini menunjukkan kepala ruangan dan perawat telah memiliki waktu yang cukup dalam mengenali dan mengembangkan kerja sama sehingga bisa dilihat kualitas hubungan diantara mereka. Oleh karena itu seluruh subjek penelitian telah memenuhi syarat pengalaman bekerja minimal 1 tahun dengan kepala ruangan, sehingga seluruh data dari 143 subjek dapat digunakan untuk meneliti variabel LMX. Selain melakukan kontrol terhadap variabel LMX, peneliti juga melakukan kontrol terhadap variabel prosocial voice. Peneliti menyertakan alat ukur tambahan untuk melihat apakah subjek memiliki ide yang ingin disampaikan kepada kepala ruangan sehingga mendorong kecenderungan untuk melakukan prosocial voice Burris, Dettert Chiaburu, 2008; Dettert Burris, 2007. Ketika pengambilan data dilakukan, sangat dimungkinkan subjek memiliki skor prosocial voice yang rendah karena sedikit memiliki ide yang ingin disampaikan kepada atasanya Dettert Burris, 2007. Peneliti memberikan 5 item dengan pilihan respon yes-no untuk mengukur apakah subjek memiliki ide, informasi, saran, atau kritikan kepada kepala ruangan. Setiap jawaban yes diberi skor 1, sedangkan setiap jawaban no memperoleh skor 0. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Tabel 4.5 Deskripsi Skor Prosocial voice Subjek Skor Prosocial voice Frekuensi Persentase 1 15 10,48 2 27 18,88 3 38 26,57 4 42 29,37 5 21 14,68 Jumlah 143 100 Dari tabel 4.5 diketahui keseluruhan subjek dalam penelitian ini memiliki skor 1 hingga 5 dan tidak ada yang memiliki skor 0. Dengan demikian semua subjek telah memenuhi persyaratan, yaitu memiliki ide yang memungkinkan setiap subjek melakukan prosocial voice.

2. Deskripsi data penelitian