4. Khasiat dan manfaat
Dekok biji rosela diketahui mampu mengobati disuria dan kasus-kasus ringan dispepsia Sarkar, Hossen, Howlader, Rahman, and Dey, 2012. Di
Indonesia sendiri, umumnya rosela digunakan dengan menyeduh kelopak bunga rosela yang telah dikeringkan Hutahean, 2010.
Kandungan antosianin, flavonoid, dan asam fenolik bunga rosela memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Uji antioksidan metode DPPH,
menunjukkan bahwa IC
50
ekstrak bunga rosela adalah 0,24 mgml dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki IC
50
0,35 mgml Obouayeba, Djyh, Diabate, Djaman, N‟guessan, Kone, et al., 2014.
Rosela juga ditemukan memiliki aktivitas analgesik, antipretik, dan antiinflamasi. Pada uji analgesik metode rangsang kimia, dihasilkan persen
proteksi sebesar 66,85 pada dosis 500 mgkg BB yang setara dengan natrium diklofenak 78,45 dosis 25 mgkg BB Ali, Ashraf, Biswas, Karmakar, and
Afroz 2011. Penelitian Ali, Mohamed, and Mohammed 2014 juga membuktikan pada ekstrak petroleum eter biji rosela terdapat aktivitas analgesik.
Metode rangsang kimia menunjukkan adanya persen proteksi signifikan dari ekstrak petroleum eter biji rosela sebesar 45 pada dosis 8 mlkg BB , yang
sebanding dengan natrium diklofenak 10 mg persen proteksi 52,6 Ali, Mohamed, and Mohammed 2014.
Aktivitas antipiretik, antiinflamasi, dan analgesik tersebut diduga karena kandungan flavonoid, polisakarida, dan asam organik dari kelopak bunga rosela.
Namun, data mengenai senyawa spesifik dan mekanisme yang mungkin terjadi masih terbatas dan perlu ditelusuri lebih lanjut Ali, Wabel, and Blunden, 2005.
5. Toksikologi
Ekstrak rosela memiliki derajat toksisitas yang rendah. LD
50
ekstrak kelopak bunga rosela pada tikus ditemukan di atas 5000 mgkg Ali, Wabel, and
Blunden, 2005. Studi menunjukkan bahwa pada dosis yang sangat tinggi dari ekstrak rosela dapat menimbulkan efek toksik pada sistem hepatik, dan
menyebabkan distrofi otot Fakeye, Pal, Bawankule, Yadav, and Khanuja, 2008.
6. Interaksi